Temui Guru Besar Peternakan Unram, HBK Diskusi Soal Pengembangan Pertanian Terintegrasi
Mataram,
Media NTB - Potensi peternakan sebagai subsektor
Pertanian di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat menjanjikan
bila ditangani secara serius.
Pengembangan peternakan di
Provinsi ini, bahkan tak memerlukan banyak slogan. Yang penting adalah
perencanaan dan aksi tindak-lanjut yang nyata di lapangan.
"Yang kita perlukan
(untuk mengembangkan Peternakan) hanyalah keseriusan, dukungan pemerintah dan
aksi nyata di masyarakat. Setelah itu, cukup dengan perencanaan program dan
langsung aksi nyata", kata H. Bambang Kristiono (HBK), Kamis, minggu lalu
(15/11), usai berdiskusi soal peternakan bersama Guru Besar Ilmu Peternakan
Universitas Mataram, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ikhsan MS.
Selain mempererat tali
silahturahmi, sowan, dan diskusi dengan Prof. Muhammad Ikhsan dilakukan HBK
sebagai bentuk keseriusannya dalam mendorong pembangunan sektor pertanian
terpadu secara luas di NTB.
Dalam diskusi santai hampir
dua jam itu, HBK menawarkan gagasan dan ide-idenya untuk pembangunan pertanian
dan peternakan di NTB.
Sementara sebagai ahli
Peternakan, Prof Muhammad Ikhsan banyak memberi pandangan dan masukan yang
memperkaya ide dan gagasan HBK.
Menurut Prof. Muhammad
Ikhsan, selain pertanian pangan, potensi peternakan di NTB, Lombok dan Sumbawa
sudah dari dulu ada ibarat berkah dari Allah SWT.
Lombok juga memegang posisi
strategis dalam industri peternakan zaman dulu, yang ditandai dengan adanya
pelabuhan niaga Ampenan (kini menjadi pusat wisata Kota Tua Ampenan).
Dulu, pelabuhan Ampenan
seperti menjadi saksi bagaimana ternak sapi NTB di eksport ke luar negeri
dengan kapal-kapal niaga asing.
"Artinya potensi
(peternakan) ini memang sudah ada dari dulu. Nah ini yang harus kembali digali,
kenapa dulu sukses dan sekarang tidak", tegas Prof. Muhammad Ikhsan.
Dalam satu dekade terakhir,
Provinsi NTB memang menetapkan jargon Bumi Sejuta Sapi (BSS) untuk membangun
semangat kolektif di sektor peternakan.
Hanya saja, pada prakteknya
program ini terkesan tinggal jargon saja, karena kita lihat faktanya di
lapangan, BSS belum mampu secara signifikan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khususnya para petani dan peternak.
Menurut Prof. Muhammad
Ikhsan, untuk peningkatan populasi ternak rumaninsia atau ternak besar seperti
Sapi, Kerbau dan Kuda di NTB, bisa tetap berjalan.
Namun, hal yang harus
didorong dan dibenahi adalah sistem niaga hasil produksi peternakan itu
sendiri.
Ia pun mencontohkan,
bagaimana di era zaman dulu, ternak di NTB mampu menembus pasar luar negeri.
Hal ini selaras dengan
gagasan HBK yang ingin mendorong sistem pertanian terintergrasi di NTB.
Dalam konsep ini, seluruh
potensi pertanian dan peternakan dipadukan menjadi kekuatan baru yang diperkuat
dengan manajemen niaga yang baik.
Banyak ide dan gagasan yang
akhirnya muncul dalam pertemuan HBK dengan Guru Besar Peternakan Unram
tersebut.
Gagasan-gagasan ini menurut
HBK, akan terus dimatangkan dan kelak akan diperjuangkan di DPR RI saat ia
duduk di kursi parlemen Senayan.
Langkah HBK bersilaturahmi,
sowan dan berdiskusi dengan tokoh dan ahii pertanian baik di NTB maupun di
Jakarta, menunjukan keseriusan Caleg DPR-RI dari Partai Gerindra, dengan nomor
urut-1 ini, untuk membangun kembali kedaulatan pangan bangsa Indonesia melalui
sektor pertanian secara luas.
"Saya senang berdiskusi
dan bertukar wawasan dengan ahlinya. Transfer pengetahuan seperti ini, sangat
bermanfaat, sangat diperlukan selain untuk membangun tali silahturahmi dengan
para tokoh di NTB ini",. Tutupnya.(Uchok)
Post a Comment