Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Berkontribusi Untuk Ketahanan Pangan
Mataram,
Media NTB - Membangun kembali kejayaan Pertanian
Indonesia bukanlah hal mudah, tapi juga bukan hal yang terlalu sulit.
Yang dibutuhkan hanyalah
keseriusan, keberfihakan, dari pemerintahan pusat hingga di tingkat desa, dan
juga ketekunan masyarakat untuk mendorong dan memberdayakan sektor ini.
"Asal tekun dan serius,
(membangun) pertanian itu nggak ribet-ribet amat koq", kata H. Bambang
Kristiono (HBK), Kamis (8/11).
Ketua Badan Pengawas dan
Disiplin (BPD) Partai Gerindra ini mengatakan, selain keseriusan pemerintah dan
ketekunan masyarakat, mindset dan paradigma masyarakat tentang pertanian juga
harus diubah.
Sebab, pada saat ini sudah
terjadi degradasi makna dalam sektor pertanian kita, dimana ketika orang
membicarakan petani pasti langsung terlintas tentang kehidupan yang sulit,
pra-sejahtera, dan kantong-kantong kemiskinan.
Petani dan nelayan,
ditempatkan sebagai masyarakat dengan strata paling bawah.
Stigma ini kemudian meracuni
pikiran generasi muda kita sekarang ini, sehingga tidak heran kalau lebih
banyak para pemuda kita yang kemudian berpikir, lebih baik menganggur daripada
menjadi seorang petani.
"Ini ironi, karena di
negara-negara maju seperti di Belanda, orang-orang kaya itu justeru banyak
lahir dari kalangan petani", katanya.
"Kalau bangsa agraris
ini, pemuda-pemudanya berpikiran seperti itu, khan parah namanya. Ini yang
harus diubah, karena mindset dan paradigma ini sangat keliru", tambahnya.
Kondisi ini, papar HBK,
sangat berbeda dengan pemahaman masyarakat yang ada di negara-negara maju dan
negara-negara berkembang lainnya dalam memandang sektor pertanian.
"Banyak negara-negara
berkembang yang luasan wilayahnya kecil, tapi pertaniannya sangat maju dan
petaninya juga makmur serta sejahtera. Karena mereka berpositive-thinking,
bahwa sektor ini memiliki multiplier efect yang luas biasa", katanya.
Menurut HBK, untuk merubah
itu semua, Indonesia bisa memulainya dengan hal yang sangat sederhana.
Misalnya dengan memperkuat
pola pertanian terpadu atau pertanian terintegrasi, dimana pertanian tanaman
pangan, hortikultura, bisa dipadu bersama peternakan ataupun perikanan air
tawar.
Dimulai dari Desa, bahkan di
kegiatan-kegiatan ibu rumah tangga.
HBK menekankan, pola
pertanian terpadu ini juga bisa dimulai dari skala yang kecil di pedesaan.
Kelompok tani (Pokta) yang
sudah ada saat ini, bisa diberdayakan melalui konsep terintergasi itu.
"Sederhananya, sebagai
contoh, limbah jagung bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan kemudian
kotoran ternak bisa dimanfaatkan jadi pupuk organik, dan lain sebagainya",
katanya.
Dalam skala lebih kecil,
papar dia, pertanian terpadu juga bisa dilakuan kaum perempuan dan ibu-ibu
rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangan mereka.
Para ibu bisa memulainya
dengan menanam sayur-sayuran seperti cabai, tomat, bawang di pekarangan mereka,
dan di saat yang bersamaan, juga beternak ayam kecil-kecilan.
"Selain untuk mengisi
waktu luang, kegiatan seperti ini juga bisa memberi tambahan penghasilan dalam
membantu ekonomi keluarga. Yang terpenting pola pertanian terpadu ini harus
dibudayakan, sehingga generasi muda kita ke depan tidak lagi berstigma buruk
tentang petani dan pertanian", katanya.
Ketahanan
Pangan Kawasan
Dalam skala menengah, tambah
HBK, pertanian terpadu merupakan salah satu upaya untuk saling menghidupi dan
memberikan manfaat antar warga yang melakukan pengolahan lahan pertanian
terpadu.
Dengan demikian, hal ini
akan mendorong pola hidup simbiosis mutualisme antar warga dalam rangka
memperkuat basis ketahanan pangan dalam kawasan tersebut .
Produktifitas dan
efektifitas pertanian terpadu dapat menggerakkan perputaran roda ekonomi satu
kawasan melalui produk yang dihasilkan .
"Tapi yang terpenting,
pertanian terpadu ini jika dimasifkan dan dijadikan agenda gerakan nasional
ketahanan pangan, rakyat akan mengurangi tingkat ketergantungannya kepada
import pangan, sekaligus memperkuat lapangan kerja yang kreatif",
tukasnya.
Caleg DPR RI dari Partai
Gerindra ini memang fokus mengangkat isu pertanian dalam setiap kunjungan
lapangannya di P. Lombok, HBK selalu menekankan semangat bangkitnya kembali
sektor pertanian di Pulau ini.
Ia menilai, jika dikelola
dengan sungguh-sungguh, sektor pertanian ini bukan saja bisa membawa bangsa
Indonesia menjadi lumbung pangan dunia ke depan, tapi juga akan membuka banyak
lapangan pekerjaan yang sangat besar, sekaligus meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Tutupnya.(M)
Post a Comment