DO dan Skorsing Mahasiswa STIE Bima Disorot Mahasiswa Makassar
Makassar,
Media NTB - Atas Adanya Insiden Droup Out (DO) dan
Skorsing 5 Orang Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima membuat para
netizen bersikap, diantarannya mendapatkan perhatian khusus dari Mahasiswa Ilmu
Peternakan Universitas Alaudin Makassar pada Sabtu, (24/11/2018) lalu.
Diwakili Jufrin, Mahasiswa di
Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudin Makassar Mengatakan menyampaikan bahwa sikap sepihak yang
dilakukan Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima, yang melakukan Droup
Out dan skorsing Terhadap 5 Orang Mahasiswa Juga sebagai Pengurus Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kampus Setempat menjadi Bahan Perbincangan serta
Perhatian Khusus seluruh Mahasiswa Ilmu Peternakan Universitas Alaudin Makassar
hari ini.
"Kasus DO dan Skorsing
yang menimpa 5 orang mahasiswa STIE Bima yang melakukan kritik atas kebijakan
kampus, Konon Katanya Kampus yang sedianya menjadi tempat demokratis atau
wilayah dimana kritik yang membangun justru dibungkam dengan senjata DO dan
skorsing. Kampus dengan pejabat pejabatnya menjadi bangunan angkuh yang anti
kritik dan menjadi pelaku penindas dengan gaya Premanisme” Lanjutnya.
"Kritik yang dilakukan
mahasiswa bukannya disambut dengan perbaikan justru dijawab dengan represi oleh
kampus STIE Bima, ini sangat disayangkan Oleh kami sebagai mahasiswa"
Ungkapnya.
Mahasiswa asal Bima ini
sangat menyayangkan atas tidak adanya perlindungan hukum bagi mahasiswa dan menyesalkan
atas arogansi pihak pejabat kampus dalam memberikan sanksi pada mahasiswanya.
"Sedangkan Perlindungan
Hukum Beserta Peraturan khusus Perguruan Tinggi atau mahasiswa hari ini menjadi
otonomi sepenuhnya dikuasai kampus, Undang-Undang no 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi tidak mengatur masalah DO atau skorsing mahasiswa, lebih
parah lagi UU Dikti memberikan otonomi yang luas pada para pejabat kampus untuk
mengatur rumah tangganya. Sedangkan pada Permenristekdikti no. 44 tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi hanya mengatur batas masa studi bagi
Mahasiswa, bukan karena Menuntut Kebijakan Kampus" bebernya.
"Mari Kita selamatkan 5
orang Mahasiswa STIE Bima yang di Droup Out dan Skorsing itu". Imbuhnya.
Lebih Lanjut Jufrin
Mengatakan, 5 orang mahasiswa STIE Kota Bima yang di skorsing ataupun DO kami
tidak terima, karena Berakademis itu memiliki Landasan semangat bahwa
pendidikan adalah hak bagi segenap rakyat Indonesia. Tujuan yang tercantum
dalam pembukaan Konstitusi kita ini menjadikan bahwa setiap individu warga
negara Indonesia dapat menempuh pendidikan hingga tuntas, dengan itu Kami
meminta Kemenristekdikti untuk mencabut Droup Out dan Skorsing terhadap Mahasiswa
STIE Bima.
Mahasiswa sebagai
stakeholder kampus dan pemeran utama dalam pendidikan digeser kedudukannya
hanya sebagai objek yang bisa digeser sana-sini.
Keputusan DO dan skorsing
menjadikan mahasiswa tercerabut haknya atas pendidikan, Padahal memastikan
setiap warga negara mendapat pendidikan adalah amanat konstitusi, Jika kita
andaikan DO sebagai PHK dalam sistem tenaga kerja di Indonesia maka sistem
pendidikan kita ketinggalan dalam melindungi warga negaranya.
Melalui ini Kami dari
Mahasiswa Ilmu Peternakan Universitas Alaudin Makassar menyampaikan Pernyataan
Sikap sebagai Berikut.
Melalui media ini, Jufrin mengecam
keras tindakan DO dan Skorsing yang semena-mena yang menimpa 5 orang mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima yang dilakukan Kampus setempat, Hentikan
penggunaan DO dan Skorsing sebagai alat merepresi pemikiran kritis mahasiswa,
Menuntut Menristekdikti dan Kopertis Wilayah Delapan untuk mengeluarkan surat
pencabutan kembali SK terhadap 5 orang mahasiswa STIE Bima yang di DO dan
skorsing oleh Kampus STIE Bima, Menuntut Menristekdikti membentuk lembaga
advokasi khusus Di Bima sebagai Lembaga Konsultasi Urusan DO atau Skorsing
terhadap Mahasiswa yang bersifat independen, Meminta Polres Bima Kota dan Polda
NTB untuk segera mengaudit serta Lakukan penangkapan terhadap Rektor STIE Bima
yang sudah melakukan tindakan penganiayaan terhadap Mahasiswa STIE Bima.
"Dengan ini kami
menyampaikan salam hormat Kepada Mahasiswa STIE Bima Karena tidak bisa ngambil
Alih membentuk barisan penyelamatan dan dengan kata kata ini kami sampaikan
sebagai bagian dari perjuangan kami melakukan revolusi pendidikan di Indonesia
Lebih khususnya Selamatkan STIE Bima dari Cengkraman Penindasan dunia
pendidikan dan Tindakan Penganiayaan terhadap Mahasiswa". Tutupnya.(Mijin)
Post a Comment