Terkait Kelangkaan Pupuk Kabupaten Bima, Ini Tanggapan PKT NTB


Mataram, Media NTB - Kelangkaan pupuk subsidi di kabupaten Bima sudah menjadi persoalan yang menimpa masyarakat petani di semua desa, demonstrasi disertai aksi penutupan jalan di berbagai desa pun tidak terbendung. Sejak beberapa hari yang lalu, hingga saat ini masih berlangsung aktivitas demonstrasi di desa-desa dengan tuntutan soal kelangkaan pupuk. Hal demikian dilakukan sebagai upaya untuk menyampaikan keluhan terhadap para pemangku kebijakan, tentang tidak adanya pupuk subsidi untuk kebutuhan yang sudah berlangsung sekian lama.



Dua hari yang lalu, ratusan masyarakat di desa Timu kecamatan Bolo melakukan baikot jalan lintas provinsi, menuntut soal kelangkaan pupuk. Kemudian hari berikutnya, hal serupa kembali terjadi di Desa Tambe kecamatan Bolo, bahkan yang memimpin aksi demonstrasi itu di oleh ketua BPD setempat. Sementara hari ini 8 Januari 2020 masyarakat petani desa Rade juga melakukan aksi baikot jalan, lagi-lagi masalah kelangkaan pupuk dan meminta pertanggungjawaban pihak distributor CV. Rahmawati, sebai distributor pupuk wilayah kecamatan Madapangga.



Kepala pupuk Kaltim (PKT) wilayah NTB, Slamet Riyadi melalui Hand phone Rabu 8 Januari 2020. Kepada media ini, mengakui bahwa saat ini memang ada keterlambatan pendistribusian pupuk dan beda dari sebelum-sebelumnya, Hal itu terjadi akibat keterlambatan SK yang dikeluarkan oleh kementerian, sebagai syarat dilakukan pendistribusian pupuk. Biasanya Minggu ke Empat SK itu sudah nyampe ke provinsi, untuk diteruskan ke kota/kabupaten Agar kepala-kepala dinas mengeluarkan SK sebagai syarat untuk pendistribusian pupuk sesuai dengan kebutuhan para petani.



"Memang ada keterlambatan pendistribusian pupuk kali ini, kelemahan dari kementerian yang terlambat keluarkan SK" ungkap Slamet.



Tetapi sekarang SK itu keluar pada tanggal 03 Januari. Sehingga kita kordinasi dengan provinsi dan lembur kerjakan pada hari Minggu sampai Senin, agar semua dinas pertanian kota kabupaten segera mengeluarkan SK, supaya pupuk segera didistribusikan ke semua penger dan petani. Dan sejak kemarin sore pupuk sudah mulai didistribusikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan para petani. "Sejak tanggal 03 keluarnya SK menteri untuk provinsi, kita mulai kerja dan Alhamdulillah kemarin sore pupuk sudah mulai didistribusikan" tutur Slamet.



Untuk masalah saat ini bukan kesalahan dari kita sebagai supplier, distributor atau pun dinas terkait. Ini akibat keterlambatan administrasi dari kementerian, sehingga terjadi seperti ini dan bukan karena kelangkaan. Adapun persediaan untuk kebutuhan selama Ntb empat (4) bulan kedepan, kita masih memiliki stok sebanyak 4.000 ton. "Masalah ini bukan kesalahan siapa-siapa, dan ini murni karena keterlambatan keluarnya SK menteri, sementara persediaan kebutuhan untuk 4 bulan mendatang sudah tersedia sebanyak 40.000 ton" terang Slamet.



Diakhir wawancara Slamet juga menyampaikan, bahwa tahun ini Ntb mendapatkan penambahan jumlah pupuk. Di tahun sebelumnya Ntb mendapat kuota sebanyak 161 ribu ton, sementara untuk tahun ini mendapat jatah 169 ribu ton. Dan untuk kabupaten Bima sendiri sebelumnya mendapat jatah 31 ribu ton dan saat ini meningkat menjadi 35 ribu ton. Dalam hal ini saya sudah memerintahkan, kepada seluruh distributor yang ada di kabupaten Bima untuk memenuhi semua kebutuhan petani, berapa pun banyak harus dipenuhi.



"Meskipun secara nasional terjadi pengurangan produksi sebanyak 1 juta ton, tetapi Alhamdulillah kita di Ntb justru mendapat penambahan sebanyak Delapan (8) ribu ton dan kabupaten Bima bertambah Empat (4) ribu ton" tutupnya.(Mus)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.