Cobra dan BIN Kembali Sorot Dinas Pertanian Kabupaten Bima
Ebon Berorasi di Halaman Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura kabupaten Bima |
Samada
Pos, Kabupaten Bima – Akhir akhir ini, dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Holtikultura Kabupaten selalu menjadi pusat perhatian masyarakat
kabupaten Bima. Bukan hanya petani lewat kelompok tani dan gabungan kelompok
tani, namu para aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) penggiat anti korupsi
pun perhatiannya terfokus di dinas yang satu ini.
Pantauan langsung
sumadapos.com senin (01/08) lalu, puluhan aktivis LSM dari Comando Barisan
Rakyat (Cobra) dan dari Badan Investigasi Nusantara (BIN) kembali mendatangin
dinas pertanian setempat. Kehadiran puluhan aktivis LSM langsung merangsek masuk
ke halaman kantor pertanian, tanpa pengawalan polisi, para aktivis ini
menggelar orasi dengan menyampaikan berbagai tuntutan.
Secara bergantian, para
oratot yang kebanyakan masih sebagai Mahasiswa ini menyampaiakan orasi dengan
tuntunta agar dinas setempat agar menyerahkan SK kelompok tani yang akan
menerima hand traktor tahun 2015 dan tahun 2016 sesuai dengan surat perjanjian
salah satu kepala bidang pada saat mereka menggelar aksi unjukrasa sebelumnya.
Irawan salah satu orator
juga menuntut kepada pihak dinas pertanian agar dalam penyaluran bantuan kepada
petani haru melibatkan seluruh elemen dalam pelaksanaan pembagian hand traktor
dan bantuan lainnya.
Informasi yang dihimpunwartawan dari berbagai pihak serta pantauan langsung wartawan di ruang kerjanya, kepala dinas setempat Ir. H.M. Tayeb sedang tidak ada dikantor dan masih berada di luar daerah untuk kegiatan dinas/tugas luar.
Setelah meneggelar aksi
unjukrasa beberapa waktu, puluhan penggiat LSM ini melanjutkan aksinya di depan
kantor bupati Bima. Dengan pengawalan dari beberapa personil kepolisian dari
resort kota Bima dengan puluhan personil Pol PP setempat, para penggiat anti
korupsi ini kembali menyuarakan tuntutan kepada bupati Bima Hj. Indah Damayanti
Putri agar melaksanakan evaluasi terhadap kelompok tani yang akan menerima
bantuan Alsinta.
Bukan hanya itu, Suken dalam
orasinya sempat menuding bahwa bupati beserta orang orang dekatnya terlibat
dalam sakndal pembagian handa traktor ilegal di dinas pertanian.
Setelah menggelar aksi
unjukrasa dengan melakukan orasi secara bergantian, massa aksi yang jumlahnya
puluhan ini pun diteri untuk melakukan audienasi bersama sekda, sebab tuntutan
mereka agar aspirasinya dapat diterima langsung oleh bupati atau wakil bupati
tidak dapat dipenuhi lantaran kedua kepala daerah ini sedang melakukan tugas
luar daerah.(SP.01)
Post a Comment