Maraknya Pelacur Intelektual Dalam Menyikapi Pilkada


Penulis : Furkan, S.sos (Politisi PPP) & Maulana Hidayatullah, ST (Pemuda Millenial)


Ada tiga kelompok intelektual yang satu sama lain perbedaannya sangat  tajam. 


Pertama : Intelektual yang mengabdi pada kebnaran, keadilan dan kemanusiaan secara universal. Mereka bisa berasal dari berbagai kalangan, kampus, komunitas agama, penggiat LSM, jurnalis, budayawan, seniman dan ilmuwan yang menggeluti disiplin ilmu tertentu (fight dengan resiko).


Kedua : Intelektual yang menentang perubahan, mereka lebih memilih nyaman dan menikmati  keuntungan dari kondisi  yang ada walaupun disadarinya bahwa sedang terjadi carut marut dan penuh kebobrokan, mereka tidak mau mengambil resiko yang merugikan dirinya, oleh karna itu tidak bisa berharp munculnya perubahan dari intelektual kategori kedua  (rada-rada jilat).


Ketiaga : Intelektual yang mengatakan dirinya "netral" (intelektual yang mengatasnamakan obyektifitas). Mereka selalu mengatakan dirinya tidak memihak ke mana-mana dan kebanyakan dari kelompok mereka selalu menunggu arah  angin, menunggu pemenang dulu, cari aman dan tidakk berani mengambil resiko dalam menentukan sikapnya tapi paling cepat nongol menuju barisan depan (cari muka).


Kadang kala inteketual jenis ini menamakan dirinya sebagai intelektual pasifis, intelektual cinta damai,  kebobrokan tidak perlu ditentang, karena pasifisme mengajarkan tentag  kedamaian bahkan terhadap sebuah kebusukan dan  kejahatan sekalipun (intektual model ini sangat parah).(**)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.