Tanggapan Ketua GONG 2000 Tentang Peluncuran Buku “Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu”

Budayawan Dompu, Hendra Cipta, S.Pt (Budo Aledp) Foto: Poris
DOMPU, Media NTB - Peluncuran Buku hasil Karya Wakil Ketua Yayasan Kesultanan Dompu “Muhammad Ruslan” (Dae Olan) yang berjudul “Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” membuat salah seorang Pegiat Budayawan di Kabupaten Dompu Ketua Gong 2000 Hendra Cipta, S.Pt. (Budo Aledp) meberikan beberapa kritikan dan masukan yang menurut dia di dalam penulisan buku tersebut hanya lebih Fokus tentang strategis atau konsep secara Umum agar Kebudayaan atau kesultanan Dompu bisa lebih dikenal dan nilai-nilai ekonomi sementara mutan lokalnya masih kurang.


Hal ini diugkapkan Oleh Buda Aledp saat memasuki sesi tanya jawab dalam kegiatan Peluncuran Buku, yang digelar di Gedung Pemuda Kabupaten Dompu, sabtu (30/12/17) Pekan lalu.


Menurut Buda Aledp “dalam buku ini, sedikit muatan lokalnya, salah satu contoh pembangunan istana kesultana atau mesium, di dalamnya hanya menggabarkan secara umum saja, tidak secara detailnya”, Jelasnya.


Ditambahkan pula tentang konsep atau strategi ASI (Istana Dompu) menurut dia harus ditentukan dulu anggaran nya, apakah nanti dianggarkan oleh Yayasan Kesultanan Dompu atau Pemerintah Kabupaten Dompu.


“Dalam buku diberi gambaran pembangunan ASI kaya Aslinya, Baik di dalam maupun di luarnya, di sisi lain juga sebagai tempat pendidikan tapi tak menyetuh aspek lain kaya Ekonomi, Aktifitas Masyarakat, dan lain-lain, yang berpengaruh pada konsep ASI, juga tidak menjelaskan siapa yang mengelola ASI, digunakan anggaran Daerah atau yayasan sendiri, apakah yang membuat konsep ASI itu hanya dari Yayasan kesultanan saja atau Kelompok Masyarakat lain ikut”, tutupnya. 


Menjawab itu semua “Dae Olan” mengakui dan menggagas bangunan ASI tersebut itu semua perlu masukan dari berbagai pihak juga soal desain atau gambar itu hanya bersifat tawaran saja.


“Saya kira itu sangat penting, karna itu sangat teknis, ketika kita menggagas untuk membangun ASI ini, butuh masukan dari berbagai pihak, terutama, rancangan atau desain ASI itu sendiri, ada dua kutub pemikiran, pertama, yang menginginkan ASI itu persis seperti apa adanya, yang ke dua, Kontemporer, jadi tidak membatasi unsur-unsur tambahan, kalau soal desain, kami sendiri sebetulnya sebagai tawaran saja, atau contoh, bagaimana ada orang yang mencoba menggambar tentang ASI itu, tetapi pada prinsipnya, saya sendiri lebih suka kalau ini diberi kesempatan kepada semua pihak”, Katanya sa’at diwawancarai oleh Media NTB setelah Acara Peluncuran Buku tersebut


Lebih jauh “Dae Olan” menyampaikan tentang anggaran dan siapa yang mengelola ketika ASI itu berdiri serta pemerintah juga harus ada kontribusi tentang pembangunan dan perawatan ASI tersebut.


“Ketika ASI itu berdiri, siapa yang mengelola, kita tentukan, sebagai bahan referensi, kami tidak mengatakan satu-satunya pilihan. atau nanti perlu butuh pihak pemerintah sendiri harus juga punya kontribusi di dalam pembangunan maupun pemeliharaan ASI tersebut”, Tutup Dae Olan.[Poris]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.