Komunitas Sangiang Gunakan Sarangge Sebagai Tempat Membaca

BIMA, Media NTB - Dengan Tema; "menjaga kearifan lokal dan budaya lewat tradisi membaca"  Pemuda-pemuda gagah Desa Sangian Kecamatan Wera Bima NTB adakan Aktifitas unik yang bernuansah ilmiah bagi seluruh pengunjung yang datang ke Sangiang, terutama bagi generasi-generasi muda agar dapat membudayakan membaca.


Sangiang salah satu tempat yang strategis untuk nongkrong dan merefleksikan diri, sehingga Pemuda sangiang menawarkan berbagai tradisi baru di Kecamatan Wera.


Lebih jelasnya dipaparkan oleh salah satu penggagas Sarangge Yaitu Sulbi Sangiang dalam Status atau akun Faceboknya.


Sarangge Pustaka Pesisir yang di bangun oleh Komunitas Doro Sangiang, inilah sebagai ikhtiar suci dalam membangun investasi membaca bagi generasi Sangiang. Sarangge pustaka pesisir ini akan memperkaya khazana keilmuan bagi generasi lewat tradisi membaca. Karena membaca akan membuka pintu-pintu dalam perjalanan sejarah. Apa yang diungkapkan oleh seorang tokoh cendikiawan muslim, yaitu. Nurkholis madjid (Cak Nur). Orang-orang yang mentradisikan membaca adalah orang yang seakan berada dalam kehidupan sejarah pasca itu.


Pentingnya tradisi membaca untuk mendorong dan membumikan identitas kearifan lokal dan budaya bagi Desa.


Tempat SARANGGE bukan lagi sekedar hanya membahas isu-isu politik yang tidak harmonis, dan tidak sekedar hanya menceritakan sesuatu hal yang tidak baik. Akan tetapi, SARANGGE harus kita dorong sebagai tempat tang produktif dalam mendorong tradisi membaca bagi generasi, perlunya ikhtiar bersama sebagai kecintaan kita dalam membangun Sangiang dengan generasi yang cerdas akan hal ide dan gagasan yang sangat konstruktif dalam menjaga kekayaan dan kearifan lokal dan budaya Desa.


SARANGGE adalah tempat yang sejuk, damai, harmonis dan sebagai tempat perjumpaan antara yang tua maupun yang muda. Sarangge inilah kita mulai membangun dan mentradisikan membaca buku dalam memperkaya ide dan gagasan bagi setiap generasi, kalau sudah kaya ide dan gagasan SDM generasi maka dia akan mampu mengelola kekayaan budaya sebagai tempat mendorong dalam membangun peradaban Desa.


Perlunya semangat generasi untuk memperkaya keilmuan dalam mendorong kekayaan identitas desa.


Pesisir ini menampakan muka pemberani dalam setiap perjalanannya dalam melakukan hijrah sebagai anak pesisir. Pesisir mendorong jiwa yang progresif, dengan kondisi lautan dengan adanya ombak yang begitu ganas dan tanpa hampa-hampa pohon yang mendiding panasnya matahari dalam kehidupan pesisir sehingga mengikuti karakternya sebagai tanda semangat jiwa. Inilah istilah-istilah yang biasa dipake oleh seorang tokoh, yaitu. Ibnu Khaldun dalam buku MUKADIMAHnya, karakter kepesisirannya inilah yang akan mempengaruhi karakter kehidupannya. Sehingga disinilah lahir jiwa pemberani bagi anak pesisir. Sarangge Pustaka Pesisir tempat yang memperkaya keilmuan ide dan gagasan. Pesisir adalah anak pemberani kuat untuk bertahan.



Pentingnya tradisi membaca disarangge pustaka pesisir sebagai perjumpaan dalam mendiskusikan, maupun pertukaran ide dan gagasan dalam menjaga kearifan lokal dan budaya bagi generasi untuk mendorong identitas kekayaan Desa.(Saiful)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.