Abu Bakar M.Pd, Sosok Kepsek Yang Ulet

Madapangga, samadapos.com - Perubuhan dan kemajuan dunia pendidikan (sekolah) tidak bisa lepas dari perjuangan dan kerja keras seorang pucuk pimpinan (kepala sekola), hal itulah yang terjadi di SMAN 2 Madapangga kabupaten Bima. Terhitung lebih kurang 4 tahun lamanya SMAN 2 Madapangga didirikan, meski umurnya baru seumur jagung, namun semua mata yang melihat harus mengakui keuletan seorang kepala sekolah tersebut, dengan perjuangan dan kerja kerasnya dapat memberikan warna baru bagi perkembangan dan kemajuan sekolah setempat, hal itu terbukti adanya program bebas biaya untuk seluruh siswa dan bertambahnya RKB 2 lokal.

Kepala SMA 2 madapangga A. Bakar, S.Pd, M.Pd yang ditemui wartawan di sekolah setempat Jum’at (14/08/2015) menjelaskan bahwa sejumlah gebrakanya selama menjabat sebagai kepala SMAN 2 Madapangga yang berumur lebih kurang 2 tahun berjalan.

Meski dengan umur yang begitu muda, tapi berbagai langkah dan perjuangan tengah dilalui semata-mata untuk membagun sekolah yang dipimpinya ke arah yang lebih maju, sebelum dipindahkan dari kepala SMAN 2 Bolo, sekolah yang kini ia pimpin kondisinya benar-benar memprihatinkan, dimana saat itu hanya ada ruangan kelas 3 lokal ditambah ruangan guru, laboraturium, perpustakaan dan kantor dan siswa pun masih sangat minim.

Guru memang banyak, tetapi banyak yang tidak tahu jadwal ngajar dan datang sekolah sesuai selera masing-masing. Hal itulah yang memacunya untuk berbuat banyak dan bekerja keras agar sekolah dapat maju supaya masyarakat mau mempercayai SMAN 2 Madapangga sebagai sekolah harapan Madapangga. Langkah pertama dilakukan adalah menata, menertibkan seluruh "Guru dan Siswa" untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan agar semuanya bisa disiplin waktu. Selain dari pada itu, didoronglah program sekolah bebas biaya bagi seluruh siswa, mulai dari sejak masuk hinga sampai keluar, semua itu semata-mata untuk meringankan beban orang tua siswa dalam hal biaya sekolah.

"Meski baru berjalan 2 tahun menjabat perubahan sangat signifikan salah satunya sekolah gratis" terang A. Bakar saat dietumui wartawan diruangan kerjanya. Lebih lanjut A. Bakar menjelaskan, ditahun 2015 ini sebanyak 2 lokal RKB yang diperoleh melalui dana alokasi khusus (DAK) dengan nominal anggaran lebih kurang Rp. 347 juta. Sejumlah anggaran tersebut selain untuk pembagunan gedung, juga dipergunakan untuk pengadaan mebeler dalam bentuk kursi dan meja masing-masing 88 buah kursi, 88 buah meja.

Hadirnya 2 lokal ruangan lengkap dengan meja dan kursi itu merupakan hasil perjuangan yang yang dilakukannya selama ini, meskipun terpaksa harus mengutang kiri kanan di sejumlah toko bangunan demi memenuhi bahan untuk memenuhi kebutuhan pembagunan, hal itu disebabkan terlambatnya pencairan anggaran ditermin ke 2, meski anggaran yang cair baru sekitar 20% namun pekerjan hampir 40%. Semua itu adalah wujud semangat kerena melihat gedung baru agar secepatnya siswa dapat menempati sebagai ruangan belajar, meskipun standar waktu yang ditentukan oleh dinas Dikpora bahwa gedung baru bisa ditempat setelah 3 bulan, namun ia (kepsek-red) berkeinginan pekerjaan cukup "1 bulan" lamanya dan semuanya sudah kelar supaya bisa cepat-cepat ditempati, tapi sebelum dimasuki akan dilaporkan terlebih dahulu ke dinas untuk mengetahui apakah bisa langsung ditempati atau harus tunggu 3 bula.


Hasratnya ingin menempati ruangan baru secepatnya itu bukan tanpa alasan, semuanya akibat desakan kondisi sekolah yang kekuarangan ruang belajar. Untuk menanggulangi kekurangan ruangan belajar, ruangan guru, laboratorium, perpustakaan dan lorong sekolah pun terpaksa dipakai untuk tempat belajar siswa. Hal itu sudah berjalan beberapa tahu lalu sejak ia (kepsek-red) belum memimpin sekolah tersebut. Meskipun saat ini sedang berlangsung pembagunan ruangan kelas 2 lokal, tapi tetap saja belum mampu menampung semua siswa yang ada, sebab data yang dihimpun wartawan, jumlah siswa baru masuk saja sebanyak 103 orang, maka idealnya harus ada 4 ruangan baru agar dapat memadai.(SP/04)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.