Caleg Muda Harus Berani Lawan Supremasi Lembaga Survey
Mataram,
Media NTB - Mi6 menduga keberadaan Lembaga Survey
politik berkontribusi menurunkan kualitas demokrasi dalam pemilu legislatif
2019. Hal ini dipicu oleh sejumlah release media hasil-hasil survey yg
dipublikasi ke publik yang terkesan tidak menghitung kekuatan potensi caleg
muda potensial dalam mengagregasi kekuatan pemilih yang sudah dipenetrasi.
Nuansa Subyektifitas Lembaga
Survey Politik yang cenderung tidak melakukan pemetaan/mapping secara
menyeluruh justru menghasilkan kesimpulan akhir yang tidak mencerminkan kondisi
yang sebenarnya.
Kuat dugaan Lembaga Survey
politik memainkan taktik penggiringan opini untuk kliennya, tanpa melihat
realitas perubahan persepsi politik rakyat ditingkat basis akibat munculnya
caleg muda // caleg pemula // yang menjadi idola rakyat disetiap dapil.
Adanya Supremasi ini harus
dilawan dan didelegitimasi oleh bersatunya caleg muda dengan cara memperkuat
dan memperluas basis dukungan rakyat untuk membantah argumentasi Lembaga Survey
Politik. Hal ini sekaligus sebagai upaya melakukan *early warning* bahwa apa
yang telah dilakukan oleh Lembaga Survey tidak menjadi satu-satunya sumber
legitimasi kemenangan.
Jika fakta - fakta yang
telah diungkap oleh Lembaga Survey bisa dilawan dan diatasi dengan taktik
politik yang cerdik , maka hal ini tentu akan menyemangati //spirit// bagi
caleg muda untuk memperluas jaringan pemilihnya.
Demikian Siaran Pers Mi6
yang disampaikan ke media , Minggu (31/3).
Menurut Direktur Mi6 ,
Bambang Mei Finarwanto , SH keberadaan Lembaga Survey Politik yang kurang
presisi dalam menyampaikan kajian dan hasil survey nya , khususnya dalam hasil
- hasil pemilihan legislatif 2019 justru berpotensi menurunkan kualitas
demokrasi karena informasi yang dipublish terkesan tidak sesuai dengan fakta di
lapangan.
"Mi6 mendapatkan
sejumlah informasi top secret lapangan bahwa pilleg 2019 di NTB berbeda dng
pilleg 2014, dimana caleg muda // caleg pendatang baru// makin agresif dengan
beragam taktik dalam meraih dukungan masyarakat . Mereka ini bergerak ibarat
operasi kladestein , senyap tapi masiv," Kata Dir Mi6.
Didu , panggilan akrab
Bambang Mei F mengatakan gerakan senyap merayap caleg pemula dibasis ini kerap
luput dari analisis hasil lembaga survey karena beragamnya strategi caleg muda
dalam mengamankan basis-basis pemilih loyalnya.
"Kesan subyektifitas
Lembaga Survey tentu akan mempengaruhi kredibilitasnya di mata rakyat, jika
hasil survey nya tidak akurat ," tegas Didu.
Selain itu kata Didu ,
keberadaan lembaga survey politik berpotensi mendemoralisasi semangat dan
spirit caleg muda yang tidak konfiden // inferior // dengan dominasi yang diduga
melakukan buzzer penggiringan opini secara sepihak.
"Bisa jadi tidak
bergeraknya dan tidak agresifnya sejumlah caleg muda didapil pemilihannya ,
selain faktor internal, tidak tertutup kemungkinan mentalnya sudah down duluan
akibat publikasi lembaga survey yang seolah-olah memperkuat elektabilitas calon
tertentu. Hal ini kemudian dipandang menutup harapan bagi para caleg .
Akibatnya caleg bisa jadi sulit *move on* menjadi tidak termotivasi di dapilnya
," ungkapnya.
Sementara itu Sekretaris Mi6
, Lalu Athari Fathullah yang juga Caleg DPRD NTB dapil 8 Lombok Tengah No urut
2 Dari Partai PERINDO tidak pernah mau tahu dan menggubris Lembaga Survey
Politik terkait pengumuman hasil caleg yang memiliki elektabilitas yang kuat.
"Saya bersama caleg
caleg muda partai lain akan melawan Supremasi dan membuyarkan prediksi Lembaga
Survey tersebut dengan taktik dan strategi lain," ujar Athar.
Athar menilai bahwa politik
itu unpredictable dan selalu bergerak dinamis . Menjudgment hasil konstestasi
pilleg melalui survey tidak boleh sepenuhnya dipercayai karena ada faktor
subyektifitas. Dan rakyat sudah tahu juga kalau lembaga survey itu tidak
sepenuhnya independen.
"Hasil itu tidak bisa
tertukar oleh orang yang tidak pernah turun ke basis dan hanya mengandalkan
permainan persepsi semata. Saya tetap rajin turun ke basis, meski tanpa harus
memakai jasa dan arahan lembaga survey. Saya nggak mampu bayar , mending beaya
itu utk mengentertain rakyat didapil," tukas Athar.
Athar memprediksi pilleg
2019 akan makin banyak caleg muda yang melenggang di parlemen karena rakyat menginginkan
wakilnya dari figur yang lebih merakyat dan tidak diragukan track recordnya.
Tutupnya.(Ucok)
Post a Comment