Setelah Bentrok dengan Preman Bayaran, Mahasiswa STIE Bima Terancam DO
Bima,
Media NTB - Buntut dari permasalahan beberapa hari lalu,
yaitu aksi unjukrasa mahasiswa STIE Bima yang memprotes kebijakan kampus yang
tidak masuk akal, kini beberapa mahasiswa terancam DO. Salah satu nama yang akan
di DO adalah Ketua BEM STIE Bima.
Kursi yang rusak serta kaca
kampus yang pecah menjadi alasan ketua STIE Bima untuk memberikan sanksi berupa
skorsing, bahkan DO kepada para mahasiswa yang menggelar aksi pada Kamis, 15
November 2018 kemarin.
"Mahasiswa yang
di-skorsing dan terancam DO itu dikarenakan merusak kursi dan memecahkan kaca
kampus. Padahal kami tidak mungkin melakukan hal demikian, kalau tidak ada
pemicunya. Kami juga sudah sangat dihinakan, dengan sengaja diadu dengan para
preman sewaan kampus," ujar Pion Koorlap Aksi kepada wartawan.
Lebih lanjut, Pion
menyatakan bahwa tidak masuk akal jika mahasiswa-mahasiswa yang menggelar aksi unjukrasa
kemarin harus ada yang di-skorsing, bahkan di-DO, karena Kemendikbud memang
sudah menginterupsi, bahwa harus ada satu organisasi mahasiswa yang menaungi
seluruh mahasiswa, yaitu BEM. Hal itu merupakan bukti administrasi legal
mengenai eksistensi BEM dengan peran dan fungsinya.
"Nggak masuk akal sama
sekali, kalau kami harus ada yang sampai di-skorsing bahkan di-DO. kami legal,
kok. Kemendikbud sudah menginterupsikan bahwa harus ada satu organisasi mahasiswa
yang menaungi semua mahasiswa, yaitu BEM. Kami aksi bukan sembarang aksi juga.
Kami bergerak karena sudah terlalu banyak laporan dari mahasiswa terkait
kebijakan-kebijakan kampus yang tidak masuk akal sama sekali. Contohnya: dosen
yang tidak produktif, fasilitas kampus yang belum memuaskan, pembayaran SPP dan
SKS yang terkesan memaksa, dan lain sebagainya," paparnya.
Pion mengancam, jika ketua
STIE Bima tetap menskorsing bahkan men-DO mahasiswa, mereka akan kembali
melakukan aksi lebih besar, bersatu dengan aliansi mahasiswa di kota Bima maupun
kabupaten Bima.(M)
Post a Comment