Sempat Memanas, Warga Desa Rada dan Nggembe Sepakat Islah
BIMA, Media NTB - Warga
Desa Rada dan Warga Desa Nggembe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima NTB yang sempat
memanas akhir-akhir ini, kini sepakat untuk sebuah kata islah. Capaian kata
islah dilakukan di Aula Kantor Kecamatan Bolo, Selasa (5/12/2017) yang dihadiri
oleh Wakapolres Bima, Kabag Sumda Polres Bima, Camat Bolo, Kapolsek Bolo, Kades
Rada dan Kades Nggembe beserta seluruh tokoh masyarakat yang ada di dua desa
tersebut.
Wakapolres
Bima Kompol. Abdi Mauludin S. Sos menyampaikan, kehadiran warga Rada dan
Nggembe untuk menyepakati sebuah kata perdamaian sangat bernilai dimata hukum
bahkan dimata Allah SWT akan mendapatkan ganjaran pahala. Tak hanya itu, Waka
Polres juga menyampaikan bahwa untuk mewujudkan damai antara kedua belah pihak
adalah tanggung jawab bersama.
"Mari
kita saling merangkul untuk tetap terjalin suatu silaturahim yang baik antara kita
semua,"katanya.
Ia
melanjutkan, kata islah tidak ada hubungan dengan proses hukum selanjutnya.
Dalam hal ini, proses hukum yang berkaitan dengan kasus pembunuhan Rudi Abakar
warga Rada yang dilakukan oleh warga Nggembe yakni tersangka Rijal. Tak hanya
itu, kasus pemukulan warga Nggembe Wahyudin dkk yang dilakukan Joni kakak
kandung Rudi Abakar akan tetap berjalan. Dan yang berkaitan dengan proses hukum tersebut, pihak Kepolisian akan
menegakkan supremasi hukum sesuai UU yang berlaku.
Sementara
Camat Bolo Mardianah SH menyampaikan, kehadiran warga Rada dan Nggembe saat itu
patut diapresiasi. Karena hal itu adalah bentuk kesadaran hukum yang tinggi
dilakukan kedua warga. Dirinya
mengharapkan kepada kedua belah pihak agar menanggalkan semua masalah yang
terjadi. Dan selanjutnya menata hidup dengan membuka lembaran baru.
"Mari
kita tanggalkan semua masalah yang muncul. Dan kita buka lembaran
baru,"ujarnya.
Yunus
H. Ismail warga Desa Rada mengatakan, dirinya mendukung penuh upaya islah yang
dilakukan saat itu. Terkait hal itu, dirinya mengharapkan kepada semua pihak
agar proaktif terkait proses hukum yang sedang dilakukan pihak Kepolisian
dengan saling terbuka.
"Mari
kita saling terbuka. Apapun yang dibutuhkan pihak Kepolisian dalam penegakkan
hukum harus dibantu," Ajak tokoh masyarakat ini.
Diakuinya,
pertikaian yang terjadi saat ini tidak ada manfaatnya, bahkan hanya membuat
kita semua terpecah belah. Hal itu sangat tidak sesuai dengan nurani kita,
karena hakikatnya kita adalah keluarga.
"Mari
kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin yang disertai dengan hati yang
ikhlas,"tuturnya.
Hal
yang sama juga disampaikan oleh Lukman warga Desa Nggembe mengatakan, apa yang
dilakukan saat ini sangat diinginkannya. Hal itu dikatakannya agar semua
masalah bisa secepatnya diselesaikan dan tidak berimbas hingga munculnya
masalah baru. Untuk itu, apapun yang harus dilakukan untuk mendukung
terciptanya Kamtibmas, mestinya mendapatkan respon baik dari semua unsur
sehingga instabilitas tetap terjaga.
Warga
lain, Muhammad dari Desa Nggembe, meminta kepada semua pihak yang hadir agar
bisa membuat suatu pernyataan islah hitam diatas putih agar apa yang telah
terjadi tidak terulang kembali sampai kapan pun. Hal itu perlu dilakukan agar
tidak membias dan muncul masalah baru.
"Islah
harus dibuatkan pernyataan dan semua harus ikut membubuhkan tanda tangan,"
harap orang tua Dedi Wahyudin selaku korban pemukulan yang diduga dilakukan
oleh Joni warga Desa Rada ini.(M)
Post a Comment