Bukber dan Silaturahmi Akbar IKA dan HMW Yang Dirangkaikan Diskusi Terbuka Berjalan Lancar


Bima, Media NTB - Acara buka puasa bersama (Bukber) dan silaturahmi akbar Ikatan Alumni  Makassar (IKA) Wera-Bima dan Himpunan Mahasiswa Wera pada hari  ke-28 ramadhan atau H-2 lebaran yang digelar di pantai INA SEI pada ,Selasa (11/05/21) berjalan lancar dan penuh khidmat



Kegiatan yang digelar tersebut juga diisi dengan dialog terbuka yang menghadirkan empat narasumber handal, yang masing memaparkan beberapa persoalan dan problematika. 



Sebelum berjalannya diskusi dan dialog terbuka, terlebih dahulu panitia pelaksana menyampaikan laporan kegiatan yang berlangsung, adapun tujuannya yakni merangkul kembali silaturahim yang sempat terputus antara senior dan junior serta supaya bisa lebih saling kenal untuk bisa saling mendukung dalam hal apapun.



Setelah itu dilanjukan dengan sambutan Camat Wera yang merupakan alumni Makassar.H. M Ridwan, S. Sos dalam sambutannya berharap silaturahmi yang digelar tersebut tidak hanya sampai disini, ada kelanjutannya, ini karena keterbatasan dan kondisi pandemi covid yang belum selesai ini, makanya kita jarang bersilaturahmi, mudah-mudahan kedepan lebih baik dari hari ini, kami siap untuk mendukung rencana kedepan baik adik-adik HMW maupun dari IKA perlu kerjasama dan dukungan semuanya 


"Saya sangat berharap semuanya dapat bekerjasama dengan baik, mulai dari sekarang hingga kedepan, baik antara senior dan junior maupun antara pemerintah, pemuda, mahasiswa dan masyarakat" tandas Aji Ridwan


Kemudian masuk dalam acara selanjutnya yakni dialog dan diskusi terbuka, yang disampaikan langsung oleh ke empat narasumber handal yakni. M. Tayeb, Muhammad Yunus, Firdaus Djalal dan Syaifulah H. Anwar. Keempatnya merupakan sama-sama alumni Makassar yang sudah berkontribusi baik di daerah maupun di tingkat nasional.



Muhammad Yunus dalam menyampaikan pendatapnya pada dialog  tersebut bahwa, kebutuhan utama teman-teman mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah adalah memenuhi kebutuhan intelektualnya, peningkatan sumberdaya manusia sehingga kwalitas ide, gagasan dan pemikiran itu bisa berkembang baik dikalangan aktivis mahasiswa terutama teman-teman yang hidup di HMW dan yang kedua, substansi keberadaan HMW berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan ini yang senantiasa harus dilaksanakan ketika kembali ke kampung halaman. 



"Kedepannya cetakan dari HMW itu dia akan masuk di pemerintahan dan sekolah-sekolah atau kembali ke Masyaraka, indikator keberhasilan para sarjana tidak mesti menjadi PNS tetapi mampu bergelut di dunia bisnis dan lain-lain" Jelasnya



Firdaus Djalal dalam paparanya. Namun sebelum Iyah menyampaikan hal itu terlebih dahulu Iyah berharap mengirimkan alfatihah untuk alumni Makassar Almarhum Jubir Darsun 



"Semoga perjumpaan ini merupakan perjumpaan yang barokah kita dipertemukan diujung Ramadhan, sebelum saya menyampaikan pendapat atau gagasan, saya meminta kepada teman-teman dan saudara-saudara semua  agar kiranya kita dapat mengirimkan alfatihah kepada kakanda kita Jubir Darsun" 


Menurutnta bahwa Pengetahuan kita bisa lebih bermanfaat bagi diri kita dan bagi keluarga kita dan bagi masyarakat kita, apabila kita mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.



Saya berharap kita sama-sama berikhtiar untuk mencari ilmu pengetahuan, merubah cara pandang, merubah paradigma kita, untuk bisa lebih baik dalam perubahan diri kita, keluarga maupun masyarakat yang ada di kecamatan Wera ataupun Kabupaten 



Terimakasih kepada IKA Makassar yang menjadi ruang berkeluh kesah bagi sarjana-sarjana muda, tentu adik-adik Mahasiswa, untuk bersilaturahmi gagasan, saling bertukar pengalaman, semoga nilai-nilai spirit ini tetap terjaga dan terbangun



"Kita akui dalam ruang atau konteks hari ini dimana arus informasi dan arus digitalisasi cukup menjadi hal yang dahsyat dalam perkembangan zaman ini"



Saya kira dengan berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi ini, sudah tidak lagi sebuah batasan di mana teman-teman berada karena kita disatukan dalam ruang digital ataupun ruang daring yang kita sebut semua kita bergantung pada paket, kita dianggap aktif ketika kita punya paket, kalau tidak ada paket yah, wasallam atau mungkin. Jelasnya



Sementara itu giliran Sayfulah H. Anwar yang biasa disapa Bang Ayang oleh kerabat dan adik-adiknya menyampaikan pengalaman kerja dan tantangan kedepan, menyampaikan bahwa



"Saya hari ini mengabdi di Wera dan bergelut dengan dinamika dan berbagai persoalan sehingga saya tau betul mulai dari ujung kuku kaki sampai ke ujung rambut, terutama dalam persoalan pemerintah desa-desa masing-masing dan pola-pola masyarakatnya"



Oleh Pemerintah pusat sekarang Desa sudah diberikan  otonomi dengan lahirnya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Tantangan kedepan adalah pemerintah desa ini bekerja semau gue, artinya teman-teman berhenti saja mengkritisi negara karena negara itu sudah memberikan uang ke desa, jadi berapa periodepun presiden ataupun bupati kalau desa tidak bagus maka tidak akan bagus juga dia, karena sekarang desa yang memegang peranan penting.



"Artinya teman-teman saya harus terbuka, karena ini kepentingan kita bersama bahwa pengelolaan kita hari ini amburadul, karena desa-desa di kabupaten Bima ini lebih diprioritaskan infrastruktur, sementara pembangunan sumberdaya manusia lebih penting, sehingga IPK kita masih segitu-gitu saja, seharusnya lebih memprioritaskan beasiswa untuk teman-teman yang kuliah seperti ribuan desa di pulau Jawa sana" cetus Ayang

"Kita juga harus mereposisi HMW ini karena data terakhir tingkat pengangguran terbuka di NTB itu setelah SMA yang 15% lalu diikuti oleh universitas tingkat pengangguran nomor 2 justru tinggi ketimbang SMA, sekitar 5, 2% data 2019 apalagi 2020 dan 2021 dengan tantangan Covid-19" ungkapnya.(Iphul)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.