Walikota Bima Jadi Narasumber Interactive-Talkshow Ketangguhan Terhadap Bencana
Bima,
Media NTB - Selasa, 5 Juni 2018, bertempat di Hotel
Lombok Astoria – Mataram, Walikota Bima M. Qurais H. Abidin menjadi narasumber
pada kegiatan Interactive-talk show dengan tema Climate Resilient Sustainable
Livelihood (CRSL) dan Climate Smart Disaster Risk Management (CSDRM) yang
diselenggarakan oleh OXFAM Indonesia.
Walikota hadir didampingi
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima, Kepala Dinas Sosial Kota Bima, dan Kepala
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bima.
OXFAM di Indonesia telah
melaksanakan program Kemanusiaan yg berfokus pada beberapa subprogram yang
dilaksanakan secara terpadu, antara lain: Membangun Ketangguhan Masyarakat
Terhadap Bencana, Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana berbasis pasar dan
technology, dan Advokasi Nasional.
Pada program advokasi, OXFAM
bekerja sama dengan Pemerintah di tingkat Nasional dan Daerah, antara lain
dalam mendorong Pelembagaan Pengarusutamaan Gender dalam Pengelolaan Bencana
(PUG dalam PB), Memperkuat kebijakan dan praktik Pengelolaan Risiko Bencana
yang terpadu dalam Pembangunan Berkelanjutan, Akuntabilitas Pendanaan
Kemanusiaan, dan Pengelolaan Sumber Daya Air yang berperspektif Pengurangan
Risiko Bencana.
Tujuan program kemanusiaan
tersebut diatas adalah untuk menyumbang pada peningkatan ketangguhan perempuan,
laki laki, anak perempuan dan anak laki laki laki, serta kelompok rentan
lainnya terhadap bencana dan perubahan iklim, sehingga dapat menggunakan
hak-hak mereka untuk mendapatkan dukungan berkelanjutan dalam memperkuat
ketangguhan pada masa mendatang.
Bagian dari pelaksanaan programnya,
OXFAM memfasilitasi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran
bersama para lembaga mitra pelaksana proyek, Pemerintah Pusat dan Daerah,
Penerima manfaat, dan pihak terkait lainnya. Hasil pembelajaran bersama ini
menjadi masukan pada pengembangan program kedepan yang akan disesuaikan dengan
prioritas perkembangan pengelolaan bencana di Indonesia.
Pada tahun 2018 ini, OXFAM
mengemas proses pembelajaran tersebut melalui interactive -talk show yang
dihadiri oleh berbagai lembaga mitra dan jaringan kerja OXFAM, antara lain:
Lembaga Pengembangan Partisipasi Demokrasi dan Ekonomi Rakyat (LP2Der Kota
Bima); Lembaga Pengembangan Sumberdaya Nelayan (LPSDN Lombok Timur); Yayasan
Lembaga Kemanusiaan Masyarakat Pedesaan (YLKMP Lombok Utara); Pusat Kajian dan
Perlindungan Anak (PKPA Medan); Jemari Sakato (Sumatera Barat); Aksara
(Yogyakarta); IDEA (Yogyakarta); SUAR Indonesia (Kediri, Jawa Timur); Koalisi
Perempuan Indonesia NTB; Yayasan Pengembangan Pengkajian Sosial (Flores Timur,
NTT); dan CIS Timor (Kupang, NTT).
Dari unsur NGO dan UN, hadir
antara lain Care Internasional, Save The Children, Yayasan Plan Indonesia,
Luteran World Relief Indonesia, Mercy Corp Indonesia, Church World Services
(CWS), UNOCHA, Wahana Visi Indonesia, dan Islamic Relief.
Dari unsur akademisi dan
instansi Pemerintah, hadir pimpinan BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan
Dinas Koperasi dan UMKM se-Provinsi NTB dan NTT, serta dari Universitas
Mataram, Resilient Development Initiative ( RDI), Balai DAS Provinsi NTB, dan
Forum PRB Provinsi NTB.
Walikota Bima menyampaikan
materi “Membangun Ketangguhan Kota Bima” dengan mengulas kapasitas
penanggulangan bencana Kota Bima yang meliputi 3 aspek, yaitu regulasi,
anggaran, serta koordinasi dan komitmen.
Dari aspek regulasi, ada beberapa
peraturan yang diterbitkan, antara lain: Perwali Nomor 05 Tahun 2009 dan Perda
Kota Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan BPBD Kota Bima; RPJMD
2013-2018 Kota Bima yang mengamanatkan pembentukan 38 kelurahan tangguh bencana
yang terinspirasi dari pembentukan kelurahan tangguh OXFAM di Kota Bima; Perda
Kota Bima Nomor 4 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana
yang mengamanatkan pengalokasian anggaran penanggulangan bencana minimal 1%
dari belanja langsung APBD; Peraturan Walikota Bima Nomor 48 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pengalokasian Anggaran Penanggulangan Bencana minimal 1% dari belanja
langsung APBD, serta Perwali Kota Bima Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Peran Dunia Usaha Dalam Penanggulangan Bencana.
Anggaran penanggulangan
bencana di Kota Bima terus meningkat dari tahun ketahun, mulai tahun 2009
sebesar Rp. 100 juta, hingga tahun 2018 naik menjadi Rp. 45,18 milyar. Selain
itu ada dana tak terduga yang disiapkan dalam APBD Kota Bima setiap tahun
anggaran rata-rata sebesar Rp. 12 milyar, yang terutama dapat digunakan untuk
kebutuhan penanggulangan bencana.
Dari aspek koordinasi dan
komitmen, Pemerintah Kota Bima terus memperkuat koordinasi internal dan
eksternal, baik dengan FKPD, pemerintah pusat dan Provinsi, LSM, NGO, dunia
usaha, komunitas dan lainnya.
“Kami juga berkomitmen untuk
mereplikasi program baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, LSM,
serta NGO”, kata Walikota.
Ia secara khusus mengucapkan
terimakasih kepada OXFAM yang telah membantu membangun Kota Bima sebagai kota
tangguh bencana. Pada akhir sesi, Walikota menerima graphic recorder atau
rekaman sesi dalam bentuk sketsa grafik yang dibuat oleh tim OXFAM selama sesi
paparan berlangsung.
Selain Walikota Bima,
narasumber lain diantaranya Perencana Utama Kedeputian Bidang Pengembangan
Regional Kementerian PPN/BAPPENAS/Ketua Tim Perumus Rencana Induk
Penanggulangan Bencana (RIPB) 2015-2045, Humanitarian Unit Department of
Foreign Affair Trade (DFAT) Australia (Topik: “Dukungan Pemerintah Australia Dalam
Membangun Ketangguhan Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim di Indonesia), dan
Ferdinand, Phd, MNRE, dari Departemen Geofisika dan Metereologi – Institut
Pertanian Bogor (Topik: “Pemanfaatan Data Proyeksi Iklim di Indonesia dalam
perencanaan membangun ketangguhan terhadap bencana dan perubahan iklim”).(M)
Post a Comment