Gelar FGD, UNRAM Ingin Jadi Pusat Riset Geomagnetik Nasional


Mataram, Media NTB - Fakultas Teknik Universitas Mataram (FT Unram) menyelenggarakan acara Focus Group Discussion (FGD) Geomagnetik Nasional 2019 dengan tajuk Memperluas Kolaborasi dalam Geomagnetisme Menuju Kehidupan yang Aman dan Berkelanjutan Secara Global Bertempat di ruang Sidang Senat kantor Rektorat Unram, kemarin.




Hadir diacara tersebut perwakilan International Association of Geomagnetism and Aeronomy Dr. Kusumita Arora, Dra. Clara Yatini selaku Kepala Pusat Sains dan Antariksa LAPAN, Dr. Suaidi Ahaidi perwakilan dari Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG dan Ir. Kristianto, M.Si., selaku perwakilan dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.




Turut hadir pula Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Dr. Nugroho Dwi Hananto, Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dr. I Nyoman Sukanta, S.Si., MT serta para peneliti dan perekayasa dari instansi pemerintahan maupun perguruan tinggi di Indonesia.




Kegiatan ilmiah tersebut dijadwalkan selama dua hari yaitu kegiatan FGD pada Rabu 20 November dan kegiatan visitasi Observatorium Geomagnetik Unram yang terletak di Sengkol Pujut Kabupaten Lombok Tengah pada Kamis 21 November.




Eko Pradjoko, ST., M.Eng., Ph.D selaku ketua panitia FGD mengatakan bahwa penelitian dibidang geomagnetik merupakan hal yang menarik mengingat penelitian dibidang tersebut berpeluang besar untuk mengeksplorasi hal-hal yang masih belum diketahui ataupun dipecahkan oleh para peneliti selama ini.




“Kami di Lombok disini mendapat kepercayaan untuk membuat stasiun observatorium untuk mengukur geomagnet atau magnet bumi dan saya berharap Unram kelak bisa menjadi pusat riset geomagnet di Indonesia” paparnya.




Wakil Rektor bidang Akademik Agusdin, SE., MBA., DBA mewakili Rektor Unram dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan antisipatif berupa pemahaman yang memadai mengenai struktur geologis maupun geomagnetik Lombok diperlukan mengingat Indonesia termasuk Nusa Tenggara Barat masuk dalam daerah cincin api dunia (ring of fire).




Agusdin menjelaskan bahwa Unram telah menjalin kerjasama dengan beberapa Universitas di tanah air untuk menggelar consorsium kebencanaan atau kegiatan studi sebagai langkah antisipatif untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan yang memadai mengenai mitigasi bencana.




“Unram telah menjalin kerjasama dengan beberapa Universitas di tanah air dan telah melakukan berbagai macam kegiatan studi untuk menemukan hasil-hasil riset yang berguna sebagai solusi untuk mengatasi bencana ataupun mitigasi bencana” jelas Agusdin.(BM)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.