Pertama di NTB, Klinik Pertanian Diresmikan HBK
Lombok
Timur, Media NTB - Klinik pertanian sebagai terobosan baru di
bidang pertanian, resmi berdiri di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kab.
Lombok Timur.
Klinik pertanian tersebut
merupakan terobosan baru dan yang pertama kali ada di NTB.
Berdirinya Klinik pertanian
ini merupakan terobosan baru untuk mengantisipasi kegagalan dalam
membudidayakan hasil pertanian maupun mendiagnosa permasalahan pertanian.
Ketua Badan Pengawas dan
Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK), secara langsung
hadir pada peluncuran Klinik pertanian tersebut, didampingi isteri tercinta,
Hj. Dian Bambang Kristiono.
HBK yang merupakan Caleg DPR
RI dari Partai Gerindra Nomor Urut-1, dari Dapil NTB II/P. Lombok,
mengapresiasi terbentuknya Klinik pertanian tersebut. Menurutnya, Klinik
tersebut sangat penting untuk memecahkan setiap permasalahan petani didalam
membudidayakan pertaniannya.
"Klinik pertanian ini
sangat penting untuk para petani bisa berkumpul, berkomunikasi, bermusyawarah
dan sekaligus mencari solusi-solusi jika menemukan masalah dan hambatan",
ujarnya, Minggu, 9 Desember 2018.
HBK yang hadir bersama istri,
mengatakan akan mendharmabaktikan sisa hidupnya untuk para petani Lombok jika
kelak terpilih menjadi anggota DPR RI.
"Saya akan
mendharmabaktikan diri saya untuk sebesar-besarnya kemajuan dan kesejahteraan
para petani Lombok. Saya akan sangat bangga bila mampu menjadi bagian dari
kemajuan dan kesejahteraan petani Lombok", ucapnya.
Pertanian
Adalah Jawaban Atasi Problematika Pengangguran
HBK menegaskan, pertanian
adalah jawaban dalam mengatasi problematika pengangguran, serta peningkatan
kesejahteraan.
"Kalau saya terpilih
nanti, in shaa Allah, saya akan konsentrasi di bidang pertanian. Pertanian
adalah jawaban juga jalan keluar dalam mengatasi problematika pengangguran,
serta untuk peningkatan kesejahteraan. Kalau Lombok ingin sejahtera, maka sejahterakan
dulu para petaninya", ungkapnya disertai tepuk tangan yang meriah dari
ratusan petani yang hadir.
Dia juga mengungkapkan, jika
Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden RI, maka kesejahteraan para petani
Lombok dipastikan akan lebih terjamin karena mereka memiliki jembatan untuk
mengakses Presiden RI.
Dengan kehadiran HBK, para
petani Lombok juga akan memiliki kemudahan dalam menyampaikan
aspirasi-aspirasinya kepada Presiden RI.
"Cita-cita luhur saya
adalah, bagaimana saya bisa menjadikan P. Lombok ini menjadi lumbung pangan
nasional, mengatasi ketergantungan kita terhadap impor pangan dari luar negeri.
Seperti kata Prabowo, sesungguhnya kita bisa menyetop impor pangan kita karena
kita bisa dan kita mampu menyediakannya", tutur HBK.
HBK diketahui telah hidup di
tiga zaman dalam perjalanan hidup Prabowo Subianto. Saat Prabowo menjadi
Komandan Kopassus, HBK diangkat menjadi Sekretaris Staf Pribadinya, sebelum
menjadi Komandan Batalyon di Grup-4 Kopassus. Kemudian pada saat Prabowo
pensiun, dan memilih jalan hidup baru sebagai pengusaha, HBK dipercaya menjadi
salah satu Direktur di setiap perusahaan yang Prabowo pimpin atau miliki.
Dan kini, pada saat Prabowo
menjadikan politik sebagai alat perjuangannya, yaitu melalui Partai Gerindra,
kemudian HBK lagi-lagi memegang jabatan strategis yaitu sebagai Ketua Badan
Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai besutannya.
Sementara itu, penggagas
Klinik pertanian, Haji Subhan, yang juga kader dan caleg Partai Gerindra
mengatakan, terbentuknya Klinik pertanian tersebut berawal dari masih banyaknya
para petani yang mengeluh karena hasil pertaniannya rusak tanpa mengetahui
faktor penyebabnya.
"Dari permasalahan yang
kita hadapi itu, maka tercetuslah untuk membentuk Klinik ini. Supaya para
petani tidak salah dalam mendiagnosa serta menterapi penyakit pertanian
kita", katanya.
Alhasil, lantaran tidak
mengetahui penyebab rusaknya tanaman mereka, para petani kerapkali mengeluarkan
biaya banyak untuk membeli bermacam-macam pupuk maupun pestisida.
"Kita banyak keliru
dalam membudidayakan pertanian kita sehingga menyebabkan pembengkakan
biaya", ungkapnya.
Diketahui, pertanian cabai
sudah digeluti para petani di desa Kerongkong sejak tahun 1995. Hingga kini,
setiap harinya, para petani di desa tersebut berhasil mengirimkan 20 hingga 30
ton cabai ke P. Jawa.
Pada Klinik pertanian
tersebut, digandeng empat Perusahaan yang konsen pada bidang pertanian
masing-masing perusahaan pestisida, pupuk, bibit dan ilmu tanah.
Petani yang menemukan
permasalahan dalam budidaya pertanian mereka dapat langsung bertanya ke Klinik
pertanian tersebut, bahkan hanya melalui telepon. Nantinya tim yang akan turun
mengecek, apa permasalahan yang terjadi pada budidaya pertanian mereka.
Tutupnya.(Uchok)
Post a Comment