Mansyur : Bupati Dikritik, Tim Sukses Tak Perlu Kebakaran Jenggot


Bima, Media NTB - Eks Ketua HMI Cabang Bima, Mansyur mengatakan tim sukses, tidak perlu panik hingga kebakaran jenggot menanggapi kritikan terhadap Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri.



“Tim sukses tak perlu kekanak-kanakkan, panik hingga kebakaran jenggot segala tanggapi kritik saya ke Bupati. Saya sorot dan kritik murni kebijakan dan programnya,” katanya, Kamis (30/1/2020).



Mansyur menyarankan tim sukses IDP banyak belajar lagi tentang sistem Pemerintahan agar tidak keliru dan sesat dalam menanggapi setiap kritikan setiap warga terhadap Kepala Pemerintahan.



“Ini soal kapasitas. Pertanyaan saya apa kapasitas tim sukses IDP mereka tanggapi kritikan saya terhadap Bupati. ASN atau tenaga honer juga bukan. Ini kan lucu, sama saja menelanjangi diri sendiri," ujarnya.



Kalaupun pernyataan soal Kedinasan seperti kunjungan kerja, yang memiliki kompetensi untuk mengeluarkan tanggapan Bupati sendiri atau minimal Humas Pemda. Hal tersebut bisa dimaklumi. 



"Kalau Timses yang mengeluarkan pernyataan dan membantah berarti semakin membenarkan pernyataan saya sebelumnya dan inilah kesesatan berpikir yang sesungguhnya", lanjutnya.



Menurutnya asbun yang dilontarkan oleh tim sukses kepada dirinya sebagai upaya menyerang pribadi, karena sudah kehabisan materi untuk beragumentasi. Hal itu juga sebagai bentuk apa yang dikritik selama ini benar adanya.



“Jangan-jangan kritik saya tentang IDP yang fokus pencitraan jelang Pilkada dan mengabaikan tugasnya sebagai Bupati benar adanya,” katanya.



Seharusnya tim sukses atau relawan calon kepala daerah memberikan penjelasan yang rasional dan obyektif ataupun sosialisasi kepada masyarakat. Bukan malah sibuk menunjukkan kesesatan di ruang publik.



“Intinya saya berurusan dengan program dan kegiatan Bupati Bima bukan dengan calon Bupati Bima,” katanya.



Mansyur mengaku, desakan yang meminta Bupati memikirkan dan mencarikan solusi untuk mengantisipasi petani gagal panen akibat tidak turun adalah normatif sebagai warga Kabupaten Bima.



“Bupati bertanggung jawab kepada masyarakat Kabupaten Bima. Kalau sebagai calon Bupati, IDP milik tim sukses atau relawan. Ini yang harus dibatasi,” katanya.



Hal yang sama juga berlaku di lingkungan keluarga, IDP dimata anaknya Dae Yandi, adalah seorang ibu. Sementara di tingkat Pemerintahan, IDP dan Yandi adalah mitra kerja.



“Yandi sebagai ketua DPRD akan mengawasi dan mengawal program Bupati. Bukan sebagai Ibu. Ini yang harus dipahami, supaya tidak gagal paham,” ujarnya.



Mansyur menambahkan, selama ini dirinya tidak pernah mengkritik atau menyorot IDP diluar kapasitasnya sebagai Bupati Bima ataupun menyerangnya secara personal.



Lebih lanjut mansyur menyorot efektifitas kunjungan kerja yg dilakukan oleh Bupati Bima. Menurunya kunjungan kerja seharusnya memiliki hasil yang terukur seperti penyelesaian kelangkaan pupuk, stabilitas harga garam dan masalah-masalah lain yang menjadi persoalan masyarakat Kabupaten Bima secara keseluruhan. Malah yang terdokumentasi pada saat IDP kunker masyarakat yang berpose dua jari.



Mansyur menduga agenda kunker murni kegiatan kampanye terselubung dan semakin menunjukan bahwa IDP tidak paham proporsinya sebagai Bupati. Bahkan timsesnya pun demikian, tidak paham proporsi dan kapasitasnya.



"Jadi untuk apa dilanjutakan satu periode lagi, saya katakan IDP tidak layak untuk lanjut ke periode berikutnya," tutupnya.(NM)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.