HBK Nilai Budidaya Jamur Menguntungkan Secara Ekonomi
Mataram,
Media NTB - Budidaya jamur tiram belum banyak dilirik
oleh masyarakat P. Lombok. Padahal jamur tiram memiliki nilai ekonomis yang
menjanjikan. Informasi ini didapat oleh Caleg DPR RI Dapil NTB-2/P. Lombok dari
Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK) saat bertandang ke Kelompok Tani
(Poktan) Muzaidi di Kecamatan Sandubaya-Kota Mataram.
"Silahkan Pak Bambang
lihat rumah jamur saya", kata Muzaidi, Rabu (3/4).
HBK yang datang bersama
istri tercintanya Hj. Dian BK melihat rumah jamur Muzaidi. Didalamnya ada
sekitar 2.000 baglog (media tanam jamur). Dari penuturan Muzaidi, ada dua jenis
jamur yang dihasilkan, yaitu jamur tiram putih dan hitam.
"Rata-rata tiap hari
bisa panen sekitar enam kilogram Pak", terangnya.
Untuk satu kilogram jamur,
lanjutnya, dijual dengan harga Rp 30 ribu untuk jenis jamur tiram putih,
sedangkan jamur tiram hitam bisa lebih mahal, yaitu sekitar Rp 40 ribu
per-Kilogramnya. Dalam sehari rata-rata mendapat pemasukan antara Rp 150-180
ribu.
"Pasarnya sudah jelas.
Biasa diantar oleh anak-anak langsung", sambungnya.
Penjelasan Muzaidi ini
mengusik rasa ingin tahu HBK. Diantara yang ditanyakan adalah modal yang
dibutuhkan membangun rumah jamur dan membeli baglog. Menurut Ketua Badan
Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra ini, budidaya jamur akan menarik
bila melibatkan kelompok-kelompok masyarakat.
"Akan dapat membantu
ekonomi keluarga jika berjalan optimal", ucap HBK.
Muzaidi menjabarkan, untuk
rumah jamur yang dibuat, untuk baglog dengan kapasitas 2.000 buah itu butuh
modal sekitar Rp 7 juta. Sedangkan pembangunan rumah dan rak jamur menghabiskan
sekitar Rp 20 juta lebih. Masa panen jamur berlangsung selama lima bulan. Jika
rerata tiap hari Rp 150 ribu, maka selama lima bulan mendapat Rp 22,5 juta.
"Setelah dipotong modal
Rp 7 juta, keuntungannya itu Rp 15,5 juta. Sementara rumah jamurnya bisa
dipakai seterusnya," terangnya.
Penjelasan Muzaidi ini kian
membuat HBK dan istri penasaran. Sembari panen jamur, HBK meminta
hitung-hitungan jika ingin membuat kelompok budidaya jamur. Menurut HBK,
budidaya jamur ini solusi kongkrit pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di
perkotaan.
"Sangat inspiratif ini.
Bagus untuk ditiru dan dikembangkan masyarakat perkotaan", ucap Hj. Dian
BK.
Pilot Project Pengolahan
Hasil Pertanian
Kehadiran HBK beserta istri
tercintanya, Hj. Dian BK di Poktan Bijaksari tak hanya melihat budidaya rumah
jamur. Pada kesempatan tersebut juga, Muzaidi mengajak HBK melihat pengolahan
hasil-hasil pertanian.
Kelompok ini mengolah bawang
merah menjadi bawang goreng, selain itu ada juga keripik pisang dan keripik
singkong.
"Bawang merah itu
harganya naik turun. Saat panen besar, harganya anjlog. Rugi kita kalau
dijual", katanya.
Selain bawang merah,
sebenarnya yang kerap membawa problem bagi petani holtikultura adalah cabai.
Ketika panen sedang bagus dan banyak, harga di pasaran terjun bebas.
"Ya, cabai itu juga
membutuhkan pengolahan. Hanya saja saat ini saya fokus pada bawang merah,
kripik singkong, dan kripik pisang dulu", imbuhnya.
HBK mengungkapkan, di Poktan
Bijaksari banyak hal yang bisa dipelajari. Petani holtikultura fokus pada cabai
dan bawang merah. Disaat yang sama Ketua Poktan Bijaksari juga fokus budidaya
jamur.
"Ini (Poktan Bijaksari)
bisa menjadi pilot project hasil pertanian", katanya.
Untuk memberikan nilai
tambah, kata HBK, hasil pertanian holtikultura sebaiknya dijual dalam bentuk
olahan. Membuat bawang goreng, kripik singkong, kripik ubi dan kripik pisang
adalah ide yang tepat. Tinggal bagaimana memikirkan konsep kemasan dan
pemasarannya sehingga bisa lebih menarik.
"Tadi karena hanya
masuk di warung-warung maka kemasannya hanya plastik. Nanti coba kita arahkan
kemasannya lebih baik dan bisa tembus pasar modern", terangnya.
Jamur sendiri, tambah HBK,
selain dijual mentah bisa juga dijual dalam bentuk olahan kripik jamur atau
abon jamur. Di toko maupun restoran, jamur menjadi salah satu menu olahan
dengan banyak peminat.
"Jamur ini kan makanan
bagus, hygienis, tanpa kimia bahkan disebut sebagai salah satu makanan yang
memiliki anti oksidan yang tinggi", imbuhnya.
HBK menambahkan, dirinya
akan berkomitmen untuk fokus dalam pengembangan sektor pertanian bila lolos
menjadi anggota DPR RI nanti. Selain produksi pertanian, yang akan menjadi
fokusnya juga adalah peningkatan nilai tambah hasil-hasil pertanian.
"Saya akan terus
mengawal sektor pertanian dari hulu sampai hilir. Supaya masyarakat kita bangga
sebagai petani", Tutupnya (Ucok).
Post a Comment