Kadis Kominfotik NTB, Doktor Najam: Memerangi Hoaks Tugas Bersama Stakeholder dan Lapisan Masyarakat
Mataram, Media NTB - Kadis Kominfotik NTB Dr. Najamuddin
Amy, S.Sos, MM menyatakan bahwa masih ada persepsi masyarakat secara umum bahwa
pembangunan bangsa dan daerah hanya menjadi peran pemerintah saja. Padahal
semua stakeholders adalah subjek dan objek pembangunan. Tugas pemerintahan,
pelayanan dan kemasyarakatan di era ini harus dilakukan secara sinergi dan
kolaboratif. Termasuk memerangi Hoax, fakenews, hate speech di media sosial
menjadi tanggung jawab dan peran kolaborasi bersama semua elemen bangsa.
“Karenanya
dalam teorinya itu ada tiga domain yang berperan agar negara dan pemerintahan
dan masyarakat kita ini maju yakni
Government (Pemerintah), Private Sector (Dunia Usaha) dan Civil Society
(Masyarakat). Masyarakat ini direfresentasikan oleh Komunitas, NGO dan
kelompok2 pemerhati berbagai persoalan bangsa,” kata Kadis Kominfotik NTB pada
Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk
Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks terkait Isu Kesehatan di tujuh Kota di
Indonesia di Lombok Plaza Convention & Hotel Mataram, Selasa (13/6/2023).
Saat
membuka kegiatan tersebut, Bang Najam sapaan familiar Kadiskominfotik ini
mengingatkan bahwa tiga unsur ini harus berperan. Dalam hemat Bang Najam,
kegiatan Mafindo ini setidaknya telah meringankan tugas pemerintah. Semua unsur
harus memiliki komitmen dan berkewajiban untuk mengentaskan kemiskinan,
pendidikan yang masih rendah sampai dengan urusan berita bohong atau hoaks.
“Saya
sudah lama bertemu dengan banyak teman-temen CSO NGO baik dalam dan luar negeri
terkait untuk mempasilitasi programnya ke Provinsi maupun di kabupaten/kota di
NTB,” kata Bang Najam dihadapan seluruh Kepala Bidang lingkup Diskominfotik NTB
dan puluha peserta lainnya.
Menurut
Bang Najam, sosialisasi, edukasi dan penyebaran informasi massif oleh Diskominfotik
terkait pencegahan dan penanggulangan informasi hoaks ini sudah dilakukan dan
terus berkelanjutan. Karena itu dari tuju kota di Indonesia yang menjadi
sasaran kegiatan Mafindo ini, tidak salah memilih Provinsi NTB. Seluruh
steakholder semua kita libatkan.
Ia
mencontohkan, salah satu bukti nyatanya itu sangat erat kaitannya dengan
kesehatan yakni keterlibatan Dinas
Kominfotik NTB dengan membuat Aplikasi Corona pada saat Covid-19 dengan
melibatkan seluruh steak holder yang ada.
Ia
juga menyebut contoh lain seperti menyebarnya berita hoaks di tahun 2019,
dimana akan terjadi gempa besar di selatan Lombok. Tentu saja dengan berita
hoaks tersebut berdampak negatif bagi pada seluruh aktivitas keseharian
masyarakat bahkan melumpuhkan roda perekonomian masyarakat.
“Karena
itu saya mengajak kita semua untuk tetap berjuang dan menjadi yang terdepan
dalam melawan dan memerangi hoax ini. Karena jangan sampai NTB ini rugi karena
persoalan berita hoaks yang menyesatkan dan merugikan semua pihak,” tutupnya.
Manager
Patnership Mafindo Pusat Dewi Sari melaporkan, tujuan acara ini diskusi bagi
penguatan penanganan dan pencegahan informasi hoaks khususnya di Kota Mataram.
Selain itu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemahaman isu
kesehatan dan cara menyikapinya.
Selanjutnya,
membangun kepedulian pemangku kepentingan setempat mellaui aksi nyata dalam
menangani hoaks pada isu kesehatan (kejadian ikutan pada pasca Imunisasi,
kesehatan Ibu dan Anak, Vaksin dan penyakit tidak menular lainnya. Menghasilkan
kesepakatan bersama untuk tindak lanjut di lapangan dan pada diskusi berikutnya
akan dilakukan pembahasan lebih jauh
mengenai hasil dari tindaklanjut ini.(nm)
Post a Comment