Pangdam IX/Udayana Tekankan Netraliltas dan Soliditas TNI Polri Hadapi Pemilu 2019
Mataram,
Media NTB - Usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI
Polri yang dihadiri para pimpinan TNI Polri di wilayah NTB di Hotel Lombok Plaza
diantaranya Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.IP dan Kapolda NTB
Irjen Pol Drs. Achmad Juri, MH., Rabu (13/2).
Pangdam IX/Udayana dalam
wawancaranya dengan wartawan menyampaikan pelaksanaan Pemilu 2019 harus
berjalan aman dan damai. "Untuk mendukung pelaksanaan Pemilu yang aman dan
damai ada dua strategi utama yang harus dilaksanakan yakni menjaga netralitas
dan soliditas TNI Polri supaya mampu bersinergi dengan semua komponen sehingga
KPU dan Bawaslu dalam menyelenggarakan Pemilu berjalan aman dan damai,"
ungkap Pangdam.
Dijelaskannya, terkait
penggunaan kekuatan TNI dalam Pemilu sesuai dengan penyampaian Kapolda yakni
2/3 dari kekuatan Polri di setiap wilayah, namun karena keterbatasan sehingga
kita menggunakan asas prioritas dari kemungkinan eskalasi ancaman.
Terkait dengan eskalasi
ancaman, menurut Jenderal bintang dua tersebut, sudah dipetakan semua oleh
Kapolda untuk wilayah NTB dan TNI akan mengimbanginya. "Jadi tidak cukup
pasukan saya digelar dengan teori 2/3 kekuatan Polri," ujarnya.
Oleh karena itu, saling
memback up dengan membaca eskalasi ancaman sehingga bisa menjawab bila terjadi
kemungkinan-kemungkinan kontijensi.
Diakuinya, tahapan Pemilu
hingga saat ini masih dalam kondisi kondusif. "Alhamdulillah semua masih
normal dalam masa Pemilu yang hanya tinggal 2 bulan," kata Pangdam.
Menurutnya, untuk wilayah
Kodam IX/Udayana ada tiga provinsi secara keseluruhan sampai saat ini masih
aman, meskipun ditingkat nasional Provinsi NTT dianggap termasuk daerah yang
dipetakan berwarna merah, namun itu diambil dari eskalasi Pilkada. "Kita
doakan saja," ucapnya.
Selain itu, Alumni Akmil 87
tersebut juga menyampaikan bahwa media juga memegang peranan untuk
bersinergitas bersama TNI Polri khususnya dengan KPU dan Bawaslu diperlukan
untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat.
Pangdam kemudian menyebutkan
peran media dalam Pemilu yakni pertama, memberikan edukasi kepada masyarakat
untuk tidak golput dan berdatangan ke TPS karena keberhasilan demokrasi salah
satu tolak ukurnya partisipasi masyarakat dalam proses Pemilu dan kedua, media
melalui tulisannya mampu membuat suasana menjadi dingin atau panas.
Obyek dalam Pemilu adalah
masyarakat, penyelenggaranya KPU dan Bawaslu, TNI Polri sebagai pendukung
sesuai dengan tugasnya dan media yang mengelola dan menciptakan suasana sesuai
isi tulisan.
"Mari kita bersinergi
mensupport program demokrasi sehingga pesta demokrasi bangsa betul betul
tercapai dengan tolak ukur damai dan koridor hukum berjalan dengan baik,"
tutupnya.
Sebelumnya, Kapolda NTB
menyampaikan saat ini waktu Pemilu sudah memasuki 2 bulan terakhir sehingga
harus merefresh penyiapan rencana pengamanan.
"Terkait dengan
pengamanan masing-masing TPS yang rawan ada siklus, tahapan dan mekanisme
penanganannya dan apabila terjadi eskalasi ancaman maka TNI sudah dipersiapkan,
papar Kapolda.
"Penggunaan TNI dalam
Pemilu 2019 sebanyak 2/3 kekuatan Polri sudah diajukan sesuai dengan
tahapan," pungkasnya.(M)
Post a Comment