Panen Raya di Oi Katupa, Bang Zul Canangkan Bima Jadi Pusat Kayu Putih Dunia


Bima, Media NTB - Guberur NTB, Dr H Zulkieflimansyah melakukan panen raya daun pohon minyak Kayu Putih di lahan yang dikelola oleh PT Sanggar Agro Karya Persada, Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora,  kabupaten Bima pada Kamis (12/12). 



Panen raya itu dilakukan Bang Zul, dalam rangkaian kunjungan kerjanya, di Pulau Sumbawa. Sebelum bertolak ke Tambora, Bang Zul menyambangi warga Desa Lanci Kecamatan Manggelewa, korban angin Puting beliung, sekitar pukul 14:30 Wita. 



Gubernur yang biasa disapa, Bang Zul,  beserta rombongan tiba di lokasi Sanggar Agro Desa Oi Katupa, sekitar pukul 16:30 Wita, di dampingi Bupati Dompu H Bambang Yasin, Asisten II Bupati Bima, Ir. H Nurdin, Staf Ahli Bupati Bima, Drs. H Arifuddin, Camat Sanggar, Camat Tambora dan beberapa Kabag dan Kepala OPD lingkup Pemkab Bima.



Tiba di lokasi, Gubernur beserta pejabat Pemkab Bima  dan Pemkab Dompu, berkeliling memantau lokasi Pabrik dan menyaksikan langsung proses pengolahan, dari bahan baku hingga menjadi minyak kayu putih. Kemudian, Bang Zul diberi kesempatan pertama untuk membuka kran pipa hasil proses sublimasi minyak kayu putih yang sudah siap di pasarkan. 



Gubernur Bang Zul mengungkapkan, bahwa kepercayaan orang akan meningkat jika upaya yang dilakukan sudah pada level memproduksi dan hasil bisa dilihat.
"Saya kira ditanah-tanah yang kosong, bisa kita jadikan lahan pohon kayu putih." Ungkap Gubernur, dikutip oleh Kabag Humas Setda Bima, M Chandra Kusuma Ap, Kamis (12/12) di Oi Katupa. 



Ia berharap, semua pohon itu bisa berproduksi dengan bagus, karena dua tahun kita tanam, 25 tahun kemudian tinggal memetik hasilnya. Selain itu, tanah-tanah gundul dan berbatu akan ditumbuhi pohon kayu putih.



Diakuinya, tantangan pemerintah yakni membangun sekolah Kejuruan disekitar pabrik, atau sekolah yang  berkaitan dengan pengolahan minyak kayu putih. Agar tenaga kerja  tidak didatangkan dari luar.



"Nanti kita minta Kadis Pendidikan untuk membangun SMK. Sehingga tenaga kerja tidak perlu dari luar dan kita tidak menjadi penonton di negeri sendiri
’’ tegas Bang Zul.



Gubernur meminta agar Perusahaan dapat menyediakan bibit kemudian diserahkan ke masyarakat. Dan hasil panen dijual kembali ke pabrik. Diakuinya, Perusahaan sudah siap membantu dan menyanggupi bibit sebanyak 250 ribu pohon. 



Bulan Januari tahun 2020, kata Gubernur, akan dicanangkan Gerakan Menanam 250 ribu pohon Kayu Putih di wilayah Kab Bima. "Kita canangkan Bima sebagai pusat kayu Putih internasional.’’ Imbuh Bang Zul. 


Bibit tersebut nantinya diarahkan pada Kec. Soromandi, Donggo, Sanggar dan wilayah-wilayah pegunungan lainnya.



Sementara itu, pimpinan PT. Sanggar Agro Karya Persada, Jimmy Sumitro mengaku belum jual langsung ke masyarakat karena masih dalam proses penyempurnaan. Untuk sementara masih dijual ke perusahaan minyak kayu putih sebagai bahan baku mereka.



"Kita sendiri belum jualan langsung. Kita masih jual bahan bakunya.’’ katanya di lokasi pabrik, Kamis (12/12) lalu. Menurutnya, per hari perusahaannya dapat  menghasilkan 60 ton minyak kayu putih. Dan untuk mendapatkan sebanyak itu mereka harus memanen bahan baku di lahan seluas 20 hektar.



Kalau sudah resmi beroperasi ia berjanji akan bekerja sama dengan semua pihak. Satu ton per hari dengan nilai uang dua ratus juta. Kalau harganya lebih bagus hutan kita yang gundul akan dipenuhi oleh pohon kayu putih.



Jimmy mengaku telah melakukan penelitian berturut-turut selama 6 tahun di saat harga minyak kayu putih Rp 60 ribu. Sekarang harga minyak kayu putih naik menjadi Rp 280 ribu.



Ia menceritakan kalau harga minyak kayu putih itu naik setiap tahunnya. Bibit yang dipanen sekarang adalah yang ditanam sejak tiga tahun lalu. Kemudian, pabrik dibangun di lahan seluas 2,5 hektar, selama satu tahun dari peletakan batu pertama hingga akan dioperasikan ini. Kalo pabriknya sudah beroperasi, per harinya bisa memproduksi satu ton.



"Minyak ini terbesar di dunia, karena luar negeri tidak punya. Ada di Vietnam namun kalah dari kita." imbuhnya.



Untuk mengembangkan usahanya, Jimmy mengaku masih membutuhkan lahan seluas 15 ribu hektar lagi. Lahan yang ada disekitar Kecamatan Tambora masih belum cukup. Di Indonesia membutuhkan Lima ribu ton, sedangkan kita hanya bisa memproduksi 500 ton.


"Itu saya lagi cari. Kita kekurangan terlalu banyak. Jadi masih kekurangan 90 persen. Targetnya nanti akan ada peningkatan setiap hari. Dari daun, kita bisa memproduksi 200 ton." kata Jimmy dan berjanji akan membangun pabrik pengolahan Minyak Kayu Putih, di lahan yang akan ia kelola nantinya.



Sebelum melaksanakan panen raya, Gubernur dan seluruh pejabat yang  mendampingi, melakukan penanaman bibit pohon Kayu Putih, disejumlah titik yang sudah disediakan perusahaan. Dan hari itu, Bang Zul menghabiskan malamnya di lokasi Sanggar Agro Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora. (Hum)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.