Pemda Dompu Gelar Apel Nusantara Bersatu
Dompu,
MediaNTB.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Dompu,
Rabu (30/11/2016) menggelar kegiatan apel Nusantara Bersatu di lapangan
beringin kantor Pemda Dompu. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyuarakan
semangat persatuan, kebersamaan dan saling menghargai perbedaan antara umat
beragama.
Acara yang berlangsung
dengan tema Nusantara Bersatu (Indonesia Ku, Indonesia Mu, Indonesia Kita
Bersama) tersebut, di pimpin langsung oleh Wakil Bupati Dompu, Arifuddin SH dan
di ikuti langsung oleh pihak – pihak terkait. Mereka antara lain, Sekertaris
Daerah (Sekda) Kabupaten Dompu H. Agus Buchari SH M.Si, Par Staf ahli Bupati
Dompu, Asisten dan Kabag Lingkup Setda Dompu, Pimpinan SKPD Dompu, Pejabat
eselon III, IV dan Staf, Para camat, Lurah, Kades sekabupaten dompu.
Tidak hanya itu, hadir pula
dalam acara tersebut yaitu, Dandim 1614 Dompu Letkol CZI Arief Hadiayanto S.IP,
Kapolres Dompu AKBP Jhon Wesly Arianto
S.I.K, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Dompu, Ketua DPRD Dompu beserta anggota
DPRD Dompu dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) lainya. Ketua TP PKK
Dompu beserta anggotanya, Ketua GOW Dompu dan anggotanya, Pimpinan BUMN dan
BUMD sekabupaten dompu, Jajaran Dinas Dikpora Dompu dalam hal ini KCD, Kepala
Sekolah (kepsek), Guru serta siswa sekolah yang ada di wilayah Dompu. Jajaran
Dinas Pertanian, Puskesmas, BPPKB, BPP, Ketua KNPI Dompu beserta anggotanya,
Ketua dan Anggota Organisasi Masyarakat, Tokoh Agama, Pemuda dan Masyarakat
Dompu.
Ketua Dewan Pimpinan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Dompu,Yuliadin S.Sos, melalui orasinya dalan apel
nusantara bersatu menyampaikan, bahwa kehadiran semua orang dalam apel
nusantara bersatu ini membuktikan bahwa kita masih mencintai Indonesia.
“Dibawah terik matahari kita berdiri dan bertahan juga membuktikan bahwa adanya
ketulusan dan ke ikhlasan kita semua
untuk tetap mempertahankan merah putih tetap berdiri tegak di Bumi Pertiwi
Indonesia Tercinta,” teriaknya.
Ditambahkan Ketua DPRD, pada
hari ini kita masih menyaksikan banyak saudara – saudara se-Indonesia yang ingin
merongrong Negara Republik Indonesia atas nama agama. Mereka atas nama agama
pula, kata dia, ingin menghancurkan agama kita, termasuk daerah yang kita
cintai ini (Dompu, Red).”Saya menyampaikan, bahwa haram hukumnya untuk kita
mundur dari perjuangan ini,” ujarnya.
Menurut Ketua DPRD, bendera
merah putih harus tetap tegak berdiri di Bumi Pertiwi, termasuk di Bumi Nggahi
Rawi Pahu (Dompu). Pada hari ini, kata dia, dirinya ingin mengajak semua orang
yang berada disini untuk bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh.
Tidak hanya itu, lanjut
Ketua DPRD, ada empat pilar dalam kebangsaan kita yang harus ditaati, tunduk
dan wajib ,dipertahankan. Empat pilar kebangsaan itu antara lain, Pancasila,
Bhineka Tunggal Ika yang mengakui bahwa agama Islam, Budha, Kristen, Hindu dan
agama lainya boleh berdiri diatas bumi pertiwi nusantara ini dan hidup
berkembang di negeri ini. Dan itu harus diakui bahwa Negara kita (Indonesia)
penuh dengan keragaman. Boleh berbeda suku dan agama tapi tujuan kita tetap
satu, Indonesia tetap harus berdiri.
Kemudian pilar yang ketiga
yaitu, sambung Ketua DPRD, Negara Kesatuan Republik Indoensia (NKRI). Dimana
hal itu, kata dia, ada Sumatra, Jawa, Papua, Aceh, Nusatenggara, Sulawesi dan
termasuk Bumi Nggahi Rawi Pahu.”Hal ini adalah konsensus para pendiri bangsa
ini yang sampai hari ini harus kita taat dan tunduk serta wajib untuk
mempertahankanya,” jelasnya.
Sementara untuk pilar ke
empat yaitu, Undang – Undang dasar sebagai implementasi kehidupan bahwa Negara
kita adalah Negara Hukum. Dimana, menurut dia, siapapun harus dan taat kepada
hukum. Mau itu Gubernur, Presiden dan Ahok sekalipun harus tetap tunduk
terhadap hukum.
“Mari kita jadikan hukum
sebagai panglima dalam menyelesaikan persaoalan. Hukum sebagai alat kendali
pemerintahan dan social. Itu harus kita sepakati karena ini adalah konsensus
para pendiri bangsa ini. Negara kita diakui oleh dunia dan Negara kita adalah
Negara yang berdaulat dan bermartabat. Tidak boleh sejengkalpun tanah Indonesia
kita berikan kepada orang – orang yang ingin memecah belah Negara kita tercinta
ini,” terangnya.
Disela waktu, Sekertaris
Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Dompu, H. Agus Buchari SH. M.Si, melalui
orasinya juga dalam apel nusantara bersatu tersebut menyampaikan, pendiri
Negara ini menyadari bahwa Negara yang dibangun ini adalah Negara yang dipenuhi
oleh keragaman manusia. Mulai dari sabang sampai marauke, tediri dari berbagai
suku bangsa, agama, budaya dan adat istiadat.
”Keragaman ini berada dalam
satu simpul yaitu Bhineka Tunggal Ika. Karena itu mari kita menyadari bahwa
akan hak dan kewajiban sebagai warna Negara untuk sama – sama sadar bahwa
keragaman itu bukanlag perbedaan. Akan tetapi hal itu (keragaman, red) adalah
satu kekayaan bangsa dan Negara yang tetap berada dalam satu simpul Negara
Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Maka itu, Sekda mengajak
untuk bersama – sama tetap menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini, agar tidak putus dalam menjalin pelaksanaan hak – hak Negaranya
yang telah diberikan dalam undang – undang 1945.
”Mari kita sama – sama
menjaga keutuhan Negara ini, termasuk nilai – nilai kebersamaan, persatuan dan
kesatuan agar negara ini tetap terjaga keselamatan, keutuhan dalam simpul NKRI.
Mari kita sama – sama menjaga serta memelihara dan mempertahankan pemilihan
kepemimpinan bangsa sebagai sebuah proses demokrasi, sehingga siklus pemilihan
berikutnya bisa dilaksanakan sesuai dengan tatanan dan aturan yang ada,”
ajaknya.
Sementara itu, Wakil Bupati
Dompu, Arifuddin SH, pada kesempatan itu juga menyampaikan, bahwa Indonesia adalah negara dengan masyarakat
majemuk dengan lima agama (agama resmi, red), ratusan suku, bermacam – macam
golongan dan bahasa yang sejak dulu menyadari, bahwa dengan kemajemukanya
dipersatukan dalam landasan idealogi pancasila yang memiliki semboyan Bhineka
Tunggal Ika,yaitu berbeda – beda, tetapi tetap satu.
”Hal ini berati, meskipun
berbeda agama , suku, ras dan golongan, namun merupakan satu kesatuan sebagai
salah satu pilar kebangsaan bhineka tunggal ika. Ini juga merupakan realitas
bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaanya,” tuturnya.
Menurut Wakil Bupati, untuk
mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa dan bernegara,
kebhinekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikultur dengan
berlandaskan kekuatan spiritual demi tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
”Bhineka tunggal ika
sebenarnya sudah lama muncul. Bung Karno (Sukarno Hatta) Presiden RI
mengatakan, bahwa Negara ini bukanlah milik kelompok, tentu bukan pula
kepunyaan salah satu agama, etnis tertentu atau kelompok dengan tradisi
tertentu. Namun kepunyaan masyarakat dari sabang sampai marauke,” katanya.
Wakil Bupati menyebutkan,
apel nusantara bersatu ini dilaksanakan sebagai rangkaian untuk menjaga
persatuan dan kesatuan. Serta persaudaraan lintas suku agama, rasa tar golongan
terutama dalam menghadapi ancaman perpecahan bangsa.
”Apel ini juga, merupakan
bentuk respon terhadap perkembangan lingkungan strategis, baik pada tatanan
regional, nasional maupun global yang bergerak begitu cepat dan dinamis,”
jelasnya.
Tidak hanya itu, sambung
Wakil Bupati, hal tersebut juga terutama yang berimplikasi pada aspek keamanan
dan ketertiban. Diera saat ini, kata dia, tidak sedikit pihak yang sering kali
ingin menjadikan keberagaman, sebagai senjata untuk memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa, melalui hembusan isu yang berbau sara. Dimana hal itu pada
akhirnya mendiskreditkan kebijakan pemerintah.
”Salah satu factor yang
sering menjadi penyebab terjadinya konflik yang mengatasnamakan perbedaan suku,
budaya maupun agama adalah kepentingan politik local. Tidak hanya itu, factor
social ekonomi juga sering menjadi penyebab munculnya kecemburuan social
sehingga menumbuhkan kebencian,” ungkapnya.
Dalam kondisi ini, tambah
Wakil Bupati, kita semua dituntut untuk lebih arif dan bijak dalam
menyikapinya. Menjalin komunikasi dan silaturahmi untuk mencegah dan
menyelesaikan, gesekan dalam kehidupan bermasyarakat yang beragam serta
diharapkan untuk dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang
maha esa.”Dengan cara tersebut kita akan bisa memendung hal – hal negative yang
akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” terangnya.
Pada kesempata itu, lanjut
Wakil Bupati, dirinya menyampaikan apresiasi yang setinggi – tingginya kepada
tokoh masyarakat, agama, wanita dan pemuda yang selama ini selalu menjujung
tinggi keutuhan NKRI.”Berani menolak anti dualisme, anarkisme dan menjaga
kantibmas serta menghindarkan dari konflik social,” cetusnya.
Diakhir pernyampaianya pun,
Wakil Bupati, mengajak seluruh masyarakat dompu, untuk bersama – sama menjaga
persatuan dan kesatuan republik Indonesia yang berlandaskan pancasila dan
undang – undang dasar 1945. Jangan sampai perbedaan kita digunakan sebagai alat
untuk memecah belah dan membuat kehancuran bagi bangsa kita sendiri. Kita harus
tunjukan bahwa masyarakat dompu adalah masyarakat yang kuat dan mampu
mempertahankan keutuhan daerah dan NKRI yang telah diperjuangkan oleh para
pahlawan serta tidak menjadikan perjuangan mereka sia – sia.
Warisan terbaik para
pahlawan bukanlah politik ketakutan, melaikan politik harapan. Seberat apapun
tantangan yang dihadapi dengan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan
semangat perjuangan. Walaupun kita terdiri dari beragam suku, bangsa dan agama.
Tapi kita tetap memiliki semboyan bhineka tunggal ika yang menjadi perekat
rakyat Indonesia dalam menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.
Sejatinya perbedaan pendapat
dan pilihan merupakan bagian dari proses pembelajaran dan upaya untuk maju.
Hargailah perbedaan tersebut agar daerah kita memiliki banyak pemikir kreatif,
sehingga kita dapat menjadi daerah dan bangsa yang lebih maju dan mampu secara
untuh melindungi NKRI. Mari Kita bekerjasama membangun Bumi Nggahi rawi Pahu
ini menjadi daerah yang membanggakan.
”Mari kita sanggup untuk
menjaga kesatuan, persatuan dan keutuhan daerah kabupaten dompu, khusunya
Negara NKRI pada umumnya dengan menciptakan suasana damai, saling menghargai
perbedaan dan keyakinan serta sesuai dengan ajaran agama masing – masing.
Sanggup untuk menjujung tinggi sikap bertoleransi dengan menjaga kerukunan
dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat di
kabupaten dompu berdasarkan pancasila dan undang – undang dasar 1945. Menolak
segala bentuk paham radikalisme, terorisme, anti pancasila dan toleransi
terhadap umat beragama yang dapat mengancam serta menimbulkan perpecahan
dikalangan masyarakat bumi nggahi rawi pahu. Mengkedepankan kepentingan umum
diatas kepentingan pribadi atau golongan,” tutup wakil bupati Dompu, arifuddin
SH, sembari menutup penyampianya dalam apel nusantara bersatu tersebut.
Sebelumnya, pantuan langsung
wartawan ini melaporkan, acara apel nusantara bersatu tersebut diawali dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia saya. Setelah itu, dilanjutkan dengan
drama yang berjudul Bandung Lautan Api yang diperagakan langsung oleh para siswa
sekolah. Kemudian setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan puisi – puisi yang
memeriahkan apel nusantara bersatu yang dibacakan langsung oleh para siswa
sekolah yang ada di kabupaten dompu. Usai seluruh rangkaian acara nusantara
bersatu tersebu, langsung ditutup dengan pembacaan doa sesuai dengan agama
masing – masing. Adapun pembaca doa tersebut antara lain, perwakilan dari agama
Islam, Hindu, Katolik dan agama Kristen.(Sahrul)
Post a Comment