Aksi “Rawat Bumi” Dilaksanakan di Pantai Lawata Kota Bima
Bima,
Media NTB - Dalam rangka memperingati Hari Bumi
Internasional atau Earth Day yang jatuh pada tanggal 22 April, Yayasan Lindungi
Hutan melaksanakan aksi Rawat Bumi yang diisi dengan kegiatan menanam pohon dan
aksi bersih pantai.
Koordinator kegiatan Irfan
menjelaskan, aksi ini dilaksanakan secara serentak di 100 kota di seluruh
Indonesia, salah satunya di Kota Bima, pada Minggu pagi, 21 April 2019. Untuk
Kota Bima, kegiatannya adalah penanaman pohon mangrove sebanyak 500 bibit di
Pantai Lawata, dengan melibatkan berbagai pihak dan komunitas.
Kegiatan ini didukung antara
lain oleh Pemerintah Kota Bima, Kodim 1608/Bima, Kepolisian Resort Bima Kota,
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB, Tagana Kota Bima,
Komunitas La Hila, dan Mapala Parewa.
Irfan menjelaskan, Yayasan
Lindungi Hutan merupakan platform penggalangan dana dan pelestarian hutan yang
berbasis di Kota Semarang. Mengandalkan situs resminya di lindungihutan.org,
Lindungi Hutan sudah melakukan aksinya dalam memperbaiki empat hutan di daerah
Semarang dan Temanggung, Jawa Tengah. Proses kerjanya cukup sederhana. Lindungi
Hutan mengumpulkan dana dari para donatur yang peduli akan kelestarian hutan,
kemudian menggunakannya untuk mendanai modal gerakan kampanye penghijauan hutan
bersama para pertani lokal daerah yang menjadi sasaran.
“Yayasan ini terbentuk pada
Desember 2016. Memang relatif baru, namun alhamdulillah progresnya luar biasa”,
kata Irfan. “Khusus untuk wilayah pesisir, kami concern pada isu abrasi.
Sebagai anak muda, kami mencoba menginspirasi sesama untuk berbuat sesuatu guna
mengurangi bahaya abrasi, salah satunya di Teluk Bima ini.”
Hal ini diapresiasi oleh
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bima Ir. Hj. Zaenab yang dalam
kegiatan tersebut hadir mewakili Walikota Bima. Dirinya menjelaskan tingkat
sedimentasi Teluk Bima yang semakin mengkhawatirkan.
“Saya mengapresiasi anak-anak
muda yang hari ini berusaha berbuat sesuatu untuk daerahnya. Saya berharap aksi
ini bisa menggugah eleman masyarakat yang lain untuk ikut peduli dan
bersama-sama menjaga”, kata Ir. Hj. Zaenab.
Lanjutnya, menanam itu
relatif gampang dilakukan, yang lebih sulit adalah merawat. Oleh karena itu
dibutuhkan kepedulian semua pihak, agar mau bersama-sama menjaga. “Untuk
kawasan pantai biasanya lebih mudah kita pantau karena akses lebih mudah dan
dilewati sehari-hari. Yang menjadi masalah biasanya hasil penghijauan di
perbukitan. Setelah ditanam biasanya ditinggalkan tanpa ada perawatan. Ini
perlu menjadi catatan dan perhatian kita bersama”, pesan Ir. Hj. Zaenab.
Menutup sambutannya, ia
mengajak seluruh stakeholders untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuang
sampah sembarangan, serta mengurangi sampah plastik. Gerakan edukasi ini
hendaknya dimulai dari keluarga di rumah.
Hadir pada kegiatan
tersebut, Kepala Bappeda Litbang Kota Bima, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kota Bima, Kepala Badan Kesbangpol Kota Bima, Kepala
Dinas Sosial Kota Bima, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima, Kepala
Bagian Organisasi Setda Kota Bima, Camat Rasanae Barat, dan Lurah Dara.(M)
Post a Comment