Perduli Kelestarian Hutan, KPHL Ampang Riwo Soromandi Akan Gelar Reboisasi
Dompu,
Samadapos.com - Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Ampang
Riwo Soromandi (KPHL - ARS), dalam waktu dekat ini berencana akan melakukan
penanaman bibit pohon (Reboisasi) yang cepat tumbuh di lahan - lahan masyarakat
dan tanah kosong di luar kawasan hutan. Hal ini dilakukan KPHL ampang riwo
soromandi, selain dalam rangka prihatin terhadap kelestarian hutan, juga untuk
mengantisipasi maraknya aksi illegal loging di wilayah Ampang Riwo
Soromandi."Dalam waktu dekat ini kami akan melakukan kegiatan itu,"
ujar anggota KPHL Ampang Riwo Soromandi, Dedi Rahmad alias Romo, kepada
wartawan, Selasa (11/10/2016).
Menurut Romo, tidak bisa
dipungkiri bahwa kebutuhan akan kayu di daerah ini masih terbilang tinggi. Hal
itu, kata dia, dibuktikan dari dinamika (maraknya, Red) kayu yang diduga
berasal dari hutan yang diambil tanpa mekanisme yang sah."Kalo bukan karena
kebutuhan kayu yang tinggi. Masa orang mau jualan kayu,walaupun diduga nyolong.
Betul nggak pak wartawan" katanya sambil tersenyum.
Diakui Romo, untuk memenuhi
kebutuhan akan kayu tersebut dan untuk memenuhi unsur legalitas kayu yang
selama ini dipertanyakan sumbernya. Maka KPHL ARS merancang konsep, dengan cara
melakukan penanaman kayu pada tanah milik masyarakat dan tanah tanah kosong di
luar kawasan hutan dalam bentuk Hutan Rakyat.
Keunggulan Hutan Rakyat,
kata dia, selain pengelolanya jelas karena tanah milik pribadi.(privat, Red),
juga deket dan yang pasti nggak ada tanah milik masyarakat di atas gunung.
Tanah diatas gunung itu sudah pasti adalah kawaasan hutan."Pada saat
diangkutnya kayu kayu itu juga cukup mudah, karena aturan kehutanan yang terkait
dengan kayu rakyat sejauh ini masih relatif mudah," jelasnya.
Romo meminta, adanya peran
Kepala Desa bersama perangkatnya, dalam hal pengawasan lokasi asal usul kayu.
Jangan lagi ada modus kayu dari hutan dibilang kayu dari tanah milik. Maka itu
peran Kades sangat penting dalam persoalan ini. Sebab tugas KPHL, kata di, adalah memetakan lokasi lokasi
penanaman yang pastinya diluar hutan dan memberikan kontribusi dalam bentuk
bantuan bibit tanaman kehutanan.
Tidak hanya itu, KPHL juga
memberikan pelayanan terkait informasi pengangkutan kayu rakyat agar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Bahkan , kata dia, pihaknya tetap melakukan
pengawasan dan pembinaan agar modus modus illegal logging seperti yang sudah
sudah tidak terulang kembali.
"Kalau butuh kayu, Ya
harus mau nanam dulu. Toh nanti yang punya kayu adalah yang punya tanah.
Intinya, harus mau capek di awal dan untung diakhir. Maka itu, kalau.menanam
bibit pohon (kayu) harus bibit yang cepat tumbuh saja, biar cepet dipanen dan
menghasilkan," saranya.
Selain menanam pohon yang
cepet tumbuh, tambah Romo, masyarakat juga bisa
menanam bibit pohon yang bisa dapat dijadikan pakan ternak, seperti kaliandra, lamtoro, petai dan bibit
pohon lainya.Pulau Sumbawa ini, kata dia, banyak ternak tapi yang punya ternak malasa mau kasi makan
ternaknya karena nggak mau capek.
"lha kalo ngambil
pakannya dari kebunnya sendiri, masak seh nggak mau juga. Ndablek itu
namanya.Ternak yang berkeliaran di hutan atau di jalan raya, itu juga
mengganggu pengguna jalan. Intinya, jangan cuma mau punya ternak tapi kasih
makan ternak nggak mau.Kasian kehutanan udah capek capek menanam dengan
menggunakan biaya dari uang negara, karena bibit pohon yang ditanam mati karena
dimakan ternak yang dilepas liar oleh pemiliknya. Masa ternak mau dikenakan
pasal korupsi karena makan uang negara," tuturnya.
Terlepas dari hal itu, Romo
menjelaskan, bahwa KPHL ARS bukan sebuah istana kaca yang tertutup. KPHL ARS
nggak menebar janji, akan tetapi KHPL ARS selalu membangun kemitraan yang
sejajar dengan seluruh stakeholders terkait sesuai dengan peran dan fungsi
masing - masing."Kami juga siap dikritik pak wartawan. Tapi kritikan iti
pokoknya asal tetap mengedepankan fakta dan data," tandasnya.(SP.05)
Post a Comment