Diduga Timbun Benih Bawang, AGRA Dompu Gempur Dinas Pertanian

Dompu, Samadapos.com – Puluhan Pemuda dan Masyarakat Kelurahan Monta Baru dan Desa Rababaka Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, yang tergabung dalam serikat tani Aliansi Gerakan Reformasi Agraria (AGRA), Senin (26/9/2016) melakukan aksi unjuk rasa di halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Dompu. Unjuk Rasa tersebut digelar dalam rangka menyuaran dugaan penimbunan benih dan bibit tanaman pertanian oleh oknum – oknum di Dinas Pertanian setempat.

Koordinator Lapangan (Korlap), Sutrisno alias Romo, melalui pernyataan sikapnya dalam unjuk rasa, mengatakan, Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional yang ke – 65 Tahun, Serikat petani dompu, ingin mengingat kembali tentang hadiah kemerdekaan yang diberikan untuk petani yaitu UUP 1960. Selama perjalanan sejak dikeluarkanya UUPA, menjalankan program yang mereka canankan sendiri saja, hanya dijadikan sebagai lading bagi – bagi roti keuntungan.

“Hal ini bias kita lihat seperti yang terjadi saat ini di kabupaten dompu, khusunya (Dinas Pertanian, Red) selaku dinas yang berhubungan langsung dengan persoalan pertanian, baik penyiadaan pupuk, bibit dan obat – obatan pertanian lainya,” ungkapnya.

Menurut Romo, keberadaan Dinas Pertanian kabupaten Dompu, sebenarnya menjadi lembaga (Istansi, red) yang memediasi petani, agar petani tidak mengalami kerugian dalam melakukan produksi. Ada banyak program pertanian yang kelaur setiap tahunya, namun petani banyak banyak tidakmengetahui apa dan siapa yang akan menerima bantuan tersebut.”Bantuan tersebut banyak disalah gunakan dan cenderung melakukan manipulasi data – data (Data Kelompok tani, red),” bebernya.

Tidak hanya itu, lanjut Romo, pada tahun 2015 data usulan CPCL bantuan benih jagung kegiatan APBNP kabupaten dompu banyak kejanggalan. Dasar itu, kata dia, pihaknya menemukan ada tindakan illegal atau terdapat banyak indikasi manipulasi data (data fiktif, Red), bantuan tidak tepat sasaran, bahkan oknum PPL mendapatkan bantuan benih. Kejadian serupa, tambah Romo, yang terjadi pada tahun 2016, dimana Program Bantuan Benih Pemerintah (BAPEM) program intensifikasi belum didrop ditingkat petani, sehingga ada indikasi kelompok fiktif dan pemotongan benih.

”Modus lainnya yaitu dilakukan dengan cara menyimpan benih itu ternyata bukan di gudang. Melainkan di rumah pribadi dan ada beberapa kelompok yang menerima bantuan benih segaja tidak diadakan (dihilangkan, Red) dalam draf calon penerima benih Dinas pertanian dompu,” ungkapnya lagi.

Romo menuding, permainan yang dilakukan oleh oknum di lingkup Dinas Petanian, BPP, dan UPTD dilakukan secara sistimatis dan berkelanjutan. Maka itu, kata diia, perlu mendapatkan perhatian khusus baik masyarakat maupun lembaga penegak hokum dalam mengontrol distribusi benih di tingkat lapangan, karena ini sangat merugikan masyarakat dan mencederai istansi pemerintahan, bahkan  program unggulan ini terancam gagal.

Dasar itu, Romo beserta massa aksi lainya, meminta agar Dinas Pertanian Dompu segera keluarkan atau berikan data valid tentang penerima bantuan benih jagung Tahun 2016. Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta kepada Kepolisian dan Kejaksaan agar segera melakukan tindakan hukum terhadap adanya Indikasi korupsi pada program BAPEM program intensifikasi tahun 2016.”Apabila tuntutan kami ini tidak di indahkan. Maka besok kami akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi,” ancamnya.

Disela waktu,  Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dompu, Ir. Fakhrurozi, dihadapan massa aksi menyampaikan, bahwa di tahun 2016 ini Dinas Pertanian Dompu hanya diberi bantuan (jatah) sekitar 15.000 hektar benih jagung dari pemerintah pusat.”Di tahun lalu (2015) kemarin mencapai 20.000 hektar benih,” jelasnya saat berdialog dengan massa aksi diruangan rapat kantor Dinas Petanian.

Untuk diketahui lanjut Fakhrurozi, jika membandingkan dengan alokasi 2015 kemarin yang sebesar 20.000 hektar. Maka di tahun ini, Kabupaten Dompu hanya 15.000 hektar atau terdapat penurunan. Hal tersebut, kata dia, menjadi dilematis di satu sisi pada tahun 2015 kemarin, alokasi tinggi tetapi harga jagung tidak terlalu bagus.”Hal ini menyebabkan animo masyarakat tidak terlalu tinggi, sedangkan pada tahun 2016 animo sangat tinggi akibat dampak dari harga jagung yang sangat bagus,” terangnya.

Sementara itu, Kepala DPP Kecamatan, Syarifuddin, pada kesempatan itu juga menyampaikan, bahwa yang berkaitan dengan pendistribusian alokasi bantuan benih jagung, sebagian sudah disalurkan. Namun ditengah pendistribusian itu, kata dia, ada juga kelompok tani yang tidak mendapatkan bagian.”Salah satu kelompok tani yang belum mendapatkan bagian itu ada di Desa Rababaka Kecamatan Woja Dompu,” akunya.

Mengenai kenapa Desa Seneo mendapat benih (Bibit) jagung, lanjut Syarifuddin, itu semata – mata hanya untuk pengamat. Dimana pada saat musim panen tinggal langsung di droping ke masing – masing kelompok tani.”Bibit atau benih jagung tidak boleh disalurkan sebelum musim tanam,” jelasnya.

Ditambahkan Syarifuddin, untuk kelompok tani Desa Seneo itu, mereka sudah membuat surat pernyataan bersama agar bantuan untuk benih atau bibit jagung bagi kelompok tani di desa setempat tidak disalurkan ke kelompok lain. Sementara mengenai Bantuan No Bapem bantuan benih jagung Desa Rababaka itu permohonan, dimana pihaknya saat ini sedang menunggu kejelasan.”Saat ini kami  masih menunggu kepastian,” terangnya.


Maka itu, Syarifuddin meminta kepada massa aksi agar membentuk kelompok tani jagung yang tetap. Sebab, kata dia, selama pantuan langsung pihaknya ditemukan kelompok tani jagung yang ada di Desa Rababaka menanam jagung satu kali dalam 3 tahun. Bahkan ada yang menanam satu kali dalam 4 tahun dan Itulah alasan kenapa pihaknya mengalihkan dari tani jagung menjadi tani padu dan Kedelai.

”Saya minta agar massa aksi mengajukan permohonan kepada Babinsa terkait pengajuan 5 kelompok yang akan dibentuk. Terkait 5 kelompok So Roababaka yang di ajukan, kami dari dinas pertanian akan memperjuangkanya,” janjinya semberi menutup pembicaraan.(SP.05)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.