Orasi Ilmiah Diwisudawan STIT SGB, Tanamkan Nilai Budaya Bima


Bima, Media NTB -
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima, kembali mencetak sarjana strata satu (S1) angkatan ke-XVII sebanyak 64 orang. Dalam acara wisudawan-wisudawati kali ini tampak berbeda dengan sebelumnya, karena tahun ini orasi ilmiah disampaikan langsung oleh Dr. Sampara Palili, M.Pd.I yang baru selesai menyandang gelar S3 di kampus Universitas Islam Malang. Merupakan Dosen tetap di kampus STIT SGB.



Dalam orasi ilmiah tersebut mengangkat tema internalisasi nilai budaya lokal melalui proses pendidikan. Dan tema tersebut merupakan hasil riset penelitian disertasi dengan bahasannya menghabiskan waktu sekitar 20 menit.



"Dalam orasi kali ini terdapat adanya beberapa nilai kearifan lokal yang sekarang aktuaisasinya dianggap sudah mulai memudar. Disebabkan kehidupan sosial masyarakat yang dulunya monokultural society, semakin hari semakin bergerak menuju kehidupan mutikutural society. Sehingga nilai budaya lokal eksistensinya mulai tergerus oleh budaya pendatang. Dan dilemanya ternyata budaya pendatang sebagiannya tidak dengan norma kehidupan sosial masyarakat kita" kata Dr. Sampara Palili, M.Pd.I dalam orasi ilmiahnya. Senin (21/12/20).



Diakuinya, bahwa budaya pendatang yang tidak sejalan itu, seperti budaya melukisi tubuh (bertatok) dengan gambar naga, ular, tengkorak dan gambar lainnya, begitupula dengan budaya mewarnai rambut, melubangi telinga dan mabuk-mabukan. Kesemuanya ini merupakan budaya pendatang yang sangat tidak sejalan dengan budaya masyarakat Bima. Bahkan kemudaratannya lebih cenderung dibanding faedahnya.



Dengan alasan inilah selaku pemerhati pendidikan dan budaya mencari alternatif untuk menangkal hal tersebut, dan ditemukan salah satu solusi yaitu, dengan menanamkan kembali nilai kearifan lokal. Yang disinyalir hampir punah melalui dunia pendidikan seperti yang telah dilakukan di salahsatu sekolah di Makassar. 



Uniknya lagi, kata Sampara sapaan akrabnya, bahwa budaya lokal suku Bugis Makassar banyak mengandung kesamaan dengan budaya masyarakat Dana Mbojo (Tanah Bima). Sehingga hasil riset ini dapat pula diterapkan pada instansi pendidikan formal di wilayah tercinta Bima ini.



Adapun budaya yang bagus untuk diterapkan itu seperti, annyomba ripuange. Yaitu budaya taat kepada penguasa alam yaitu Allah swt, kalau diartikan dalam kehidupan masyakat Bima (Mbojo) dipahami dengan istilah budaya percaya kepada Allah (Imbi RumaTaala) yang wajib dijalankan seluruh manusia.



"Sipakatau, diartikan saling berprilaku dan bersikap memperlakukan manusia sebagaimana mestinya. Sementara kalau dalam masyarakat Bima dikenal dengan budaya (Kanda’di Dou) saling memuliakan tanpa melihat latar belakang. Sedangkan Sipakalebbi, diartikan sebagai saling menghargai, (Kacoi Angi) budaya ini lebih menghargai pendapat, paham, aliran, golongan dan agama yang diakui orang lain" jelasnya.



Ada juga, Sipakainge diartikan sebagai saling mengingatkan (Kawara kali cempe angi), dan Siri napacce diartikan malu mencuri walaupun dalam kondisi melarat (Maja). Serta Assipalolo yang artinya antri (Kasama Weki), Assibantu saling membantu gotong royong, (Bantu Angi).



Mangkasa, diartikan cinta kebersihan (Dihi’ ade diraso), Baji kana diartikan perkataan yang baik, (Tupa nggahi ra eli), Baji sipa diartikan berprilaku yang baik, (Tupa ruku rawi), Attojeng-tojeng bersunguh-sungguh, (Kapoda Ade), Lempu, diartikan, jujur (Rombo). Apabila diberi amanah tentu harus dijaga dengan baik, bila berjanji harus ditepati dan bila berkata harus benar.



"Namun nilai budaya yang telah dipaparkan dapat ditanamkan melaluiproses pendidikan yang variatif, seperti melalui pendidikan intrakurikuler, pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum. Kokurikuler, pekerjaan rumah (PR), melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan tambahan diluar pelajaran wajib. Pembiasaan rutin, seperti sholat wajib maupun sunnah, puasa, membaca serta menulis" ucapnya


 

Bahkan program reguler ada market day, tahajud bersama, mabit (malam bina iman dan taqwa). Program unggulan, penggalangan dana, khotmil quran, pensi (pentas seni). Tutupnya(Ucok).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.