Mahasiswa Bawa Keranda Mayat, Simbol Matinya Kepercayaan Masyarakat Pada Bupati Bima


Bima, Media NTB - Aliansi Mahasiswa Bima Makassar Menggugat kembali melakukan aksi demonstrasi yang ke 3 (tiga) kalinya. Terkait pengelolaan anggaran Virus Corona (Covid-19) dalam memberikan warna baru dalam dunia pergerakan.



Aksi hari ini agak berbeda dengan sebelumnya, tapi kali ini diwarnai dengan tetrikal karena sudah kesekian kalinya mereka melakuka  orasi di depan Kantor Pemerintah Daerah Bima. Namun tidak pernah ditemui oleh Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri selaku Bupati Bima.



"Entah kenapa Bupati Bima enggan menemui kami". Tutur M. Nor selaku koordinator lapangan. Senin (06/07/2020).



"Kali ini kami mengangkat tema Matinya Kepercayaan Rakyat sehingga dengan adanya tetrikal tersebut. Sebagai simbol matinya kepercayaan masyarakat Bima terhadap pemimpin hari ini" jelasnya.



Di kesempatan yang sama Yusuf selaku Jendral Lapangan menuturkan bahwa "Kami juga memadukanya dengan hari Jadi Bima yang ke 380 dan Hari Bhayangkara ke 74" ucapnya.



Sebagai simbol matinya kepercayaan rakyat, masa aksi membawakan keranda mayat disertai dengan tetrikal rakyat yang menjerit ditarik lehernya dan dipaketkan dengan beberapa puisi perlawanan.



Walaupun masa aksi melakukan tetrikal namun mereka tetap fokus pada tuntunya yakni, bebaskan biaya rapid tes dan swab kepada mahasiswa, pelajar dan masyarakat. Juga transparansi penggunaan anggaran covid-19.



Serta membuat kebijakan melalui peraturan daerah untuk kesejahteraan mahasiswa yang kuliah di luar Kota. Dan menetapkan peraturan untuk menekan kestabilan harga pupuk, obat-obatan, dan mengstabilkan harga hasil pertanian. Tutupnya(Ucok).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.