Pj Gubernur NTB Kunjungi Pulau Bungin Sumbawa
"Suasana desa Pulau Bungin banyak berubah yang tetap adalah padatnya. Tetap dikenal sebagai pulau terpadat di dunia. Desa yg terdiri dari Dusun Tanjung, Dusun Sekatek dan Dusun Bungin itu dihuni 3.467 jiwa (1.032 KK)," jelas Miq Gite.
Miq Gite menceritakan tahun 1990, dirinya sering ke Pulau Bungin memberikan penyuluhan catatan sipil, penataran P4 dan keperluan lainnya. Ketika dirinya masih jadi staf di Pemkab Sumbawa selama 5 tahun, mengawali kariernya sebagai CPNS/PNS.
"Alhamdulillah, setelah berkeliling kampung dan berkunjung ke dermaga, ditemani Sekdes Bung Marzuki, selanjutnya melaksanakan Sholat Jum'at di Masjid Al Ikhlas," urainya.
Miq Gite juga menjelaskan masyarakat Pulau Bungin merupakan warga keturunan Suku Bajo yang masih menggunakan bahasa ibunya (Suku Bajo Selayar). Beranak pinak mendiami Pulau Bungin sejak lama. Sebelum meletusnya Gunung Tambora (1815).
Setelah melaksanakan sholat Jum'at berjamaah, Miq Gite bersilaturrahmi dengan keturunan Panglima Abdullah Mayyu. Panglima laut kesultanan Sumbawa. Miq Gite pun berkesempatan melihat bendera Naga Putih yang dibawa dari Selayar Bajo Sulawesi Selatan. Bendera itu menjadi panji-panji Armada Panglima Abdullah Mayyu yang menguasai teritori laut dari Empang sampai Sekongkang. Ada pula Bendera Lipan Api yang dibawa dari Sultan Sumbawa.
"Sayang, waktu mampir terbatas. Belum sempat nikmati Kuliner Seafood khas Bungin termasuk Kerupuk Tripang olahan UMKM seperti yg diceritakan Pak Kades. Dua jam berada di Pulau Bungin, terasa nyaman, silaturahmi yang membahagiakan. Insya Allah, saya datang lagi untuk sambung sillaturahmi dan buru kuliner Tripang khas Bungin yang konon banyak khasiatnya," pungkasnya.(nov/dyd)
Post a Comment