Jadi Narasumber Webinar FK Unram, Wagub NTB Tekankan Stunting Dapat Diatasi Melalui 5 Pilar STBM


Mataram, Media NTB - Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan bahwa stunting bukan semata-mata masalah gizi saja, tetapi masalah lingkungan dan sanitasi juga. Sehingga, 5 Pilar STBM menjadi sangat penting untuk bisa dicapai oleh Provinsi NTB.

 

 

“Pemberian edukasi stunting tidak hanya murni masalah kesehatan saja, tetapi masalah lain seperti literasi, lingkungan, kebencanaan dan sebagainya. Sehingga di NTB juga sudah tercipta 7.610 Posyandu Keluarga”, tuturnya.

 

 

Hal tersebut disampaikan Ummi Rohmi, sapaan akrabnya, ketika menhadiri dan menjadi narasumber dalam Webinar “Aksi Nyata Untuk Mendukung Upaya Penurunan Stunting: Kebijakan, Penelitian, dan Pengembangan Masyarakat” dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Mataram melalui aplikasi Zoom di Pendopo Wakil Gubernur pada Sabtu (15/20).

 

 

Ummi Rohmi menyampaikan bahwa KSB (Kabupaten Sumbawa Barat) menjadi pioneer pertama di Indonesia untuk deklarasi 5 Pilar STBM, dan hal tersebut sangat menunjang Kesehatan di NTB, yakni: stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum/makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.

 

 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. H. Lalu Fikri Hamzi, menjelaskan bahwa update terakhir berdasarkan aplikasi E-PPDM, angka stunting balita di NTB sudah 16,99% dengan input data 99,46%.

 

 

“Dalam hal ini Pemprov NTB sudah mendorong kabupaten/kota untuk seluruhnya bisa deklarasi 5 Pilar STBM, karena lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap derajat Kesehatan terutama stunting”, ucap Fikri.

 

 

Sementara itu SEAMEO (Southeast Asian Minister of Education Organization) RECFON (Regional Center for Food and Nutrition) memiliki program yang berkomitmen dalam upaya pencegahan dan mitigasi stunting dengan pendekatan berbasis pangan dan menguatkan potensi pangan lokal untuk optimasi status gizi.

 

 

Hal tersebut dikemukakan oleh Staf Akademi SEAMEO RECFON, Dr. Ir. Umi Fahmida, MSc., yang juga Country Lead dalam studi Action Against Stunting Indonesia.

 

 

“Dengan disepakati Indonesia diwakili oleh Lombok Timur dalam program kami, dengan sasaran terkait kemiskinan, kelaparan, kesehatan, serta pendidikan yang berkualitas juga kesetaraan gender dan air sanitasi. Kami berharap upaya percepatan stunting bisa lebih baik lagi”, pungkasnya.(Nina/Her/Diskominfotik)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.