Bangkitkan Semangat Wirausaha di Desa, KKN PAR IAIM Bima Gelar Workshop
Bima, Media NTB - Kuliah Kerja Nyata Participatory Action Research (KKN PAR) Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima, tampil beda. Menyadari rendahnya semangat berwirausaha masyarakat, membuat para mahasiswa tersebut menggelar Workshop Entreprenourship.
Workshop dilaksanakan selama
dua hari, di tempat terpisah.
Hari pertama Rabu (18/07) di
gelar di Kantor Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Sedangkan hari
kedua, Jum'at (20/07) berlangsung di Kantor Desa Kala, Kecamatan Donggo.
"Alhamdulillah kegiatan
ini, didukung penuh oleh Pak Kades dan Ketua BUMDes Kananta. Animo pemuda serta
masyarakat pun cukup tinggi," ujar Ketua KKN PAR Desa Kananta, Ibrahim.
Kepala Desa Kananta, Aidin
Abdullah, mengaku puas dengan kegiatan
tersebut. Pihaknya berjanji akan mensupport penuh BUMDes dan Pemuda Desa yang
ingin serius mengaplikasikan semangat berwirausaha.
"Kita telah memberikan
suntikan modal pada BUMDES. Akan kami
tambahkan lagi modal tersebut. Demi menggairahkan semangat berwirausaha
masyarakt Desa Kananta," ujar Aidin Abdullah dihadapan puluhan peserta
workshop yang memadati Aula Desa Kananta.
Antusiasme masyarakat
mengikuti Workshop wirausaha, tampak
lebih besar di Desa Kala Kecamatan Donggo. Lebih dari seratusan warga meluber
hingga ke luar Aula Desa.
"Masyarakat dan pemuda
Desa Kala, semangat menghadiri kegiatan
ini. Bahkan ada diantaranya berasal dari desa lain. Mereka antusias karena kita
hadirkan narasumber yang sudah dikenal di Bima, " jelas Abdullah Indrawan.
Hal senada dingkapkan Sekdes
Kala, Wawan Guruh Wirawan, S. I. Kom.
Workshop dua hari tersebut
menghadirkan pemateri tunggal, Hadi Santoso,
ST, MM. Sosok muda yang merupakan
praktisi dan akademisi wirausaha. Selain sebagai pemilik Perusahaan Sentral
Muslim Group, Hadi juga Dosen beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bima.
"Kemajuan sebuah Desa,
Daerah, bahkan Bangsa, sangat bergantung
pada jumlah pengusahanya. Karena itu,
masyarakat harus mulai berpola pikir menjadi Job Creater, pencipta lapangan kerja. Dibandingkan menjadi
Job Seeker atau pencari kerja," terang Hadi.
Menurut pria yang juga Ketua
III Paguyuban Donggo Kota Bima itu, ketertinggalan wilayah Donggo dibanding
daerah lain di Indonesia, karena
rendahnya jiwa kewirausahaan. Hal itu disebabkan kurangnya ditanamkan sejak
dini pada generasi. Masyarakat menyekolahkan anak-anaknya pun dengan target
agar bisa jadi pegawai, bukan untum jadi pengusaha.
"Ciri-ciri daerah maju,
jika PAD nya lebih tinggi dari suplay APBN. Donggo ini kaya akan potensi SDA,
namun karena belum digarap dan dikembangkan secara optimal oleh SDM yang konsen
pada dunia usaha, sehingga kekayaan Alam belum bisa menjadi sumber PAD yang
signifikan yang mensejahterakan, " imbuh Hadi.
Menurutnya, lahan yang
luas, potensial untuk peternakan dan
pertanian. begitu juga dengan potensi Laut dan situs wisata purbakala Wadu Pa'a
di Soromandi. Semua butuh sentuhan semangat bisnis, agar bermanfaat lebih maksimal.
"Bisnis pada prinsipnya
adalah Add Value, meningkatkan Nilai suatu barang atau jasa. Contoh susu kuda
liar, dengan penambahan kemasan yang
menarik, meningkatkan nilai jual empat
kali lipat, " ulas Hadi.
Untuk menyehatkan keuangan
keluarga pun, Hadi memberikan tips praktis. Yaitu warga harus beroientasi
investasi, dibandingkan gaya hidup konsumtif.
"Ketika kita memiliki
dana, usahakan sebisa mungkin untuk menggunakan untuk yang sifatnya investasi.
Misalnya, dipakai beli bibit sayuran,
untuk di tanam di pekarangan. Sehingga mengurangi pengeluaran. Bukan
justru membeli barang mewah seperti kulkas, yang justru menaikan beban
bulananlistrik" Tutupnya.(Uchok)
Post a Comment