Peringati Hardiknas dan May Day, BEM STIE Bima Gelar Aksi Damai
Puluhan Mahasiswa dari BEM STIE Bima di Depan Kantor DPRD kabupaten Bima. Foto: Mijin |
BIma,
Media NTB - Aksi damai untuk memperingati hari Buruh internasional (May Day) dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tersebut dipusatkan di Kantor DPRD Kabupaten Bima dan Kantor Walikota Bima.
Dalam Aksi tersebut,
Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Bima mentut
Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima untuk Memberhentikan sistim Kapitalisasi
pendidikan, menolak keras Tenaga kerja Asing masuk dan melebarkan sayap di
Indonesia, dan meneggakan Peraturan Pemerintah PP Pasal 78 tahun 2015
tentantang pengupahan dan hapuskan UU nomor 13 tahun tahun 2003 tentang tenaga
kerja asing.
Kordinator Lapangan (Korlap)
Rifan Suprianto dalam orasi pembukanya mengatakan bahwa pemerintah harus
menegakkan sistim pendidikan yang baik dan jangan menindas pendidikan, kalau
sistim pendididikan hari ini akan dikomersialisasikan oleh pemerintah maka pendidikan
itu sudah mati.
Rifan juga mengatakan
Pendidikan yang merupakan kebutuhan dasar manusia dan yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia juga memiliki aspek politik karena dalam pengelolaan harus
berdasarkan ideologi yang dianut negara. Adapun ideologi pendidikan kita adalah
ideologi demokrasi Pancasila, yaitu setiap warga negara mendapat kebebasan dan
hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan. Dalam Pembukaan UUD 1945 , hal ini
pun tercermin ada kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa., Atas dasar itu sudah
seharusnya pemerintah dalam menetapkan setiap kebijakan pendidikan merujuk pada
ideologi Negara.
Pintasnya juga menambahkan
bahwa pengupahan para buruh bukan lagi berdasarkan kebutuhan hidup layak,
berdasarkan besaran inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya meskipun upah
nominal naik, tetapi upah ril turun tutupnya.
Ketua BEM STIE Bima, Solihin
dalam penyampaian orasi Ilmiahnya mengatakan bahwa sesuai UU no 13 tahun 2003
tentang ketenaga kerjaan mengupas beberapa Persoalan, dengan melihat persoalan
yang terjadi bahwa Pengangguran di
indonesia itu sudah menumpuk banyak dan lapangan pekerjaan pun yang sedikit.
“Sebenarnya Pemerintah harus
mengambil sikap untuk menstabilkan pengangguran, bukan kemudian memberikan
peluang kepada tenaga kerja asing masuk di indonesia sedangkang rakyak
indonesia masih di tindas dengan sistim pengangguran." Ujarnya.
Harapan Masa Aksi supaya
pemerintah bisa menetralisir pengembangan pendidikan itu yang lebih baik demi
mencerdaskan anak bangsa secara umum untuk indonesia dan dan lebih lebih
khususnya untuk Kota dan Kabupaten Bima.(Mijin)
Post a Comment