BPBD dan FPRB Kota Bima Gelar Lokakarya Peran Dunia Usaha dalam Pengurangan Risiko Bencana
Bima,
Media NTB - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Bima dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Mbojo Matenggo menggelar
Lokakarya Peran Dunia Usaha melalui Dana CSR dalam Pengurangan Risiko Bencana
(PRB) di Gedung Seni dan Budaya pada Kamis, 13 Desember 2018.
Lokakarya dibuka oleh
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bima Drs. H. Alwi
Yasin, M. AP, diikuti 90 peserta terdiri atas OPD terkait, TSBK, Komunitas
Lintas Sungai, Bank sampah, Pramuka, Karang Taruna, Komunitas Babuju dan
Komunitas Mapala.
Narasumber berasal dari
unsur BUMN/BUMD yaitu BNI, BRI, Pertamina dan unsur Dinas terkait.
Ketua Forum PRB Mbojo
Matenggo Anwar Arman, SE, menyampaikan bahwa lokakarya digelar untuk mendorong
peran serta semua unsur stakeholder dan pemanfaatan penggunaan dana CSR BUMN
dalam pengurangan risiko bencana serta pengembangan ketangguhan daerah Kota Bima
dalam menghadapi bencana.
Sementara itu, Asisten II
dalam sambutannya menyampaikan pelibatan seluruh elemen masyarakat dalam
kegiatan penanggulangan bencana kini sudah menjadi paradigma umum di seluruh
dunia. Salah satu elemen yang dapat berperan secara signifikan adalah dunia
usaha.
Lebih lanjut, Pemerintah
menginginkan dunia usaha terlibat juga pada fase kesiapsiagaan atau dalam
langkah pengurangan resiko bencana, sehingga dapat tercapai tujuan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu menurunkan indeks
risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
Setiap perusahaan mempunyai
dana CSR (Corporate Social Responsibility). Pengelolaan dana CSR ini bersifat
dinamis. Perusahaan dapat memobilisasi sumberdaya yang tidak hanya berupa uang
tunai, melainkan dapat memikirkan untuk memberikan bantuan yang sesuai dengan
produk barang maupun jasa yang dihasilkannya. Perusahaan bisa memanfaatkan
kompetensi intinya untuk membantu masyarakat yang sedang menghadapi bencana.
“Apabila CSR benar-benar
dijalankan secara efektif, maka dapat memperkuat atau meningkatkan akumulasi
modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Modal sosial,
termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, gotong royong, jaringan dan
kolaborasi sosial, memiliki pengaruh yang besar terhadap penguatan kapasitas
masyarakat yang pada akhirnya dapat membentuk masyarakat tangguh”, ujar Asisten
II.
Asisten II berharap
kedepannya, koordinasi antar sektor maupun kelompok harus terus diperkuat.
Selain itu, kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkala untuk
membangun kesiapsiagaan sekaligus menjadi ajang untuk memperkuat koordinasi dan
semangat kebersamaan.(M)
Post a Comment