Dampak El Nino, Sejumlah Wilayah di Bima Berstatus Hari Tanpa Hujan
Bima,
Samadapos.com – Akibat
dampak El Nino, beberapa wilayah di Kabupaten Bima masih berstatus
hari tanpa hujan (HTH). Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, sejumlah wilayah itu di
antaranya Kecamatan Soromandi, Donggo, Madapangga, Monta, Palibelo dan Sape.
Kepala BMKG Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima,
Dariyatno, menjelaskan, El Nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut
yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (sea surface
temperature-SST) di samudera Pasifik sekitar ekuator, khususnya di bagian
Tengah dan Timur (sekitar pantai Peru).
Dijelaskannya, karena lautan dan atmosfer adalah dua
sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut menyebabkan
terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat
terjadinya penyimpangan iklim. Dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut
di sekitar Indosia (pasifi equator bagian Barat) umumnya hangat dan karenanya
proses penguapa mudah terjadi dan awan-awan hujan mudah terbentuk.
Namun lanjut Daryatno, ketika fenomena El Nino
terjadi, saat suhu permukaan laut di Pasifik ekuator bagian Tengah dan Timur
menghangat, justru perairan sekitar Indonesia umumnya mengalami penurunan suhu
(menyimpang dari biasanya). “Akibatnya terjadi perubahan pada peredaran masa
udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di
Indonesia,” jelasnya.
Berdasarkan data BMKG, Provinsi NTB merupakan salah
satu wilayah yang telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari.
Kekeringan terjadi sejak Mei lalu. Musim kemarau tahun 2015 lebih panjang
dibandingkan tahun 2014 lalu sehingga awal musim hujan tahun 2015/2016
mengalami kemunduran. Pada tahun 2015 ini, fenomena El Nino mencapai level
moderat dan menguat Agustus ini.
Di sebagian besar wilayah Indonesia, musim hujan baru
diprediksi akan mulai November atau Desember. Kondisi kemarau akan menyebabkan masa
paceklik atau gagal panek, sedangkan pada sektor kehutanan akan berdampak pada
kebakaran hutan dan lahan.
Namun di balik imbas negatif dari kondisi itu,
fenomena ini juga membawa dampak positif bagi sektor kelautan. Karena suhu muka
laut di wilayah Indoneia dingin sehingga dapat menambah populasi ikan sehingga
tangkapan ikan dan potensi garam, juga meningkat.(SP.02)
Post a Comment