Deklarasi Anti Hoax, Komponen Masyarakat dan Mahasiswa Se-Solo Siap Ciptakan Pemilu Damai dan Bermartabat
Solo, Media NTB - Menggelar kegiatan Deklarasi Anti Berita Hoax,
Puluhan Mahasiswa Serta Komponen Masyarakat Se-Solo menyerukan Pemilihan Umum
yang Damai dan Bermartabat. Dalam acara diskusi media bertema : "Peran
Literasi Media Dalam Melawan Hoax dan Politisasi SARA Untuk Pemilu Yang Damai
dan Bermartabat”, acara berlokasi di Restoran Ndalem Lamisan, Solo, Jawa
Tengah. (20/12). Acara tersebut digagas oleh forum jurnalis pesantren.
Ketua
Pelaksana Kegiatan, Hafyz Marshal mengatakan bahwa terlaksana nya kegiatan
karena keberadaan media sangat penting untuk mengawal Pemilu 2019 nanti,
terlebih arus informasi yang sangat mudah diakses namun belum tentu kebenarannya.
“Dengan
segala kemudahan akses media saat ini baik online dan media sosial yang belum
tentu kebenarannya. Komunitas Jurnalis Pesantren bersama berbagai komponen
masyarakat Jawa Tengah dalam hal ini mencoba ikut ambil bagian sebagai garda
terdepan melawan hoax dan menangkal isu SARA demi terciptanya pemilu 2019 yang
damai, hal tersebut menjadi penting guna menjamin keberlanjutan pembangunan
nasional manusia Indonesia seutuhnya yang saat ini gencar dilakukan” ujarnya
saat didepan peserta kegiatan deklarasi, Kamis siang (20/12).
Pada
saat yang sama, Tokoh Masyarakat Solo sekaligus Dosen di salah satu perguruan
tinggi negeri, Muhammad Fuad Zein mengapresiasi penyelenggaraan deklarasi ini
dan diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menggelar kegiatan yang
menggaungkan pemilu damai dan bermartabat.
"Kegiatan
ini merupakan acara masyarakat yang diharapkan juga menginspirasi di berbagai
daerah lainnya dalam memberikan edukasi pentingnya pemilu yang damai, pemilu
yang berkualitas dan mencerdaskan masyarakat," kata Fuad Zein.
Senada
dengan Fuad Zein, Nidzomun Niam selaku akademisi dan pemateri lainnya,
menuturkan bahwa pesta demokrasi, jangan menjadi momok bagi masyarakat dan juga
dijadikan momen pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan isu mulai dari isu SARA
hingga isu hoax.
"Masyarakat
harusnya memanfaatkan pesta demokrasi dengan gembira dan bukan mencari
kesalahan. Jangan sampai isu agama, isu sara dan informasi hoax menjadi alat
hanya untuk menang di pesta demokrasi," ujar Nidzomun Niam.
Sedangkan
Husein Sanusi mengatakan bahwa media harus mampu menyajikan berita yang akurat,
berimbang, dan memihak kebenaran guna membendung hoax yang masif diproduksi dan
beredar luas di masyarakat.
“Media
sebagai arus utama bisa menjadi pembanding agar dapat mengedukasi masyarakat,
guna menyajikan berita yang akurat, dan dapat meng-counter hoax” ujar Husein
Sanusi yang juga selaku editor di salah satu media nasional dan rencana menjadi
salah satu pembicara.
Senada
dengan Husein Sanusi, Wartawan Senior salah satu media nasional, Muhammad
Syaifullah menuturkan bahwa literasi media juga harus dilakukan oleh masyarakat
guna membendung kabar berita hoax menjelang Pemilu 2019.
“Pemahaman
terhadap literasi media tersebut merupakan salah satu konsep untuk membangun
pengetahuan masyarakat terhadap tekanan isu-isu terkini yang berpeluang menjadi
hoax, apalagi menjelang pemilu 2019 nanti” ungkap Syaifullah.
Deklarasi
anti berita hoax demi Pemilu damai dan bermartabat tersebut turut dihadiri
sejumlah komponen masyarakat, mahasiswa, santri, akademisi dan para jurnalis
media lokal maupun nasional.(M)
Post a Comment