Serangan Panik Ternyata Membahayakan
Ilustrasi |
Samadapos.com - Sindrom panik, seperti jantung berdebar, perut terasa mulas, dan
sakit kepala, saat menghadapi ujian atau pembicaraan penting misalnya, adalah
normal. Namun, adakalanya rasa panik perlu mendapat penanganan lebih.
Menurut
sebuah survei yang dilakukan oleh Cosmo baru-baru ini, 38 persen wanita usia
25-35 tahun mengatakan pernah mengalami serangan panik atau panic attack.
"Berbeda
dengan sindrom panik biasa, serangan
panik ditandai dengan lonjakan kecemasan dan ketakutan secara tiba-tiba.
Rasanya tak terkendali," kata psikolog Tamar Chansky, PhD, penulis
Membebaskan Diri Dari Kecemasan.
Serangan
panik bisa ditandai oleh beberapa gejala sekaligus, yaitu berkeringat,
menggigil, ledakan panas dalam tubuh, palpitasi (adrenalin bergelombang),
gemetar, mati rasa atau kesemutan, pusing, disorientasi, perasaan bahwa Anda
sedang mengambang di atas tubuh Anda, sesak napas atau merasa seolah-olah Anda
tersedak, hingga takut Anda akan mati.
Memiliki serangan panik bisa berarti Anda sedang dalam
stres kronis. Serangan panik juga dapat ditandai dengan pikiran negatif yang
berlebihan.
Kebanyakan serangan panik berlangsung sekitar 10 menit,
menurut peneliti dari University of Pennsylvania School of Medicine. Untuk
membantu meredakannya, temukan ruang yang tenang untuk duduk dan bernapas
perlahan-lahan.
Mengulangi
mantra ini mungkin dapat membantu: “Ini tidak berbahaya”, kata Carole
Lieberman, MD, seorang psikiater di L.A. Bila merasa pusing, letakkan kepala
Anda di antara kaki untuk memperlancar aliran darah ke otak.
Jika
Anda sering dan terus mengalami serangan panik, berkonsultasilah ke seorang
terapis untuk bersama-sama menemukan strategi dalam mengurangi panik berlebih
tersebut.
Bila
berlarut dan dibiarkan, serangan panik ditakutkan bisa mengganggu
ketenangan hidup, bahkan mengarah pada stres kronis hingga depresi berat.(kompas.com)
Post a Comment