Konjen Tiongkok Kunjungi Korban Gempa Lombok Bersama NU Peduli



Matatam, Media NTB - Konsul Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Gou Haodong bersama rombongan Konsulat RRT Denpasar didampingi jajaran NU Peduli, Senin (10/9), mengunjungi sejumlah lokasi korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).



Sebelum kunjungan lapangan, Konjen RRT Gou Haodong juga menyalurkan donasi simbolik di Posko NU Peduli, di Universitas NU Mataram, di jalan Pendidikan, Kota Mataram.



"Kami datang untuk meninjau lokasi korban gempa di Lombok, untuk lebih mengetahui kondisi dan juga apa saja yang dibutuhkan," kata Gou Haodong.



Sejak gempa bumi terjadi di Lombok, Pemerintah Tiongkok sudah memberikan bantuan logistik dan tanggap darurat melalui berbagai model distribusi.



Selain bantuan G to G, pihak swasta dan masyarakat Tiongkok juga terpanggi menyalurkan bantuan untuk para korban gempa Lombok, salah satunya melalui Posko NU Peduli.  



Menurut Gou Haodong, pasca kunjungan lapangan nanti akan dilakukan evaluasi terhadap bantuan dan donasi yang akan disalurkan selanjutnya.



"Kami akan evaluasi apa saja kebutuhan korban gempa saat ini, agar bantuan bisa lebih tepat sesuai apa yang dibutuhkan," katanya.



Dalam kesempatan itu, perusahaan mobil cina, Sokon (DongFeng Sokon/ DFSK) memberikan bantuan satu unit mobil operasional untuk NU Peduli.



Belajar Dari Gempa Sichuan

Gou Haodong mengatakan, pemerintah dan masyarakat Tiongkok sangat peduli dengan korban gempa di Lombok, NTB.



Sebab, sebelumnya gempa bumi cukup besar juga pernah terjadi dan banyak memakan korban jiwa di Tiongkok pada tahun 2008.



"Tahun 2008 gempa bumi merenggut korban jiwa 80 ribu orang. Sehingga ketika ada gempa di Indonesia, Lombok, kami juga bisa merasakan bagaimana yang dirasakan para korban. Ini yang membuat masyarakat kami ikut peduli dan berusaha membantu semampunya," katanya.


Ia mengatakan, untuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, pihaknya berencana mengundang delegasi dari Universitas NU Mataram dan NU Peduli untuk berkunjung ke Provinsi Sichuan, Tiongkok.


Provinsi Sichuan merupakan kawasan terparah terdampak gempa 2008 di Tiongkok. Namun hanya butuh waktu tiga tahun untuk kawasan itu terbangun kembali.


Menurut Gou Haodong, karakter masyarakat Indonesia dan Tiongkok punya kesamaan dalam hal kegotongroyongan dan kebersamaan.


"Kami berharap delegasi bisa melihat dan belajar langsung di Sinchuan untuk kemudian menerapkannya di Lombok," katanya.


Ketua Tim  NU Peduli, Baiq Mulianah mengatakan, sejauh ini bantuan dari Tiongkok sudah disalurkann NU Peduli ke sejumlah lokasi korban gempa di Lombok Utara, Lombok Timur, dan Lombok Barat.


"Pendekatan bantuan ini kami bagi menjadi enam klaster, mulai dari logistik penanganan pengungsi, kesehatan, pendidikan, sampai ke tahap trauma healing," katanya.


Selain dari masyarakat, bantuan juga berasal dari 5 perusahaan di Tiongkok, termasuk dari Bank of China.


"Donasi dan bantuan dari pemerintah dan swasta di RRT sudah kami salurkan dan hari ini juga ada bantuan donasi yang diserahkan secara simbolik," katanya.


"Menurutnya, total bantuan yang sudah disalurkan sekitar Rp500 juta. Namun secara keseluruhan bisa lebih karena bantuan berupa logistik seperti sembako, terpal, kebutuhan anak dan wanita, dan lain sebagainya.


Terpisah Sekretaris PW  NU NTB, HL Winengan, dalam kesempatan itu mengungkapkan, solidaritas warga Tionghoa sudah ditunjukkan sejak gempa pertama hari Minggu, tanggal 29 Juli. Selain memberikan donasi untuk NU Peduli, warga Tionghwa di Bali dan Lombok, langsung mengunjungi daerah yang terdampak gempa di Lombok Timur.


"Saat itu mereka mengirim bantuan logistik dan kebutuhan sehari-hari lainnya sebanyak tiga truk," ujar  Winengan.


Winengan mengapresiasi solidaritas warga Tionghwa yang terus memberi bantuan  pada masyarakat yang terdampak gempa di Lombok .


"Saya mengapresiasi warga Tionghwa yang terus memberi bantuan  untuk pengungsi tanpa kepentingan apa pun. Sampai hari ini terus jalan," kata Winengan, sambil menambahkan baru-baru ini perkumpulan warga Tionghoa membantu 100 tenda untuk kegiatan belajar-mengajar.(Uchok)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.