Gelar Dialog Da’i, Cegah Radikalisme dan Terorisme

Aksi Terorisme Mengusik Banyak Orang. Ilustrasi/ Ist

Samada Pos, Kota Bima - Dalam rangka mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di Kota Bima, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi NTB menggelar dialog da’i pemula yang dilaksanakandi Aula Home stay Mutmainnah, pada Rabu kemarin (20/07). Acara ini diikuti oleh sebanyak 150 orang Da’i pemula se Kota Bima Kab. Bima dan Kabupaten Dompu.

Narasumber dalam kegiatan ini menghadirkan Prof. Ahmad Thibraya MA (guru besar UIN Jakarta), Ketua FKPT Provinsi NTB, Kasubdit Kewaspadaan BNPT dan Ketua MUI Provinsi NTB. Hadir dalam kegiatan tersebut sekaligus membuka acara Asisten II Setda Kota Bima Drs. M. Farid, M.Si,.

Dalam pembuka yang disampaikan oleh Ketua FKPT Provinsi NTB, Drs. H Lalu Mudjitahid menyampaikan bahwa salah satu penyebab tumbuh suburnya paham terorisme dan radikalisme di Indonesia termasuk di Daerah Bima (Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu) Provinsi NTB adalah juga karena kurangnya partisipasi dari tokoh agama dan tokoh masyarakat (bersikap acuh) dalam mencegah tumbuh suburnya penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Oleh karenanya diperlukan kekompakan seluruh elemen masyarakat dalam mencegahnya kedua paham ini secara terpadu dan integrasi oleh seluruh pihak.
 
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh FKPT Provinsi NTB yakni diawali oleh Deklarasi yang dilakukan oleh FKPT Provinsi NTB pada bulan Maret dan pada Selasa lalu (19 Juli 2016) juga telah dilaksanakan deklarasi anti Radikalisme dan Terorisme yang di pusatkan di Kota Bima. Dijelaskannya bahwa kegiatan dialog yang dilaksanakan ini menjadi tindak lanjut untuk meyatukan pikiran dan pendapat sehingga para da’i nantinya dapat menjadi pioner untuk melakukan pencerahan dan mengedukasi masyarakat mengenai bahaya paham radikalisme dan terorisme.

Senada yang disampaikan oleh Ketua FKPT Provinsi NTB, Kasubdit Kewaspadaan BNPT Dr. Hj Andi Lintang Dulung dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu momentum dalam menyatukan persepsi dan pandangan seluruh masyarakat agar dapat mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme di tengah – tengah masyarakat. Da’i muda menjadi ujung tombak sasaran dengan harapan dapat menyampaikan ke jamaahnya agar dapat menyampaikan pencerahan mengenai bahaya kedua paham ini.

“Pencegahan harus dimulai dari unsur terkecil yakni keluarga, lingkungan sekitar lalu kemudian masyarakat. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan perlu kita miliki dalam menanggulangi terorisme. Terorisme bukan hanya sekedar masalah teror dan penyerangan yang dilakukan namun lebih kepada pemahaman mengenai ideologi dan pemahaman agama”, jelas Dr. Lintang.

Dalam sambutan Walikota Bima yang disampaikan oleh Asisten II Setda Kota Bima Drs. M. Farid, M.Si menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas partisipasi seluruh masyarakat dalam kegiatan deklarasi anti radikalisme dan terorisme pada Selasa (19/07) lalu. Apresiasi juga kepada BNPT dn FKPT yang telah menggagas kegiatan dialog da’i pemula ini. Baginya, seluruh rangkaian yang dilaksanakan ini menjadi salah satu prgram strategis dan upaya konkrit dalam penanggulangan paham radikalisme dan terorisme.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dan dialog hangat bersama Prof. Ahmad Thibraya. Dalam ceramah materinya Prof. Ahmad Thibraya. menyampaikan bahwa dalam rangka mencegah paham radikalisme dan terorisme maka sebagai para mubaligh perlu mendekati dekati kawan-kawan yang berbeda penafsiran dengan cara-cara yang persuasif, menyejukkan dan yang baik.Tindak lanjut dari apa yang dilaksanakan/dialog pada hari ini perlu dilakukan secara kontinyu dan para mubaligh menjadi ujung tombak dalam melaksanakan pencerahan secara berkesinambungan.

“Tingkatkan pendidikan agama mulai dari keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar dan keterlibatan perintah daerah dan lembaga keagamaan, tokoh masyarakat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi penyebaran paham ini”, jelas Prof. Ahmad Thibraya.(SP.01)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.