Sekdes se-Kabupaten Bima Mengamuk di Kantor Bupati
Bima,
Media NTB - Sekretaris Desa (Sekdes) se-Kabupaten
Bima mengamuk di kantor bupati setempat gara-gara tidak kunjung mendapat jatah
kendaraan dinas, Senin (10/7/17).
Awalnya, sebanyak 192 Sekdes dari semua
Desa di Bima itu diundang oleh dinas terkait untuk menghadiri Bimtek. Namun
sebelum Bimtek berlangsung, mereka mengusulkan pertemuan dengan pejabat Pemerintah
Daerah (Pemda) terkait penjelasan motor dinas untuk Sekretaris Desa.
Ketika kegiatan hampir selesai,
tiba-tiba para Sekretaris Desa marah-marah dan nyaris membanting kursi setelah
mengetahui pejabat yang hendak mereka temui sudah tak ada di tempat. Suasana
pun jadi gaduh.
Sementara itu, anggota Satpol PP hanya
bisa terdiam. Tidak puas marah-marah di ruang rapat, para Sekdes berbondong-bondong
mendatangi ruang kerja bagian umum dan hendak melakukan penyegelan.
Aksi mereka lalu dihalau petugas Satuan
Pol PP yang berjaga karena dikhawatirkan mengganggu pelayanan masyarakat.
Arifin, salah satu Sekdes mengaku, dia
dan rekan-rekannya hanya ingin melakukan pertemuan bersama di ruang Bagian Umum
Setda Bima. Hanya saja, sesampainya ruang pejabat setempat, Kepala Bagian Umum
sedang tidak ada di tempat.
Selain itu, sudah dua kali Bupati Bima
menunda pertemuan dengan para Sekdes sehingga membuat mereka bertambah kecewa.
“Sebenarnya kami hanya ingin meminta
penjelasan. Tetapi pejabat enggak ada di tempat. Jadi inilah yang membuat
sebagian sekretaris kecewa. Bahkan ada yang ingin menyegel kantor,” katanya.
Arifin mengaku, sudah tiga tahun
mengusulkan motor dinas melalui Bagian Umum. Namun permintaan itu tidak
diakomodasi oleh Pemerintah Kabupaten Bima melalui APBD II.
“Kami sudah mengusulkan sejak tahun
2015. Tapi sampai hari ini belum ada realisasi. Sementara motor yang ada di eks
sekretaris lama belum juga dikembalikan. Kalaupun ada yang kembalikan, tapi
kondisi motor sudah rusak,” kata Arifin.
Menurut dia, kendaraan dinas sangat
dibutuhkan untuk mempermudah Sekdes dalam menjalankan tugas.
“Kalau bicara dibutuhkan memang kami
sangat membutuhkan motor dinas. Sebab, selama ini kami hanya menggunakan
kendaraan pribadi,” tutur Arifin.
Kabag Umum Setda Kabupaten Bima Amrin
Farid membenarkan adanya insiden tersebut. Dia mengaku, kejadian tersebut
bermula karena adanya miskomunikasi.
“Iya memang benar tadi ada reaksi para
sekretaris desa. Tidak ada masalah, itu terjadi karena miskomunikasi saja,”
kata Amrin.
Dia mengakui, pengadaan kendaraan dinas
untuk Sekdes tidak bisa dilakukan karena belum ada regulasi yang mengatur.
Begitu pula untuk para kepala desa yang baru dilantik.
“Untuk sekretaris desa tidak ada
aturannya. Tapi aspirasi ini akan kita sampaikan dulu pada Bupati Bima,”
pungkas Amrin.(M)
Post a Comment