Mampu Menurunkan Inflasi Secara Signifikan, Provinsi NTB Mendapat Apresiasi


Mataram, Media NTB -
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Provinsi NTB dalam rangka membahas ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat menjelang akhir tahun 2022 di Gedung Sangkareang pada Rabu (16/11).

 

Pada kesempatan tersebut Gubernur menyampaikan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat mendapat apresiasi karena mampu menurunkan inflasi secara signifikan.

 

"Kita termasuk provinsi yang diberi apresiasi oleh kementerian dalam negeri karena mampu menurunkan inflasi secara signifikan", ungkap Bang Zul.

 

Orang nomor satu di NTB itu juga berharap NTB terus bisa menekan angka inflasi karena menurutnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sia-sia ketika angka inflasi juga tinggi.

 

Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si, juga menjelaskan saat ini Pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga NTB sebesar 7.10, dari yang sebelumnya rilis triwulan pertama sebesar 7.7, dan kedua sebesar 5.99. Meski inflasi terjadi, angka pertumbuhan juga bergerak positif.

 

Event-event nasional maupun internasional yang terselenggara selama ini di Provinsi NTB juga merupakan salah satu ikhtiar yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

 

Selain itu, Pemprov NTB juga terus berupaya memacu investasi di daerah, mengefektifkan serta optimalisasi aset-aset milik daerah sebagai sumber pendapatan dan lain sebagainya. Sehingga diharapkan kehadiran investor yang terus dikawal oleh OPD juga menjadi solusi dari situasi yang serba sulit nantinya.

 

"Kita berharap dengan kerja baru semangat baru 2023 kedepan, mudahan pertumbuhan ekonomi bisa kita pertahankan, event-event kedepan juga semakin bisa kita sukseskan", tutup Miq Gita.

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan inflasi dalam dua bulan terakhir, antara lain komoditi bahan pokok penyumbang inflasi tertinggi adalah Tomat, Bawang Merah,dan Beras. Data tersebut berdasarkan pengamatan dari data inflasi yang ada di kota yang dijadikan sampel atau acuan utama yaitu Kota Mataram rata-rata inflasi 10 persen dan Kota Bima inflasi 28,5 persen.(NM)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.