Bupati Bima Tatapmuka dengan Tim SurfAid Indonesia
Bima, Media NTB - Tim SurfAid Indonesia, organisasi nirlaba yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ketahanan dan kemandirian masyarakat di daerah terpencil yang terhubung melalui kegiatan surfing/selancar dengan sumber pendanaan dari Australia & New Zealand Rabu (10/8) melakukan silaturahmi dengan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri SE di Pendopo Bupati Bima.
Pada tatapmuka tersebut, Bupati didampingi Kepala Bappeda dan Litbang Suwandi ST MT, Kadis Lingkungan Hidup Ir. Jaidun, Kabid Perencanaan Pembangunan Ekonomi Ashadi SKM, M.Kes. Sementara Tim SurfAid terdiri dari Manajer Nusatani Chandra Nurhasanuddin, Project Manager Nusatani Bima Hasudungan Sahat Maruli Tua dan Field Coordinator Rahmatinnija memaparkan informasi terkait pelaksanaan kegiatan SurfAid di Kabupaten Bima periode 2019-2022.
Bupati Bima pada tatapmuka tersebut mengungkapkan, dalam banyak kegitan sektoral cenderung mentik beratkan pada aspek fisik, padahal peningkatan kapasitas SDM sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, Pemerintah daerah memberikan apresiasi atas dukungan SurfAid dalam memfasilitasi peningkatan kapasitas dan mengubah pola pikir para petani khususnya di kecamatan parado sebagai lokasi proyek.
Pasca dikeluarkannya kabupaten Bima dari daftar daerah tertinggal oleh Kementerian Desa, maka tantangan organisasi perangkat daerah terkait adalah mencari terobosan dan inovasi agar peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Menyinggung keberadaan aset yang berasal dari kegiatan proyek, dengan akan berakhirnya masa kerja Program Nusatani di kecamatan Parado, sejumlah aset yang ada akan diserahkan kepada kelompok petani penerima manfaat. OPD terkait mepalukan pengawasan dan pemerintah desa diminta menjaga dan memelihara aset yang diserahkan tersebut". jelas Bupati.
Sebelumnya, Manajer Nusatani Chandra Nurhasanuddin dalam penjelasannya kepada Bupati Bima memaparkan, di kabupaten Bima, lokasi kerja SurfAid di Kabupaten Bima adalah di Kecamatan Parado yang mencakup 5 Desa dan melaksanakan Program bernama Nusatani. Program ini menekankan pola pendekatan pertanian yang sensitif gizi. Tujuan tujuan jangka panjang adalah meningkatkan status ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat terpencil di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima dengan sasaran program sebanyak 1.000 Petani kecil dan keluarganya di Kecamatan Parado.
SurfAid dan Pemerintah Kabupaten Bima kembali menandatangani memorandum Saling Pengertian (MSP)/ MoU sebagai dasar pelaksanaan kerja sama MSP tersebut berlaku mulai Maret 2020 hingga Juni 2024. Hingga Juli 2022, sejumlah capaian Nusatani antara lain terbentuknya dua kebun percontohan (demo farm) dengan sistem irigasi sederhana di desa Lere dan desa Parado Wane dan pelatihan bagi 900 petani berkaitan dengan pertanian sensitif gizi.
SurfAid juga memfasilitasi pelatihan bagi Pelatih (ToT) praktek pertanian, penanganan dan praktek keuangan yang baik bagi pendamping desa, relawan pertanian dan penyuluh pertanian, juga menerbitkan 4 sertipikat badan hukum badan usaha milik desa. Capaian lainnya berkaitan dengan keberadaan proyek adalah menurunnya jumlah balita yang mengalami berat badan kurang dan tidak adanya kasus stunting selama periode Maret hingga Juli 2022 dan terlatihnya 246 personil relawan Covid-19". Jelas Chandra.(NM)
Post a Comment