Pikada Kota Bima; Empat Pilar Kekuatan MANuFER
Calon Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin SE Berposes Bersama Dino Marahu, Relawan MANUFER |
Oleh: Dino Marahu
Demokrasi sebagai bagian
dari alat untuk mewujudkan pembangunan, yang di dalamnya adalah mencari dan
memilih pemimpin yang akan mewarisi tahta kepemimpinan, sebut saja Pilkada Kota
Bima yang akan dilakukan pada bulan Juni 2018 mendatang. Semangat dan antusias
masyarakat menjadi hal yang sangat menarik yang dipertontonkan ditengah-tengah
masyarakat, sehingga memberikan warna tersendiri dari kebiasaan-kebiasaan
sebelumnya, hal tersebut sangat nampak sekali disetiap acara-acara silaturrahmi
Bakal Calon Walikota dan wakil walikota Bima pada Pilkada ini.
Baliho dan spanduk bak jamur
dimusim hujan, menunjukkan sikap pertunjukan kekuatan (show of Power) baik
antar golongan atau kelompok, Partai Politik, antar kampung sebelah dengan
kampung tetangga, bahkan antar individu satu dengan individu yang lain yang
seolah-olah menunjukan sikap Superior, Hal tersebut sangat mempesona dan
sungguh sangat eksotik dan jarang ada di daerah-daerah yang lain kecuali Kota
Bima dan hal ini sangat baik selagi itu sebagai sikap egaliter dan menghargai
satu sama lain, baik dalam bersikap terutama keberpihakan masyarakat kepada
para calon yang mereka jagokan serta antusias dan partisipasi aktif didalam
menyambut pesta Demokrasi yang sekali dalam lima tahunan.
Di dalam tulisan ini,
penulis mencoba mengelaborasi sebuah wacana yang sangat menarik seputar
pasangan MANuFER dengan segala suguhan irama yang akan dipaparkan dalam tulisan
dibawah ini. salah satu pasangan atau konstestan yang akan dikupas pada tuisan
ini adalah Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima sebut saja Pasangan
H. A. Rahman, SE. dan Hj. Ferra Amelia, SE, MM dengan sapaan akrab atau tag
line-nya ialah MANuFER.
Sebuah tag line yang sangat
menarik serta unik bahkan mengakar di ingatan masyarakat Kota Bima baik yang
tua maupun yang muda, terlebih lagi para kaum perempuan dan ibu-ibu serta
nenek-nenek.
Bergabungnya
Dua Kekuatan Besar
Beberapa kali perhelatan
pilkada diKota Bima, terutama pilkada sebelumnya semua tau dan kita saksikan
bersama-sama bahwa kedua kubu tersebut antara kubu Istana sebagai payung
kekuatan utama dengan kubu pengusaha ternama sebut saja H. Abidin atau biasa
dipanggail dengan sebutan akrab Abu Bedo, beliau adalah pengusaha ternama pada
Jamanya sehingga mewarisi semua anak-anaknya, juga ikut menjadi
pengusaha-pengusaha sukses bahkan terah beliau (anak Kandung) menjadi Walikota
Kota Bima saat ini yaitu Bapak H. Qurais H. Abidin dan wakil walikotanya adalah
H.Arahman, SE. H. Abidin dan kedua-duanya adalah anak kandungnya.
Sementara di sisi yang lain
adalah, Hj. Ferra Amelia, SE, MM sebagai representasi keluaga istana Mbojo Bima
punya megnet tersendiri sebagai daya tarik utama politik dalam ajang konteks
pilkada kali ini. Hj. Ferra Amelia, SE,MM adalah putri kerajaan Bima juga
sebagai Ina Ka’u yang meminpin majelis Adat Mbojo Bima yang sebelumnya adalah
dipimpin oleh Almarhumah Ina Ka’u Hj. Siti Mariam yang juga sebagai sosok
pemersatu, teladan bagi kita semua bahkan salah satu Universitas ternama di
Indonesia memberikan gelar kepada beliau sebagai seorang Doktor.
Sosok Hj. Ferra Amalia, SE,
MM atau biasa dipanggil dengan sapaan akrab Dae Ferra sebagai bagian terpenting
di dalam kubu istana dan menggantikan Sosok Ina Ka’u Mari menjadi hal yang
sangat strategis bagi keberlanjutan keluarga tersebut bahkan sebagai pengikat
dan pemersatu juga sebagai modal perjuangan dalam era demokrasi kekinian.
Di satu sisi, ada variabel
yang menarik sekaligus sebagai penunjang utama dalam wujud gagasan dan
pengetahuan kita semua, sebut saja Bupati Bima yang masih aktif menjabat, Hj.
Indah Dhamayanti Putri adalah ipar langsung Hj. Ferra Amelia, SE,MM yang secara
tidak langsung tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain, bahkan
mereka masih hidup dalam satu atap (keluarga Istana Mbojo) yang sudah barang
tentu akan saling membantu dan membutuhkan satu sama lain dalam segala hal.
Dengan tergabungnya dua
keluarga besar tersebut pada pilkada kali ini H. A. Rahman, SE dan Hj. Ferra
Amelia, SE, MM masing-masing sebagai Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima
pada momentum 27 Juni 2018 mendatang
akan membawa angin segar terutama para pendukungnya untuk lebih meyakinkan
dalam meraih kemeangan serta agar mampu bergerak lebih masif lagi untuk
memenangkan hati warga masyarakat Kota Bima pada Umumnya.
Pengalaman
dari Pilkada ke Pilkada
Pilkada langsung di Kota
Bima sudah berjalan Dua Periode artinya sudah 10 tahun terakhir berjalan,
Pengalaman para pemain politik, Baik Partai Politik maupun para kandidat yang
sebelumnya ikut menjadi kompetitor didalam perhelatan demokrasi sebelumnya,
tentu mempunyai pengalaman-pengaman tersendiri, baik pengalaman keluar sebagai
kompetitor yang kalah maupun keluar sebagai kompetitor yang menang.
Itu artinya mereka sudah
mengantongi pengalaman-pengalam yang menarik sehingga menjadi modal atau bahan
yang secara aktif sebagai jurus-jurus atau ajian-ajian gerakan politik yang
mahadahsyat. Seperti kata para pujanggga “Guru yang Baik adalah Pengalaman”
ingat, Pilkada langsung Tanggal 19 Mei 2008 lalu di mana perolehan pasangan H. M. Nur Latif dan H. M. Qurais H.
Abidin dan Pasangan Subhan H.M Nur, SH. dan Abdul Karim, SH serta
pasangan-pasangan lain yang tidak saya sebutkan satu persatu yang waktu itu
ikut memerihkan Pilkada langsung Tahun 2008, yang pada akhirnya di menangkan
oleh pasangan H. M. Nur Latif dan H. M. Qurais H. Abidin dengan perolehan suara
kurang lebih 60 % ke atas.
Sementara pada urutan kedua
ditempati oleh pasangan Subhan H. M Nur
dan Abdul Karim, SH dengan dukungan penuh dari Keluarga Istana Mbojo
Bima serta Partai Golkar Sebagai penyanggah utama partai Pengusun pasangan
tersebut dan semua warga kota Bima ikut menyaksikan waktu itu, sungguh pesta
demokrasi yang manarik serta menyita perhatian
kita semua.
Misalnya H. M. Nur A. Latif
sebagai Calon Wali Kota Bima sekaligus Petahana dan Calon Wakil Wali Kota Bima
H. M. Qurai H. Abidin yang mewakili keluarga besar trah H. Abidin (Abu Bedo)
dan mereka keluar sebagai pemenang pada saat itu, tentu dengan segala
perjuangan politik yang panjang dan melelahkan terutama perjuangan para timses
dan partai politik pengusung pasangan serta keterlibatan masyarakat kota pada
umumnya untuk menentukan pilihan dan memenangkan pasangan tersebut.
Lalu pada Pilkada
selanjutkan tanggal 13 Mei tahun 2013 lalu, Pasangan H. M. Qurais H. Abidin dan
H. A. Rahman H. Abidin, lalu pasangan Hj. Ferra Amelia, SE, MM dan H. M. Natsir
serta lima pasangan lain yang juga ikut memeriahkan Pilkada Kota Bima periode
lalu. Pasangan H. M.Qurais dan H. A. Rahman, SE. keluar sebagai pemenang dengan
perolehan suara 33,1%,
Pasangan ini merupakan adik
kakak yang sama-sama mengandalkan nama besar sang Ayah H. Abidin atau Abu Bedo
serta dukungan partai politik yang ada dengan dukungan warga kota Bima yang
maksimal sehingga mampu meraih suara yang cukup signifikan.
Sementara di sisi yang lain,
Hj. Ferra dan HM. Natsir menenpati urutan kedua dari Tujuh Pasangan yang ikut
meramaikan pesta demokrasi waktu itu, juga dengan dukungan keluarga istana yang
luar biasa serta dukungan Kaka Kandungnya yang waktu itu masih menjabat sebagai
Bupati Bima yang aktif Almarhum Ferri Zulkarnain, ST. serta dukungan Partai
Golkar dan Koalisinya namum masih belum maksimal untuk mengambil hati
Masyarakat Kota Bima.
Artinya Kedua Keluarga Besar
tersebut punya segudang pengalaman ikut andil dan menjadi bagain terpenting
dalam proses Demokrasi langsung di beberapa Kontekstasi Pilkada Kota Bima. Lalu
dengan kedua pengalaman politik tersebut, mereka sekarang bergandengan tangan,
dengan menunjukan sikap kemesraan yang laur biasa seolah-olah bersenyawa saling
mengisi antara satu sama lain ibarat dua sejoli yang semakin hari semakin indah
untuk dilupakan.
Basis
Massa yang Jelas
Pilkada langsung adalah
sebagai cara yang paling efektif, dimana masyarakat sebagai subjek sekaligus
objek seperi halnya teori menyatakan dari rakyat, oleh rahyat dan untuk rakyat.
Pilkada langsung selalu menempatkan Rakyat sebagai kekuatan utama dalam
menentukan kemenangan suatu pasangan tersebut. Pasangan MANUFER mempunyai modal
sosial (Social capital) yang luar biasa
dan tidak dipunyai oleh pasangan-pasangan lainya, dengan melihat fakta politik
sebelumnya, seperti halnya dukungan keluarga besar dan pengalaman politik
sebelumnya sehingga masing-masing personifikasi kedua tokoh tersebut H.
Arahman, SE. dan Hj. Ferra Amelia, SE.,MM selalu mendapatkan ruang legitimasi
Masyarakat Kota Bima yang luar biasa dari Pilkada ke Pilkada.
Asli
Putra Daerah
Isu putra daerah menjadi hal
yang manarik dalam setiap Pilkada Kota Bima, apakah ini menjadi kebiasaan atau
hanya sekedar opini sesaat ketika dibutuhkan?. Tetapi menurut penulis, hal
tersebut biasa saja dalam wacana politik, apakah memberikan dampat aktif kepada
penggiringan opini publik atau tidak, hal itu tidak penting. Hanya saja istilah
putra daerah dalam tulisan ini adalah menjadi alat pengikat tersendiri bagi
pasangan terutama pasangan Manufer. Sebut saja, Putra daerah yang dimaksud
adalah mereka yang secara aktif tinggal di daerah tersebut serta mempunyai
tempat tinggal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar sekalipun
hal ini masih debatebel dan bersifat wacanais. H. Arahman, SE. betempat tinggal
di Kelurahan Sadia Dua Kecamatan Mpunda Kota Bima sementara Hj. Ferra Amelia
betempat tinggal di Lingkungan Istana Mbojo Bima (Pandopo) serta mempunyai
rumah di Kelurahan Paruga Kecamatan Rasa Na’e Barat Kota Bima.
Pada prinsipnya, siapapun
calon walikota dan wakil walikota Bima yang turut ikut dalam pesta demokrasi
kali ini adalah Putra dan Putri terbaik masyarakat Kota Bima, dan siapapun yang
menang nantinya adalah kemenangan kita semua
berdasarkan dukungan mayoritas warga Kota Bima pada umumnya.(**)
Post a Comment