Bupati Bima: Penyuluh, Sampaikan Laporan Apa Adanya


BIMA, Media NTB - Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)  diharapkan dapat berkoordinasi lebih intensif dengan Babinsa, tidak hanya dari sisi Kamtibmas, tetapi terutama sekali berkaitan dengan pendampingan sektor pertanian untuk secara aktif mencatat perkembangan dan melaporkan apa adanya kondisi di lapangan.
           

Demikian salah satu poin penting arahan Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri Selasa (5/9) pada Pertemuan koordinasi yang secara khusus membahas luas tanam padi, jagung, kedelai dan percepatan serapan gabah tahun 2017 di Paruga Nae Bolo.
          

Pada acara yang dihadiri Dandim 1608 /Bima dan secara khusus mengundang 100 peserta yang terdiri dari Koramil, Babinsa, para penyuluh lapangan, Gapoktan dan Poktan tersebut Bupati Bima dalam sambutannya mengatakan, “Rapat Koordinasi sangat strategis dalam menghimpun masukan, kendala dan tantangan yang dihadapi serta mencari solusi terbaik terhadap program peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE).
       

Pada Rakor tersebut Bupati mengingatkan bahwa, “ujung tombak peningkatan produksi dan produktivitas pertanian adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang langsung berhubungan dengan masyarakat petani. Untuk itu, semua harus berkoordinasi, jangan menyampaikan laporan yang tidak berdasarkan kondisi lapangan, sampaikan laporan apa adanya”. Kata Bupati.
         

Sebelumnya, Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima Ir. Rendra Farid dalam laporannya mengatakan, “Ini merupakan Rakor lengkap jajaran Dinas Pertanian, jajaran TNI dan  unsur UPT serta seluruh pengurus Gapoktan”.
            

Terkait Program PAJALE, “luas lahan untuk PAJALE baru mencapai 40 % dari target dan masih 60%. Oleh karena itu Dinas Pertanian terus mendorong percepatan luasan lahan ini agar target yang ditetapkan  pemerintah dapat tercapai.
        

Rendra menambahkan,  pada tahun 2016 luas lahan padi mencapai 80. 480 hektar dan tahun 2017 diperkirakan luas lahan mencapai 82. 343 ha, ada peningkatan yang cukup signifikan seluas 2. 000 hektar dengan luas tanah, dengan produktivitas yang mencapai rata-rata 5 ton per hektar.
          

Diharapkan dengan banyaknya program yang dilaksanakan pemerintah, produktivitas akan mengalami peningkatan menjadi 5,3 ton per hektar”. Terang Rendra Farid.
           


Demikian halnya lahan jagung yang pada tahun 2016 dengan luas lahan  20. 600 hektar, pada tahun 2017 sudah mencapai 21. 000 hektare. Sedangkan untuk jagung hibrida mencapai 65. 000 hektar. Tingginya minat petani terhadap jagung menyebabkan berkurangnya  minat menanam kedelai”. Tandasnya.(M)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.