New Normal Dorong Pemulihan Ekonomi Indonesia


Oleh : Edi Jatmiko


Fase new normal yang sedang kita masuki membawa efek positif, terutama di bidang ekonomi. Masyarakat boleh beraktivitas kembali di luar rumah. Pasar mulai buka lagi dan roda ekonomi kembali berjalan. Pabrik-pabrik juga mulai beroperasi. Inilah harapan baru di era new normal, agar kesehatan ekonomi Indonesia makin membaik.



Ketika ada yang protes akan dibukanya era new normal, maka mungkin ia tidak mengerti bahwa fase ini membawa banyak dampak positif, terutama di bidang ekonomi. Saat orang-orang boleh keluar rumah setelah sekian lama diwajibkan stay at home, yang paling gembira adalah pedagang kaki lima, karena mereka mendapatkan pembeli lagi. Driver ojek online yang mengendarai sepeda motor juga boleh mengangkut penumpang kembali, setelahs ebelumnya hanya boleh mengantar barang atau makanan.



Temapt yang pertama kali dibuka di era new normal adalah pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Mengapa harus pasar? Karena di sana adalah pusat ekonomi suatu kota atau desa.



Bayangkan, ketika pasar harus ditutup karena corona, berapa banyak perputaran uang yang jadi berhenti? Oleh karena itu, pasar yang dibuka membawa harapan baru. Tak hanya bagi pedagang yang berjualan di dalamnya, namun juga penjaja makanan dan minuman ringan di sekitarnya, juga tukang parkir. Mereka bisa memperoleh pendapatan kembali.



Di dalam pasar juga wajib menaati protokol seperti semua pedagang harus memakai masker. Jika bisa, ada jarak minimal 1 meter antar pengunjung. Ada pula rapid test yang dilakukan secara rutin dan semua pedagang wajib mengikutinya. Jika ada yang positif kena corona, maka pasar harus ditutup selama beberapa waktu, dan pedagang itu langsung diisolasi di Rumah Sakit. Pasar tersebut juga wajib disemprot cairan disinfektan.



Pusat perbelanjaan modern juga dibuka lagi dan para pegawainya bisa bernapas lega, karena mendapatkan gaji lagi. Apalagi jika mereka masih dalam status outsource, ketika bisa masuk kerja lagi di era new normal, amat disyukuri. Ada efek domino positif dari pembukaan pusat perbelanjaan, karena para tukang parkir dan pedagang kaki lima di sekitar Mall juga kecipratan rezeki.



Pembukaan pasar dan pusat perbelanjaan di era new normal tentu sesuai dengan prosedur dan tidak mengabaikan protokol kesehatan. Di depan Mall disediakan tempat cuci tangan, lengkap dengan sabunnya.



Para pengunjung wajib memakai masker dan sebelum masuk ke area, wajib diperiksa suhu badannya. Orang yang suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat celsius, dilarang masuk. Begitu pula dengan orang yang usianya sudah di atas 50 tahun, mereka tidak boleh masuk ke Mall karena dianggap sebagai manula yang rentan tertular virus covid-19.



Selain pasar dan pusat perbelanjaan, maka bidang pariwisata juga dibuka kembali di era new normal. Pengusaha hotel dan tempat rekreasi bisa merasa senang karena PSBB sudah agak dilonggarkan, sehingga bisa menerima tamu lagi yang berasal dari luar kota. Mereka tentu juga mematuhi prosedur kesehatan dan semua tempat mulai dari lift, tangga, sampai lobi, disemprot disinfektan 4 jam sekali.



Para karyawannya juga bisa masuk kerja lagi setelah terpaksa dirumahkan, karena sebelumnya sepi pengunjung. Walau sudah membanting harga habis-habisan. Mereka optimis bahwa bisnisnya kembali berjalan di era new normal, setelah nyaris ambruk karena mengalami kerugian ketika pandemi covid-19 berlangsung.



Pembukaan new normal membawa optimisme di bidang ekonomi. Ketika pasar dan tempat publik lain dibuka lagi, maka roda ekonomi bergulir lagi. Indonesia pun bebas dari ancaman resesi di akhir kuartal 2020 dan kondisi finansial negara mampu bangkit lagi.(**)



Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.