Kota Bima Peringati Hari Lahir Pancasila dan Hari Kebangkitan Nasional


Bima, Media NTB - Kota Bima memperingati Hari Lahir Pancasila dirangkaikan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 dengan melaksanakan upacara bendera pada Senin, 4 Juni 2018. Upacara dilaksanakan di halaman kantor Walikota Bima.



Walikota Bima M. Qurais H. Abidin bertindak sebagai inspektur upacara. Asisten I Setda Kota Bima Drs. M. Farid, M.Si, sebagai perwira upacara dan Drs. Nurcholis dari Dinas Perhubungan Kota Bima sebagai komandan upacara.



Hadir pimpinan DPRD Kota Bima, seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), perwakilan organisasi wanita serta unsur BUMN/BUMD.



Pada kesempatan tersebut, Walikota membacakan amanat Presiden RI Ir. Joko Widodo. Presiden mengingatkan agar peringatan Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni dimanfaatkan sebagai momen pengingat, momen pemacu dan momen aktualisasi nilai-nilai Pancasila.



Pancasila pertama kali diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan dirumuskan secara final pada tanggal 18 Agustus 1945.



Para pendiri bangsa dari berbagai kelompok, golongan dan latar belakang, duduk bersama untuk menetapkan Pancasila sebagai pemersatu segala perbedaan. Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi fondasi dibangunnya indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.



Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, kita semua diajak untuk meneguhkan semangat kita untuk bersatu, berbagi dan berprestasi.



Sebagai bangsa yang majemuk yang terdiri atas 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau, semangat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.



Kita diajak untuk terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhineka Tunggal Ika untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin.



Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus kita pupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh menghambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan.



“Negara manapun di dunia ini akan selalu berproses menjadi masyarakat yang bhineka dan majemuk. Seringkali kemajemukan ini juga dibayang-bayangi oleh risiko intoleransi, ketidak-bersatuan dan ketidak-gotongroyongan. Saatnya kita berbagi pengalaman dalam berbhineka tunggal ika, dalam bertoleransi serta dalam membangun persatuan dan kebersamaan. saatnya kita berbagi pengalaman dalam mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, demikian dibacakan oleh Walikota.



Pada momentum ini, Presiden mengajak para ulama dan tokoh agama, para guru dan ustad, para politisi dan jajaran aparat pemerintahan, para anggota TNI dan Polri, para pekerja dan pelaku ekonomi, serta seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mengamalkan pancasila dalam keseharian kita.(M)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.