Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Bima
Bima, Media NTB - Senin, 20 Agustus 2018, bertempat di
aula kantor Walikota Bima, Bagian Kesra Setda Kota Bima menggelar Sosialisasi
Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Bima. Kegiatan ini
diselenggarakan mengingat HIV/AIDS adalah masalah yang mendapatkan perhatian
dan sorotan yang serius oleh Pemerintah, hal ini disebabkan oleh kecenderungan
jumlah korban yang terus bertambah.
Sosialisasi
dibuka oleh Asisten II Setda Kota Bima Bidang Perekonomian dan Pembangunan Dr.
Ir. H. Syamsuddin, MS. Hadir Kabag Kesra Setda Kota Bima Drs. H. A. Wahid,
unsur Dinas Kesehatan, beberapa Kepala OPD lingkup Pemerintah Kota Bima,
Camat/Lurah serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Dalam
laporannya, Kepala Bagian Kesra setda Kota Bima selaku ketua penyelenggara
kegiatan melaporkan bahwa upaya penanggulangan HIV/AIDS khususnya di Kota Bima
masih belum berjalan dan terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu diharapkan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar terlibat secara aktif terhadap berbagai
program penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan bidang masing-masing.
“Keterlibatan
secara aktif harus dituangkan dalam bentuk memberikan alokasi waktu dan
anggaran terhadap isu penanggulangan HIV/AIDS kedalam segenap program dan
kegiatan pada masing-masing OPD mengingat komisi belum memiliki alokasi
anggaran memadai”, jelas Drs. H. A. Wahid.
Maksud
dari kegiatan ini adalah sebagai upaya memperkuat kelembagaan penanggulangan
HIV/AIDS dan mensinergikan program kerja lintas sector yang berkaitan dengan
penanggulangan dan pencegahan penyakit HIV/AIDS melalui peran serta masyarakat.
Narasumber
dalam kegiatan ini adalah unsur dari Dinas Kesehatan Kota Bima dan Sekretariat
KPA Kota Bima. Jumlah peserta sosialisasi yakni sebanyak 100 orang peserta
aktif selama 1 hari kegiatan.
Asisten
II menyampaikan bahwa epidemi HIV/AIDS mengancam kesehatan dan kehidupan
generasi penerus bangsa, yang secara langsung membahayakan perkembangan sosial
dan ekonomi, serta keamanan negara.
“Oleh
karenanya, upaya pengendalian HIV/AIDS sifatnya sangat penting dan harus
dilaksanakan secara terkoordinir dengan melibatkan berbagai pihak. Upaya
penanggulangan HIV/AIDS harus dilakukan dengan sistem kemitraan, karena ia
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau aparat saja”, jelasnya.
Lebih
lanjut dijelaskannya, untuk memaksimalkan upaya penanggulangan dan pencegahan
penyakit HIV/AIDS setidaknya ada tiga elemen yang harus terlibat dalam upaya
ini, yakni (1) Lembaga-lembaga pemerintah; (2) Masyarakat sipil (civil
society); dan (3) Dunia usaha dan sektor swasta.
Lalu
ada tambahan elemen keempat jika dibutuhkan, yaitu mitra pembangunan
internasional (internasional development partner), baik yang bersifat bilateral
maupun multilateral, atau dalam bentuk lembaga swadaya masyarakat internasional
(international NGO) dan berbagai yayasan internasional lainnya yang
berkontribusi dalam memberikan dukungan secara finansial dan teknis dalam
program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.
Pada
akhir sambutannya, diharapkannya peran masyarakat sipil mendukung Pemerintah
dalam upaya penanggulangan AIDS. Diantara kelompok-kelompok masyarakat yang
terorganisasi antara lain lembaga swadaya masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
tenaga profesional, organisasi profesi, dan lembaga pendidikan tinggi.
“Masyarakat
dapat menjadi penggerak utama dan berperan aktif dalam upaya penanggulangan
AIDS di Indonesia, dalam proses perumusan kebijakan, perencanaan dan
implementasi setiap program yang dilakukan, serta monitoring dan evaluasi”,
pungkas Asisten II.(M)
Post a Comment