Solidaritas Untuk Muslim Rohingya, Ribuan Ummat Islam di Dompu Turun ke Jalan
BIMA,
Media NTB – Ribuan warga Muslim di kabupaten Dompu Nusa
Tenggara Barat ( NTB) menggelar aksi damai sebagai bentuk solidaritas terhadap
kekejaman serta pembantaian kaum muslim Rohingya yang ada di Myanmar. Dalam
aksi ini berbagai elemen - elemen Masyarakat terutama organisasi dan Lembaga -
lembaga islam seperti Forum Umat Islam Kabupaten Dompu, Forum Medis dan Aksi
Kemanusiaan, Laskar Pejuang Islam Dompu, Pelajar Islam Progresif, Jama’ah
Ansharu Syari’ah Islam, Angkatan Muda Muhammadiyah dan KNPI Kabupaten Dompu
Rabu, 06/09/2017.
Masa Aksi Solidaritas
Kabupaten Dompu ini dimulai sejak pukul 08.00 wita yang dikoordinator oleh
Saudara Romo Sultan berkumpul di Mesjid Raya Baiturrahman Kabupaten Dompu dan
menuju Gedung DPRD Dompu, disepanjang jalan masa aksi tetap berorasi secara
bergantian dan sambil menyuarakan “Allahuakbar” dan selama aksi itu berlangsung
jalan raya dari Mesjid Baiturrahman menuju Gedung DPRD Dompu macet Total dan
terjadi antrian sepanjang kendaraan yang dikawal ketat oleh personil aparat
kepolisi Resor Mapolres Dompu.
Pantuan langsung oleh Media NTB.com Setelah
sampai di depan Gedung DPRD Dompu, beberapa orator menyampaikan orasinya
sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap sesama Muslim dan ceramah juga tausiah
tentang keagamaan secara bergantian.
Aksi solidaritas untuk
Rohingya mengecam keras tindakan semena - mena yang dilakukan oleh militansi
Myanmar terhadap muslim Rohingya dan tragedi kemanusiaan itu harus diakhiri.
Sehingga yang harus dilakukan lebih awal adalah mendesak Pemerintah Republik
Indonesia untuk memutuskan hubungan kerjasana dalam bentuk apapun dengan
Myanmar. Sikap ini harus segera dilakukan apabila, Pemerintah Myanmar tidak
segera menghentikan aksi kejahatan kemanusiaan terhadap muslim Rohingya.
Kurnia Ramadhan salah satu
anggota DPRD Kabupaten Dompu Dari Fraksi Partai Gerindra menyuarakan tentang
ajaran Islam dan mendukung penuh dengan adanya kegiatan-kigatan seperti itu
“Islam mengajarkan kedamaian, hak asasi sekarang hanya baru-baru tetapi hak
asasi yang sesungguhnya jauh sebelum itu yaitu ketika Nabi Muhammad SAW telah
melakukan hijrah, kita tau di dalam islam ada yang namanya perjanjian
Hudaibiyah tahun 628 Masehi, dilakukan perjanjian Hudaibiyah, perjanjian antara
kaum kafir dengan Umat Islam, agar Masyarakat Muslim yang ingin melakukan
ibadah haji saat itu tidak dihalang-halangi serta tidak ada pertumpahan darah
tetapi apa yang terjadi dengan perjanjian Hudaibiyah, tidak berlansung lama
hanya 2 tahun saja, terjadilah yang namanya khatur Mekkah yaitu penaklukan Kota
Mekah yang dilakukan 10.000 ribu tentara Muslim, setelah berhasil Umat Muslim
menaklukkan kota Mekah tidak seorangpun orang-orang kafirpun dibunuh, tidak ada
satupun orang kurais dilukai bahkan pohon-pohon tumbuh tidak ada yang ditebang
dan tersakiti, ketika kita disakiti, apakah kita diam, kita harus melawan maka
dari itu kami selaku wakil rakyat mendukung penuh kegiatan-kegiatan seperti
ini”, kata dia dalam Orasinya.
Sementara dari Orator lain
yang merupakan Ketua DPD KNPI Kabupaten Dompu Putra Taufan menyuarakan
aspirasinya bahwa derita Rohingya adalah derita kaum Muslim diseluruh Dunia dan
kekejaman yang dilakukan oleh Myanmar terhadap warga muslim Rohingya yang
dianggap keji dan biadap padahal telah mendapatkan nobel perdamaian sebagai
bentuk penghargaan dari PBB sebelumnya “Rohingya adalah kita, derita Rohingya
adalah derita kita, hari ini kaum muslimin di Rohingya dibantai, dikubur
hidup-hidup, dikasi makan anjing tubuhnya, apabila hari ini raga dan nyawa kita
dipanggil untuk berperang, apakah saudara-saudara siap, disambut dengan meriah
oleh para orator akan siap berperang.
Orasi dilanjutkan oleh Abdul
Yarid menyuarakan bahwa besok lusa tidak menutup kemungkinan akan mendatangi
Myanmar untuk melakukan perlawanan atas kekejaman yang dilakukan oleh militer
Myanmar terhadap Rohingya “ Hari ini kita menitip Do’a, besok lusa tidak
menutup kemungkinan kita akan berangkat ke Myanmar untuk melakukan perlawanan
terhadap kezoliman yang terjadi, iblis telah menjelma, berkepala Botak
berselimutkan jiwa mengatasnamakan diri kutu, maka berhati-hati yang berkepala
Botak, pada hari ini kami umat islam sepakat jangan terjadi krisis kemanusiaan,
karna kami umat islam tidak mau disakiti, satu orang disakiti, kami merasa disakiti
dan kami rela mengorbankan nyawa kami”, marahnya dalam berorasi.
Setelah melakukan Orasi
Ustad Muhammad Taqiyudin selaku Pimpinan Jama’ah Ansharu Syari’ah Islam Wilayah
Nusa Tenggara Barat ( NTB) langsung membacakan pernyataan sikap Solidaritas
Masyarakat Dompu untuk Muslim Rohingya antara lain, Mengetuk terjadinya tindak
kekerasan dan pembantaian terhadap etnis muslim Rohinya di Myanmar, Mendesak
dan mendukung Presiden Repubrik Indonesia ( RI ) untuk mengambil sikap tegas
dan menekan Pemerintah Myanmar agar SEGERA menghentikan aksi kekerasan militer
kepada Muslim Rohingya, Mendesak kepada pemerintah RI untuk memutuskan hubungan
Diplomatik dan mengusir Duta Besar Myanmar dari Indonesia sebagai bentuk PROTES
KERAS Republik Indonesia atas kekerasan
pada Muslim Rohingya, Menyerukan kepada seluruh Oraganisasi dan elemen Masyarakat
termasuk Pemerintah untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada pengungsi Muslim
Rohingya dalam skala maksimal, Menyerukan kepada warga Dompu dan kaum Muslimin
untuk mendirikan Shalat Ghoib dan Qunut Nazila serta do’a bersama bagi
keselamatan warga Rohingya, Meminta kepada penguasa Daerah Dompu untuk
meneruskan tuntutan Masyarakat Dompu ini kepada pemerintah pusat dengan
menjadikan aspirasi ini sebagai aspirasi Dompu, Aksi dan pesan Damai ini
dikirim dari Dompu untuk seluruh Masyarakat Dunia.
Selanjutnya Masa aksi
melakukan Pembakaran Bendera Negara Myanmar serta menginjak-injak foto State
Consellor, Aung San Suu Kyi sebagai bentuk pelampiasan dan perlawanan terhadap
Kekejaman yang telah dilakukan terhadap Kaum Muslimin yang ada di Rohingya,
setelah melakukan pembakaran bendera, seluruh massa aksi yang ada melakukan
Shalat Ghoib dan Do’a bersama di atas aspal tempat aksi berlangsung. Yang
dipimpin langsung oleh Pimpinan Jama’ah Ansharu Syari’ah Islam Wilayah Nusa
Tenggara Barat ( NTB) Ustad Muhammad Taqiyudin. Kemudian Massa aksi melanjutkan
kegaitan penggalangan dana dengan berkeliling dan keluar masuk rumah di
beberapa Desa dan Kelurahan untuk membantu muslim Rohingya.(Poris)
Post a Comment