Sosialisasi PHBS Untuk Menurunkan Prevalensi Stunting

Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan dan Politik Drs. M. Nur A. Majid, MH.


Bima, Media NTB - Dalam rangka menurunkan prevalensi stunting di wilayah Kota Bima, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bima menggelar kegiatan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).



Sosialisasi dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Maret 2019, di aula Kantor Walikota, dibuka oleh Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan dan Politik Drs. M. Nur A. Majid, MH.



Menurut penjelasan Kepala Dinas Kominfo Kota Bima Ir. Supawarman, sosialisasi diikuti 80 peserta dari unsur Camat, Lurah, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), kader kesehatan, tim PKK, lembaga pemberdayaan, tim koordinasi PKH dan perwakilan media cetak dan elektronik.



Tujuan kegiatan yakni untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang stunting kepada masyarakat dan peserta serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.



Narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Bima dan Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Bima. Dari Kementerian Komunikasi dan Informatika hadir Kasi Penyusunan Program dan Pemantauan Direkorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Dra. Tuti Sulastri.



Dra. Tuti Sulastri menyebutkan, sesuai Inpres Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo diamanatkan untuk mengkoordinir isu sektor menjadi isu tunggal untuk kemudian disampaikan ke seluruh lapisan masyarakat melalui simpul-simpul komunikasi yang sudah terbangun dan melalui berbagai kanal media.



“Khusus terkait stunting, Kementerian Kominfo menjadi Koordinator Kampanye Nasional. Kami bersama Kemenkes dan 10 Kementerian lainnya, juga Pemerintah Daerah, terus bekerja keras mensosialisasikan PHBS”, kata Dra. Tuti Sulastri.



Direkorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) akan mendorong agar 60 Kabupaten/Kota prioritas tahun 2019 aktif mengedukasi terkait stunting, termasuk Kota Bima.



Merujuk hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, Kota Bima tercatat berada di angka 35,6% dengan prioritas Kelurahan penanganan stunting meliputi Rabadompu, Oi Fo’o, Ntobo, Jatibaru, Kolo, Rite, Nungga, Nitu, Lelamase, dan Jatiwangi.



“Kami mengharapkan para peserta kegiatan ini dapat melakukan 3P, yaitu Peduli, Pahami dan Partisipasi. Hal ini bisa membantu mengurangi keberadaan gizi buruk”, kata Dra. Tuti Sulastri.



Staf Ahli Walikota mengucapkan terimakasih atas penyelenggaraan forum sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, dalam rangka penurunan prevalensi stunting di Kota Bima. Selain sebagai bentuk perhatian, ini juga sekaligus menjadi pemacu semangat dan komitmen para stakeholders di daerah, untuk mengerahkan segala upaya guna mengeliminasi stunting di Kota Bima.


Stunting mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak baduta (bayi di bawah usia 2 tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kejadian stunting di Indonesia tidak hanya dialami pada keluarga miskin, tetapi juga pada keluarga mampu.



Stunting bisa terjadi karena adanya infeksi berulang dan kurangnya asupan zat makanan yang berkaitan dengan kurang baiknya perilaku kesehatan dan gizi. Untuk mencegah hal ini, PHBS harus diupayakan di setiap rumah tangga. Termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.



Dengan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat menurunkan kejadian sakit terutama karena penyakit infeksi.



“Forum kita hari ini semoga menjadi ajang kita menemukan langkah strategis untuk menggugah kesadaran bersama guna menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari”, harap Staf Ahli Walikota.(M)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.