Leo! Hanya Sedikit Gaji Saya Yang Dipotong Tapi Sangat Berarti Bagi Yang Membutuhkan


Bima, Media NTB - Pola pikir mayoritas masyarakat yang skeptis cenderung mengatakan bahwa ikut serta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indoensia Sehat (JKN-KIS) merupakan sebuah “kerugian”. Pikiran tersebut muncul karena iuran yang dibayarkan setiap bulan dianggap hilang begitu saja terutama bila belum pernah menggunakan atau mendapatkan manfaat.



Namun tidak demikian yang dipikirkan oleh Leo (31), seorang peserta program JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) di salah satu BUMN Kota Bima. Ia beranggapan bahwa dengan membayar iuran setiap bulan secara rutin berarti sudah membantu sesama. Dirinya pun selalu berharap agar tidak pernah menggunakan JKN-KIS karena itu berarti dirinya selalu diberikan kesehatan. Tidak terbesit di benaknya dia merasa dirugikan dengan menjadi peserta JKN-KIS.



“Ikut JKN-KIS ini seperti sedia payung sebelum hujan, tidak tahu kapan hujannya akan turun. Kalau hujannya tidak turun apa berarti kita rugi sedia payung?. Begitu juga dengan kesehatan. Selain menjaga pola hidup sehat, menjadi peserta JKN-KIS serta rajin membayar iuran merupakan salah satu cara melindungi diri kita dari biaya tak terduga jika sakit. Tidak ada yang rugi, malah seharusnya kita bangga bisa membantu sesama. Sayapun sebagai seorang karyawan, gaji saya dipotong setiap bulan untuk iuran JKN-KIS. Nilainya hanya 1% saja, tapi sangat berarti bagi yang membutuhkan,” ujar Leo.



Pemikiran seperti ini tentunya merupakan pengalam pribadi Leo, dimana seluruh keluarganya sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Ia menanamkan bagaimana pentingnya memiliki perlindungan kesehatan. Bukan dibutuhkan hanya saat pada sakit saja tapi lebih kepada perlindungan semasa masih sehat.



“Seluruh keluarga saya sudah menjadi peserta JKN-KIS, orang tua terdaftar sebagai TNI, saya sebagai Pekerja dan adik – adik saya sebagai peserta mandiri. Syukur sampai saat ini kami belum pernah menggunakan JKN-KIS. Kalau mau pakai berarti kami harus sakit dulu dong. Orang – orang ingin hidup sehat tapi kami malah ingin sakit supaya bisa pakai,” lanjut Leo sembari tertawa ringan.



Bagi Leo, iuran yang rutin ia bayarkan setiap bulannya melalui potong gaji telah membantu pembiayan jaminan peserta yang lebih membutuhkan. Baginya tidak pernah berpikir merasakan rugi karena iurannya tidak kembali jika tidak pernah menggunakan. Hal inilah menurutnya perlu ditularkan kepada masyarakat untuk merubah pola pikir untung rugi serta pola pikir masyarakat yang ingin mendaftar program ini hanya karena sakit. Tutupnya.(Ucok)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.