Santri dan Mahasiswa Se-Salatiga Berkomitmen Lawan Hoax Demi Tegaknya Pancasila dan NKRI



Salatiga, Media NTB - Santri dan Mahasiswa di Salatiga Deklarasikan Anti Hoax demi tegaknya nasionalisme. Ratusan santri dan puluhan mahasiswa di Salatiga, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mendeklarasikan anti hoax dan anti politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Deklarasi itu dilaksanakan bersama dengan acara Literasi Media dan Tausiyah di Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam (WALI), Salatiga, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. kamis siang (29/11/2018).



“Kami warga santri dan mahasiswa serta masyarakat Se-Salatiga, dengan ini menyatakan menolak segala berita bohong atau hoax serta sentimen bermuatan suku, agama, ras, dan antar golongan,” kata Hafyz Marshal selaku ketua pelaksana acara.Hafyz melanjutkan, santri siap turut serta menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta kerukunan masyarakat khususnya di wilayah Salatiga dan sekitarnya.



Di tempat yang sama, Pimpinan Ponpes WALI, KH Anis Maftukhin mengapresiasi acara Literasi Media dan deklarasi santri serta mahasiswa. Menurutnya, santri dan mahasiswa sudah seharusnya menjadi garda paling depan yang memerangi hoax dan sentimen atau politisasi bermuatan SARA.



Sebagai intelektual Islam, lanjut KH Anis Maftukhin, santri dan mahasiswa harus menjadi pelopor dalam menyajikan informasi yang sehat dan mendidik serta mengedepankan sikap saling menghargai kerukunan beragama.



“Santri adalah pembawa misi Islam yang damai, yang mengutamakan kemaslahatan, dan anti kebohongan,” tandasnya.



“Santri juga siap untuk saling memberikan informasi yang sehat dan berimbang serta sesuai fakta demi keharmonisan masyarakat di Salatiga sekaligus mendukung jalannya pemerintahan saat ini” tambah KH Anis Maftukhin.



Senada dengan KH Anis Maftukhin, Husein Sanusi selaku pemateri mengatakan bahwa santri dan mahasiswa perlu mencegah berita hoax demi terciptanya kondisi yang kondusif.



“Melakukan pencegahan dan antisipasi terhadap tumbuh kembangnya penyebaran berita bohong atau hoax adalah salah satu cara mendukung pembangunan nasional” ucap Husein Sanusi yang juga selaku editor di salah satu media nasional.



Dilanjutkan dengan pemaparan dari Habib Sholeh Anis Baasyin selaku pimpinan Suluk Maleman, Pati, Jawa Tengah yang berpendapat bahwa santri dan mahasiswa harus melek informasi guna melawan hoax agar tercipta pembangunan yang berkelanjutan.



"Saya mendorong adik-adik (santri dan mahasiswa agar melek kepada media agar kita semua dapat bersatu padu melawan hoax demi pembangunan nasional," kata habib anis.


Sementara itu, mahasiswa IAIN Salatiga, Nazzmu Zaman (21) mengaku acara ini mengingatkan betapa pentingnya memilih dan memilah informasi dengan teliti demi keberlanjutan pembangunan nasional.



“kami mahasiswa se-Salatiga akan menginformasikan kepada masyarakat luas dengan pemberitaan yang benar demi berlanjutnya pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah” tutup mahasiswa yang biasa dipanggil Zamzan ini.(M)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.