Kemajuan Suatu Negara Tergantung Pada Para Petani (Soeharto)
Oleh: Tarmiji |
Keprihatian makin mengusik
perasaan kita yang terdalam. Kita ingat pra kondisi ekonomi dunia hari ini
disatu sisi ada negara negara maju yang justru mengurangi produksi Pangan demi
stabilitas harga. Malahan pernah memusnahkannya, sedangkan dipihak lain kita
menyaksikan sesama umat manusia didunia ketika meninggal melalui kesengsaraan
dan kenistaan karena kelaparan.
Keadan demikian mencerminkan
tantangan besar yang masih dihadapi dunia untuk memeratakan pembangunan
dibidang pangan hususnya dibidang pembangunan dunia pada umumnya.
Kita harus berusaha kearah
dunia yang lebih adil yang sejahtera bebas dari kelaparan. hal terusebut harus
menjadi narasi besar bagi pemerintah untuk terus menyikapi kehidupan masyarakat
dalam meningkatkan produktivitas.
Petani harus dikembalikan
kehormatannya ditengah pengaruh marjinalisme kekuatan kekuasaan yang selalu
mendobrak dan menghalangi arah peningkatan pertanian dari kota sampai kedesa.
berawal dari kesadaran petani akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan pangan
dunia lebih lebih untuk indonesia dan anak bangsa.
usaha Petani dalam
meningkatkan produksi pangan hususnya beras yang menjadi makanan pokok itu
sesuai dengan kaidah keharmonisannya secara inten dan eksten dengan tujuan
mengisi pencapaian kebutuhan manisia, peningkatan mutu gizi , meningkatkan
pendapatan dan mutu hidup warga
indonesia, serta perkembangan ekonomi dunia maka indonesia akan kaya
pangan yang selalu memenuhi kebutuhan masyarakat dan warga indonesia.
lalu pertanyaannya apakah
kita tidak bangga terhadap petani, apakah dengan kekuasaan yang tinggi tidak
lagi menghargai dan menginjak-ngijak para petani, apakah engkau masih
mempermainkan petani dengan kualitas harga, itu yang menjadi sebuah keangkuhan
dan kesombongan yang pada ahirnya berefek pada koalisi hidup, karena dengan
keangkuhan dan kesombongan membiarkan warga mati kelaparan penuh dengan
penistaan dan kehancuran.
Pak (Soeharto) juga pernah
mengatakan karna pada masa itu gerakan pembangunan pertanian sangat lancar
walaupun para petani umumnya sangat miskin, ditambah dengan pengetahuan yang
rendah dan lahan yang sangat sempit. mereka bukan hanya tidak mampu membeli
bibit unggul, tetapi juga tidak mampu membeli pupuk dan membeli obat hama.
Karena cara pertanian yang digunakan
pada masa itu denga cara bertani tradisional ditambah dengan kemiskinan dan
sama sekali tidak ada peluang untuk meningkatkan produktivitas.
Kalau dibandingkan dengan
masa kini kesuburan tanah indonesia dalam kawasan pertanian sangat tergantung
pada kesuburannya atas nutrisi yang diberikan, maka pemerintah harus membaca
kondisi dan memberikan kebijakan yang tepat terhadap kondisi hidup dan
kebutuhan para petani dalam melangsungkan karirnya dibidang pertanian.
Karena itu kita memutuskan
suatu kebijakan nasional yang menyeluruh dan terkendali dengan tetap membuka
inisiatif dan tanggung jawab petani sendiri. Keputusan dalam mencurahkan pada
pembangunan pertanian tercermin dengan jelas dalam penyediaan anggaran
pembangunan negara kita disektor pertanian yang selama bertahun tahun selu
mendapatkan anggaran yang terbesar.
Masa kejayan petani
indonesia dalam sejarah ketika menyerahkan gabah pada sidang FAO, untuk
selanjutnya diteruskan kepada saudara saudara mereka dan keluarganya yang
mengalami kelaparan diberbagai kawasan hususnya dibenua Afrika. Ini merupakan
kejadian yang pertama kalinya dunia menyaksikan bantuan antar petani, hadirin
diforum itu menyambut gembira sumbangan para petani indonesia itu dengan tepuk
tangan dan para petani indonesialah yang mendapat kehormatan itu.
Hari ini kita bisa
membayangkan Betapa gembiranya seseorang yang sedang mengalami kelaparan
menerima bantuan makanan.
Masihkah konstitusi negara
berlaku dan membiarkan mereka yang tidak punya apa apa, terlantar dan mati
kelaparan.
para petani miskinpun sudah
memberikan konstribusi yang jelas terhadap nilai kemanusiaan bangsa indonesia.
Masa lalu, masa kini, dan
masa depan untukmu indonesiaku..
Post a Comment